Tulisan ini bersifat opini dari penulis dengan didasari oleh beberapa hal seperti sejarah hingga penggunaan dari bandara itu sendiri.
Revitalisasi bandara Halim Perdanakusuma sudah dimulai dengan mulai ditutupnya bandara tersebut untuk penerbangan sipil dan militer selama proses revitalisasi berlangsung.
Hampir dapat dikatakan semua bandara di Indonesia dalam sejarahnya merupakan pangkalan yang dikelola Angkatan Udara kita, namun seiring dengan pertumbuhan penerbangan komersial di Indonesia, pangkalan pangkalan udara ini digunakan juga untuk penerbangan komersial.
Mulai dari pangkalan udara tipe D hingga A yang memiliki kekuatan udara didalamnya yaitu skadron udara, hampir semua kini menjadi bandara., hanya meninggalkan beberapa pangkalan yang masih berfungsi sebagai pangkalan udara seperti pangkalan udara Iswahyudi Madiun sebagai kediaman pesawat pesawat tempur kita dan Atang Senjaya di Bogor kediaman Helikopter.
Penggunaan pangkalan pangkalan militer sebagai bandara ini sangatlah berguna untuk menumbuhkan perekonomian di daerah tersebut, hal ini karena aviasi sipil merupakan salah satu industri penggerak perekonomian.
Hal ini memang umum dillakukan oleh negara negara didunia, misalnya di Amerika dikenal dengan joint-use airport serta Airport Military Programme yang meng konversikan pangkalan militer menjadi bandara serta penggunaan bersama sipil dan militer.
Penambahan bandara melalui konversi ini tidak hanya berguna bagi daerah sekitar tapi juga dapat mengurangi kepadatan trafik di bandara bandara sekitar dengan mengalihkan penerbangan.
Joint-use juga digunakan di bandara bandara dI Indonesia seperti Makassar, Malang dan Yogyakarta.
Kembali ke Halim atau RTB..
Pangkalan udara Halim Perdanakusuma merupakan pangkalan udara tipe A (1) dimana terdapat beberapa skadron angkut serta satu skadron teknik untuk pemeliharaan pesawat, dan sama pada pangkalan udara lainnya fungsi dari pangkalan udara halim adalah untuk menjalankan operasi dan misi militer utama nya  angkut udara.
Angkut udara untuk VVIP juga terdapat pangkalan Halim dengan keberadaan Skadron VIP/VVIP disana.
Walau dalam sejarahnya Halim Perdanakusuma  pernah menjadi Bandara Internasional namun itu tidak permanen dan setelah bandara Soekarno Hatta dibangun, Halim Perdanakusuma dikembalikan fungsi nya sebagai pangkalan militer.
Seiring dengan bertambah padatnya trafik di Soekarno Hatta, Halim Perdanakusuna kembali melayani penerbangan sipil, joint-use dengan TNI AU.
Perkembangan terkini berupa revitalisasi untuk menambah atau upgrade Halim Perdanakusuma baik dari sisi udara bandara (airside), sisi darat (landside) hingga instalasi militer yang sudah ada.
Revitalisasi ini bisa mengisyaratkan akan tetap dilakukan joint-use sipil dan militer, disinilah opini penulis dimulai.
Bagi sebuah Ibu Kota memang bukan prioritas memiliki bandara khusus bagi Pemerintahaan baik untuk keperluan pejabat maupun untuk tamu tamu kenegaraan, selama ini semua tamu kenegaraan selalu menjadikan pangkalan Halim Perdanakusuma sebagai pemberhentian pertamanya.
Dengan kata lain bahwa pangkalan udara Halim Perdanakusuma merupakan pintu gerbang bagi tamu tamu kehormatan negara kita.
Keberadaannya di Ibu Kota negara tidak hanya dilihat dari sisi keuntungannya namun juga dari segi keamanan pesawat pesawat tamu dimana keberadaannya adalah di pusat kegiatan militer bukan untuk publik, sehingga keamanannya tidak perlu dipertanyakan lagi
Joint Base Andrews yang kini bernama Joint Base Andrews Naval Air Facility Washington adalah salah satu pangkalan militer yang secara khusus untuk penerbangan angkut Pemerintah serta sekaligus pintu gerbang bagi tamu tamu kehormatan.
Bisa dikatakan antara pangkalan udara Halim dan Joint Base Andrews Naval Air Facility Washington adalah saudara kembar karena kedua pangkalan sama-sama merupakan rumah bagi pesawat pesawat angkut militer.
Nah apakah tidak sebaiknya itu tetap seperti itu di masa mendatang?
Keberadaan Halim sebagai pintu gerbang tamu tamu serta untuk Pemerintahaan dengan tanpa joint-use dengan penerbangan sipil akan melancarkan trafik semua penerbangan VIP/VVIP selain dari tidak terganggunya operasi dan misi yang dijalankan oleh militer.
Joint-use tidak hanya dapat mengganggu penerbangan VIP/VVIP serta militer saja tapi juga penerbangan sipil dimana penerapan prioritas trafik diterapkan yang dapat membuat terjadi nya keterlambatan atau flight delays, sesuatu yang tidak disukai baik maskapai maupun penumpang sebagai pengguna jasa transportasi udara.
Selain itu penggunaan pangkalan udara Halim yang selama ini menjadi pintu gerbang tamu tamu kehornatan negara, seyogyanya bukan atau bercanpur dengan penggunaan umum atau public use.
Utamanya jika dari sisi keamanan serta efisiensi penggunaan untuk VIP/VVIP serta angkut udara militer, hal yang diterapkan oleh Joint Base Andrews Naval Air Facility Washington.
Namun demikian ini hanya sebuah opini dengan melihat beberapa hal dan yang dilakukan oleh negara lain.
Masa depan Halim Perdanakusuma sebagai pintu gerbang tamu tamu kehormatan dan juga sebagai basis operasi angkut udara militer sekaligus penerbangan Pemerintahan menurut penulis adalah sesuatu hal yang justru lebih ditingkatkan dan dengan tidak joint-use berdasarkan hal hal diatas.
Dan jika kita mengacu pada definisi kata revitalisasi pada wikipedia yaitu 'suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya, revitalisasi dapat berbentuk tahapan proses, cara, strategi menghidupkan atau menghidupkan kembali dari perencanaan awal yang belum tercapai' .
Maka arti dari kata vital disitu sudah menggambarkan keberadaan pangkalan udara Halim Perdanakusuma sebagai pangkalan vital.
Sebagai tambahan terakhir pula dari sisi penggunan pangkalan udara untuk militer yang tidak hanya untuk melakukan operasi dan misi nya tapi juga tempat latihan kru pesawat, jika semua pangkakan udara menjadi atau bercampur dengan penerbangan lainnya, tanpa ada pengganti nya, dimana lagi pihak miiter parkir pesawatnya, melatih kru nya dan melaksanakan tugas operasi nya tanpa ada gangguan ?Â
Penulis memohon maaf bila ada kata kata yang kurang berkenan.
Salam Aviasi.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H