Pada tanggal 24 Agustus 2001 pesawat Airbus A-330 243 milik maskapai Air Transat mengalami mati mesin pada kedua mesinnya ditengah tengah Samudera Atlantik dalam penerbangan dari Toronto Kanada ke Lisbon Portugal namun pilot berhasil mendaratkan pesawat di Azores Portugal dengan gliding tanpa mesin sejauh 121 km.
Hal ini menandakan bahwa pesawat terbang sudah diproduksi dengan tingkat keselamatan yang tinggi sebagai perwujudan dari komitmen semua pelaku industri aviasi untuk selalu mengutamakan keselamatan penerbangan.
Akan tetapi seperti yang penulis sudah sebutkan sebelumnya bahwa pesawat terbang merupakan kesatuan sistem yang didalamnya tidak hanya seperangkat instrumen belaka tapi juga ada unsur manusia serta kehendak Yang Maha Kuasa, kecelakaan bisa terjadi dan dengan faktor diluar dari pengoperasian pesawat tersebut.
Kita pasti masih mengingat kecelakaan pesawat BAC Concorde yang mengalami kebakaran pada salah satu mesinnya pada fase lepas landas pada 25 Juli 2000 yang menewaskan seluruh awak dan penumpangnya.
Investigasi yang dilakukan oleh badan keselamatan penerbangan Perancis yaitu Bureau of Enquiry and Analysis for Civil Aviation Safety (BEA) menyebutkan salah satu penyebab dari kebakaran mesin Concorde ketika itu adalah serpihan metal yang terjatuh di landasan pacu yang mengenai ban pesawat dan kemudian menyebabkan kebocoran pada tanki bahan bakar nya. Serpihan tembaga tersebut adalah milik pesawat DC-10 yang  lepas landas sebelum pesawat Concorde.
Sebagai rangkuman, Segala kemungkinan bisa terjadi dengan banyak faktor penyebabnya, kecelakaan pesawat ataupun lainnya adalah kejadian yang kita semua tidak inginkan terjadi, segala usaha kita sudah lakukan untuk memastikan keselamatan akan tetapi kita tak bisa melawan kehendak Sang Maha Kuasa serta dengan doa dan berharap agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi.
Turut berduka cita atas kecelakaan Boeing B-737 89P semoga arwah kru dan penumpang diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Referensi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H