Dalam kehidupan sehari hari kita tidak lepas dengan adanya emosi. Pernahkah kalian susah dalam mengatur emosi? Apa sebenarnya emosi itu? Mari kita kenali emosi yang ada dalam diri kita.
Emosi menurut Willian James adalah kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas apabila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya.
Menurut Wayman Crow Emosi adalah Pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa emosi adalah pola reaksi diri kita terhadap suatu kejadian yang spesifik. Hal ini dapat dipengaruhi dari pengalaman, latar belakang, dan budaya.
Ditinjau dari penampakannya (appearance), emosi manusia terbagi dua, yaitu emosi dasar dan emosi campuran. Dilihat dari sisi rentetan peristiwa dikenal ada emosi mayor dan emosi minor. Emosi primer terdiri dari enam macam emosi, yaitu kegembiraan (happiness/joy), ketertarikan (surprise/interest), marah, sedih (sadness/ distress), jijik dan takut. Adapun emosi sekunder merupakan gabungan dari berbagai bentuk emosi primer dan dipengaruhi oleh kondisi budaya di mana individu tersebut tinggal, contohnya rasa malu, bangga, cemas, dan berbagai kondisi emosi lainnya
Emosi dibedakan menjadi 2 jenis yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif adalah emosi yang selalu diidamkan oleh semua orang, seperti bahagia, senang, puas dan sejenisnya. Sebaliknya, emosi negatif adalah emosi yang tidak diharapkan terjadi pada diri seseorang. Namun, yang terakhir ini ternyata lebih banyak melilit kehidupan manusia, dan kebanyakan dipicu oleh konflik dan stres.
Bagaimana cara mengendalikan emosi yang kuat pada dalam diri kita?
Untuk dapat mengendalikan emosi yang kuat pada dalam diri, kita harus melatih kecerdasan emosional yang ada pada dalam diri. Apa itu kecerdasan emosional? Kecerdasan emosional yang juga sering disebut emotional intelligence atau emotional quotient (EQ). Menurut para pakar psikologi dan perkembangan mental, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi yang dirasakan sendiri maupun orang lain. Berikut beberapa cara mudah untuk melatih kecerdasan emosional yang ada pada dalam diri :
1. Kenali emosi yang dirasakan
Selalu tanyakan pada diri sendiri apa yang sedang dirasakan. Baik saat mengalami kejadian tak mengenakkan, mendapat kabar baik, bahkan ketika sedang bosan dan tidak bersemangat. Mengenal perasaan sendiri bisa membantu memprediksi tindakan apa yang akan dilakukan ketika menghadapi situasi tertentu.
2. Minta pendapat orang lain
Kadang, butuh pendapat dari orang lain untuk memahami diri sendiri. Tak masalah, hal ini dapat dilakukan dengan mencoba bertanya pada orang-orang terdekat soal pandangan mereka terhadap diri. Misalnya saat kelelahan, apa yang biasanya dapat dilakukan atau keluhkan? Bagaimana hal tersebut memengaruhi orang-orang di sekitar ? Hal ini akan membantu mengenali pola perilaku sendiri sekaligus memahami perasaan orang-orang yang dekat.
 3. Mengamati setiap perubahan emosi dan mood.
Biasakan untuk mengamati dan merasakan setiap perubahan emosi, suasana hati, atau pola perilaku. Contoh saat merasa uring uringan ketika akan memasuki kelas, mungkin saja hal tersebut merupakan rasa gugup yang dialami saat akan melakukan presentasi di kelas.
1.Menulis jurnal atau buku harian
Supaya lebih cepat menguasai berbagai teknik untuk mengelola emosi, catat segala aktivitas dan perasaan dalam sebuah jurnal atau buku harian. Dengan begitu, kita akan semakin mahir mendeteksi emosi yang dirasakan, penyebabnya, dan cara menangani emosi tersebut.
2.Berpikir sebelum bertindak
Untuk melatih kecerdasan emosional, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Kita perlu waktu untuk mempertimbangkan segala kemungkinan. Selain itu, kita juga jadi bisa melihat dampak yang ditimbulkan tindakan bagi diri sendiri dan orang lain.
3.Gali akar permasalahannya
Kadang, tantangan tersulit dalam melatih kecerdasan emosional adalah memahami orang lain. Maka, yang perlu dilakukan adalah mengasah empati.
Perasaan apa yang sedang dia sampaikan lewat tindakan atau kata-katanya?
Dengan memahami orang lain, kita pun bisa menggali akar permasalahan yang dihadapi oleh diri dan orang lain. Karena itu, penyelesaian masalah akan jadi lebih mudah dan lancar.
4.Berintrospeksi saat menerima kritik
Melatih kecerdasan emosional juga penting untuk dilakukan saat mengalami kejadian yang kurang mengenakkan seperti dikritik orang lain. Tanpa disadari, kritik adalah hal yang diperlukan untuk mengembangkan diri. Maka, daripada berkecil hati atau marah-marah, sebaiknya gunakan kesempatan ini untuk berintrospeksi.
Peran Orang tua.
Setiap anak memiliki dimensi feminin dan maskulin yang harus tumbuh secara seimbang dan proporsional sesuai dengan gendernya. Ayah mengisi sisi maskulin, dan ibu yang mengisi sisi feminin. Peran itu tak bisa saling menggantikan.21 Sisi maskulin anak yang mesti ditumbuhkan, misalnya , ambisi, daya juang, dan ketegasan.Â
Sedangkan sisi feminin anak yang mesti ditumbuhkan misalnya empati, kasih sayang, dan perhatian. Kesediaan menjadi pendengar, riang, bersyukur dan antusias.22 Adanya ekspresi untuk melepaskan beban yang dihadapi, tatap muka dengan lawan bicara (orang yang diajak bicara), reaksi lawan bicara , dan sentuhan fisik saat mencurahkan isi hati adalah hal-hal yang bisa meredakan tekanan atau emosi
Referensi :
JURNAL SAINTIFIKA ISLAMICA Volume 2 No.1 Periode Januari -- Juni 2015 ISSN 2407-053X.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI