Untuk memahami relevansi teori tersebut dengan situasi pandemi saat ini, ada beberapa hal yang bisa diamati dalam beberapa contoh dampak pandemi yang terjadi sebagai berikut:
1. Pengangguran atau PHK
Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling terdampak buruk akan adanya pandemi ini. Beberapa perusahaan dan usaha di seluruh dunia mengalami kesulitan untuk membayar para karyawan dan keberlangsungan usahanya untuk berdiri kokoh di masa resesi. Pembatasan aktivitas membuat para perusahaan kehilangan permintaan dari hasil produk atau jasanya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, banyak dari perusahaan yang mengambil langkah tegas guna menghindari kebangkrutan dalam sektor usahanya seperti melakukan pemutusan hubungan kerja massal yang menimbulkan permasalahan baru, yaitu tingginya pengangguran.
Hal ini memiliki kesimpulan bahwa PHK yang dilakukan oleh badan usaha merupakan sebuah public issues yang bisa menimbulkan sebuah personal trouble seperti ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, lalu berkausalitas ke depresi dan bunuh diri. Maka tidak heran apabila tingkat kematian di era COVID-19 ini tinggi, melainkan ada faktor lain selain wabah yang tersebar, yaitu masalah sosial.
2. Culture Shock dan Kebijakan
Pandemi yang membuat jarak dan waktu serasa menghilang ini, mengakibatkan aktivitas populasi di seluruh dunia beralih ke dunia daring. Di beberapa negara seperti Australia dan Korea Selatan merupakan contoh negara yang berhasil menumpas wabah ini melalui strategi mereka dengan pembatasan berskala dan testing atau tracking. Sehingga, bidang sosial yang ada di negara mereka terjalan dengan baik dan sempurna.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang memiliki penduduk yang besar dan pembangunan yang belum merata. Di bidang pendidikan, seharusnya siswa atau mahasiswa di Indonesia diharapkan bisa berjalan dengan baik, tetapi masalah lain seperti ekonomi dan infrastruktur yang belum merata membuat mereka tidak bisa beradaptasi dengan baik. Dari segi birokrasi dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah pun terbilang belum efektif karena cepatnya arus wabah ini yang mengharuskan pemerintah untuk membuat kebijakan secara cepat.
Tidak heran apabila kebijakan yang diterapkan selalu dievaluasi secara terus-menerus karena perencanaan yang baik memiliki unsur waktu yang lumayan lama dan komprehensif ketika merancangnya. Sementara wabah COVID-19 ini, bergerak dengan cepat sehingga pemerintah tidak bisa menyesuaikan kebijakan dan transformasi wabah dengan baik.
3. Program Pemerintah yang Aktif
Demi memperbaiki situasi kesejahteraan masyarakat di era pandemi, pemerintah menggalakan beberapa program sosial sebagai tindakan inklusif bagi seluruh keluarga di Indonesia.