Ia pergi, kembali pulang ke rumahnya dengan hati lega namun sedikit cemas menanti kabar pemanggilan untuk mengikuti test.
Di tengah perjalanan, pandangannya tertuju pada gadis berhijab memiliki hidung mancung, pemilik tanda lahir di sekeliling mata dan sebagian pipi sebelah kanannya, yang sedang mendorong motor. Ia mendekatinya berniat untuk menolong.
"Kenapa motornya?" tanya Vian
"Enggak tahu mas," jawab gadis itu dengan lembut
"Boleh saya lihat?" tanya Vian menawarkan diri untuk menolongnya.
Ia mulai mengecek motor gadis itu. Dilihatnya indikator bensin pada spedometer, bensin masih full. Kemudian ia melanjutkan mengecek kelistrikkan motor, dengan mencoba menyalakan motor itu.
"Oh,,, ini busi nya yang harus diganti," pinta Vian sembari menunjukkan busi yang sudah usang di motor itu.
"Terus gimana mas?" tanya gadis itu sembari berharap motornya bisa diperbaiki.
Ia teringat kalau di dalam jok motornya ada busi yang masih berfungsi beserta kunci untuk memasangnya.
"Tunggu!!, sepertinya aku ada busi yang berfungsi di dalam jok sepedaku," ucapnya dengan membuka jok sepeda motornya.
Lantas ia memasang busi itu, mengambil kunci, memutarnya pelan-pelan, melepas busi lama untuk menggantikannya dengan busi yang ia bawa.