"Luna... aku tau kamu aada didalam. Bukalah pintunya aku ingin meminta maaf"
Itu suara Shifa. Mau apalagi dia menemui ku. Apa yang tadi masih belum cukup membungkam dirinya.
"Luna, tolong buka pintunya. Aku bukan orang jahat. Aku ingin menolong mu."
Menolong apa? Apa dia ingin menjadi pahlawan untukku?Â
"Ayolah, aku berniat baik untuk menemui mu. Aku tahu kau butuh teman."
Tidak. Aku tidak butuh teman jika nantinya mereka juga yang membuatku rusak seperti sekarang.
"Tidak semua teman sama seperti yang kamu kira. Mungkin beberapa temanmu jahat, tapi aku tidak. Aku berani bersumpah, percayalah."
Ucapan Shifa membuatku tersentuh dan berpikir. Aku sangat jelas tahu maksud dari perkataan Shifa. Lalu, aku juga sangat jelas menampik perkataan dia. Tapi, mengapa tiba-tiba otakku berpikir dan seakan-akan memintaku untuk membiarkan dia masuk.Â
Apakah aku harus membukakan pintu untuknya? Tapi tanganku tanpanku kendalikan langsung membukakan pintu untuk Shifa.Â
"Aku bukan orang yang jahat seperti teman-temanmu itu, Luna. Aku justru ingin membantumu dan menemanimu. Percaya padaku."
"Memangnya aku kenapa? Aku merasa tidak membutuhkan bantuan dan ditemani olah siapapun"