Seorang pemuda polos dengan perawakkan kurus, hidung mancung, bersemangat melewati hari-harinya meski baru saja ia kehilangan pekerjaan sebagai penjaga toko, pekerjaan yang sudah tiga tahun dilakoninya.
Tak nampak sedih diraut wajah tampannya, wajah itu masih tersenyum semangat untuk memulai semuanya dari nol, dari yang terbawah.
Panggil saja Vian, nama yang biasa orang panggil untuk pemuda itu. Hari ini ia mencoba memulai mencari pekerjaan baru, pekerjaan yang lebih baik dan menjanjikan untuk masa depannya, mengingat ia adalah tulang punggung keluarganya.
"Bagaimana aku bisa menghidupi keluargaku?, kalau aku tidak bekerja," Pikirnya
Berbekal surat lamaran, ijazah SMK dan motor butut, ia berkeliling dari satu kantor ke kantor lainnya untuk melamar pekerjaan. Namun tak satupun kantor yang ia jumpai membuka lowongan pekerjaan.
Sampai lah ia di sebuah kantor, yang merupakan perusahaan jasa pengiriman milik negara.
"Dibuka lowongan kurir untuk wilayah Lamongan," dilihatnya spanduk besar yang ada di kantor itu.
Ia berhenti, memarkirkan motor untuk mencoba melamar disana, di kantor yang membuka lowongan kurir.
"Permisi, ada yang bisa dibantu?" tanya satpam
"Ini Pak, saya mau melamar, kurir," jawab Vian menyerahkan amplop berwarna coklat yang berisikan surat lamaran, ijazah, dan berkas lainnya kepada satpam.