Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writers and socio entrepreneur

Tingkatkan literasi untuk anak indonesia lebih cerdas karena indonesia minim literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Langkah Sang Pelangi di Tengah Duka

23 April 2023   20:44 Diperbarui: 23 April 2023   20:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di perjalanan, Vian hanya bisa berdoa atas kesehatan ayahnya sambil memikirkan jalan gimana ia bisa mendapatkan uang untuk biaya ke rumah sakit. Ia terus mencoba menghubungi lagi teman-temannya untuk meminjam uang, sampai akhirnya ia teringat Alif.

Vian pun mengirim pesan singkat untuk meminjam uang kepada Alif namun pesan itu belum dibalas Alif. Ia terus menunggu balasan dari Alif, sampai tak terasa mereka telah sampai di klinik Prima Husada.

Vian dan Pak Fery mendorong brankar tempat ayahnya tidur keluar ambulan untuk masuk ke dalam klinik. Brankar itu telah masuk ke klinik, menuju unit gawat darurat. Dokter dan perawat pun datang untuk memeriksa keadaan ayahnya, kemudian dokter meminta ayahnya untuk dirawat inapkan karena kondisinya tidak memungkinkan untuk rawat jalan.

Vian pun bergegas mengurusi proses rawat inap menuju ke bagian administrasi klinik. Sampai di bagian administrasi, dilihatnya ada Vida yang hari ini masuk kerja.

"Mas Vian, siapa yang sakit?" Tanya Vida.

"Ayah, Vid. Jantungnya kumat." Jawab Vian dengan wajah sedih.

"Innalillahi., Ini mas, mau ngurus rawat inap?, Ada asuransi kesehatan?" Tanya Vida.

"Iya, Vid. Ini ada asuransi kesehatan ayah. Tapi uangku sekarang cuman tinggal seratus ribu" jawab Vian sambil memberikan kartu asuransi.

"Oke, mas. Tidak apa-apa karena bayarnya nanti. Ini saya proses mas dan lihat nilai pertanggungannya. Oh ya, mas bukannya ada test kerja?" Tanya Vida sembari menginput data.

"Iya, Vid. Aku kayaknya tidak ikut test hari ini" jawab Vian.

"Mas, berangkat aja. Ini ayah biar aku yang bantu urus dan jaga di sini. Sayangkan kalau tidak ikut test, mumpung masih jam delapan kurang lima belas menit sekarang" ucap Vida kepada Vian.

"Serius, Vid!. Terima kasih Vid" sahut Vian sembari pergi untuk pamit ke ayahnya.

Vian pun kembali ke ruang unit gawat darurat bertemu dengan ayahnya dan pak Feri. Ia pamit ke ayahnya pergi sebentar untuk mengikuti test kerja yang akan dilaksanakan jam delapan pagi ini.

Ayahnya mengizinkan ia berangkat test disusul dengan pak Feri yang juga pamit untuk kembali bekerja di puskesmas. Tak lupa Vian dan ayahnya pun mengucapakan rasa terima kasih kepada pak Feri yang sudah membantunya mengantarkan ke klinik.

Hari ini begitu berat bagi Vian, karena segala ujian hidup datang di waktu yang tidak tepat dimana ia sedang mencoba meraih mimpi untuk mendapat pekerjaan tapi ia dihadapkan pada kesulitan yang membuatnya dilema.

Allah swt itu adil, karena janjinya selalu benar. Janji akan adanya kemudahan saat kesulitan itu datang. Vian pun pergi meninggalkan ayahnya yang sedang sakit di rumah sakit, tak lupa ia menitipkan ayahnya sebentar kepada Vida untuk mengikuti test yang menjadi mimpinya bisa bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun