Kadang, butuh pendapat dari orang lain untuk memahami diri sendiri. Tak masalah, hal ini dapat dilakukan dengan mencoba bertanya pada orang-orang terdekat soal pandangan mereka terhadap diri. Misalnya saat kelelahan, apa yang biasanya dapat dilakukan atau keluhkan? Bagaimana hal tersebut memengaruhi orang-orang di sekitar ? Hal ini akan membantu mengenali pola perilaku sendiri sekaligus memahami perasaan orang-orang yang dekat.
 3. Mengamati setiap perubahan emosi dan mood.
Biasakan untuk mengamati dan merasakan setiap perubahan emosi, suasana hati, atau pola perilaku. Contoh saat merasa uring uringan ketika akan memasuki kelas, mungkin saja hal tersebut merupakan rasa gugup yang dialami saat akan melakukan presentasi di kelas.
1.Menulis jurnal atau buku harian
Supaya lebih cepat menguasai berbagai teknik untuk mengelola emosi, catat segala aktivitas dan perasaan dalam sebuah jurnal atau buku harian. Dengan begitu, kita akan semakin mahir mendeteksi emosi yang dirasakan, penyebabnya, dan cara menangani emosi tersebut.
2.Berpikir sebelum bertindak
Untuk melatih kecerdasan emosional, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Kita perlu waktu untuk mempertimbangkan segala kemungkinan. Selain itu, kita juga jadi bisa melihat dampak yang ditimbulkan tindakan bagi diri sendiri dan orang lain.
3.Gali akar permasalahannya
Kadang, tantangan tersulit dalam melatih kecerdasan emosional adalah memahami orang lain. Maka, yang perlu dilakukan adalah mengasah empati.
Perasaan apa yang sedang dia sampaikan lewat tindakan atau kata-katanya?
Dengan memahami orang lain, kita pun bisa menggali akar permasalahan yang dihadapi oleh diri dan orang lain. Karena itu, penyelesaian masalah akan jadi lebih mudah dan lancar.