"Gak apa-apa, Le. Cuman mau ambil sikat kamar mandi kemarin aku lihat disana" jawabku membohongi Bayu.
Bayu ternyata tak mendengar suara tadi, suara seperti orang membanting kaleng. Ada apa ini?, kenapa hanya aku yang mendengar suara itu, pikirku sembari berjalan menuju bangunan belakang.
Aku sampai di tangga, menaikkinya dengan pelan sembari mengamati sekeliling. Saat sudah berada di ujung anak tangga lantai atas, tak ku lihat apapun juga, semua barang masih tertata rapi pada tempatnya. Suara apa tadi?, Apa hanya pendengaranku yang tidak jelas?, apapun itu, sudah lah, aku mandi dulu.
Saat hendak mau turun, perasaanku aneh seolah ada yang mengamatiku. Aku coba melirik samping kanan, kiri, tak ku lihat apa-apa. Ku tengok belakang juga gak ada apa-apa. Mungkin hanya perasaanku, yang terus melanjutkan turun. Namun di pertengahan anak tangga, tiba-tiba mataku melirik ke atas atap bangunan mengikuti insting perasaan yang tidak enak, ku lihat sosok hitam yang tadi malam ku lihat.
Sosok hitam itu bergelantungan di atas atap bangunan belakang yang tak tertutup plafon. Kali ini nampak jelas bulu hitam legam menutupi tubuhnya. Wajahnya seperti babi hutan dengan taring panjang seakan-akan mau memasangku, ternyata itu memang genderuwo. Ini masih pagi, sinar mentari masih hangat, kenapa makhluk itu bisa muncul pikirku sejenak terpaku, berdiam melihat ke depan.
Wajahku pucat pasi, hilang semua ingatan akan doa mengusir setan, hanya bisa membaca semampunya. Aku berlari kencang menuruni tangga menuju kembali ke bangunan depan ke kamar Putut.
"Kenapa, Yan?" Tanya mereka, Putut dan Bayu berbarengan karena melihatku lari tergopoh-gopoh.
"Ada genderuwo, Tut, Le" teriakku, dengan nafas yang tersengal-sengal karena berlari kencang.
"Walah, aneh-aneh ae, Yan. Siang gini ada genderuwo" sahut Bayu menyangkal apa yang aku lihat.
"Kalau gak percaya, ayo kita lihat di bangunan belakang" pintaku kepada mereka yang gak percaya.
Kami bertiga pergi ke bangunan belakang, menaikki anak tangga menuju kamar atas. Memang tak nampak apapun di sana. Semuanya masih rapi tertata pada tempatnya. Hanya ada sandal berserahkan karena tertendang olehku saat lari.