Asik kami mengobrol, datang Putut yang sudah selesai mandi. Selanjutnya giliran Bayu mandi, sementara aku tetap menghisap batang rokok yang ketiga keluar kamar, Putut berganti pakaian untuk bersiap pulang ke Madiun bersamaku.
Satu batang rokok terakhir habis aku hisap, bayu juga selesai mandi, ini waktunya aku mandi. Aku pergi ke kamarku mengambil handuk lebih dulu, mencari-cari ternyata handukku sudah aku masukkan di paling bawah tas carer. Terpaksa aku mandi dengan mengambil salah satu handuk yang ada di tempat penjemuran samping kamar mandi.
Sudah biasa seperti itu, anak mahasiswa perantauan yang selalu bergantian, hanya urusan dalamen dan wanita yang tak bergantian karena kuatnya ikatan oleh rasa seperjuangan dan penderitaan.
Saat hendak masuk pintu kamar mandi, terdengar suara gaduh "gubrakkkk" dari bangunan belakang rumah. Seperti ada yang membanting kaleng.
"Mungkin itu Bayu, menjatuhkan barang. Bayu kan tadi habis mandi lamgsung ke kamarnya" pikirku, yang mencoba mengabaikan suara itu.
Aku sudah mau masuk kamar mandi, hendak menutup pintu, tatapanku kosong melihat Bayu ternyata berada di tempat jemuran samping kamar mandi. Â Memang tempat jemuran baju bisa dilihat melalui pintu kamar mandi jika sedang terbuka.
"Lantas suara siapa tadi membanting kaleng di bangunan belakang??" Pikirku yang heran dan penasaran.
Aku mencoba memberanikan diri pergi melihat, rasa penasaran yang besar telah mengabaikan rasa takutku.
"Mau kemana, Yan?, gak jadi mandi tah?" Tanya Bayu yang melihatku keluar kamar mandi menuju bangunan belakang.
"Mandi, Le. Tapi bentar, aku mau ke kamar atas bangunan belakang" jawabku sambil melangkah kecil ke bangunan belakang.
"Ada apa, Yan kesana?" Tanya Bayu, heran melihatku pergi menuju ke bangunan belakang.