Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laskar Salju Pasukan Tahan Banting di Rusia

17 Januari 2020   16:25 Diperbarui: 17 Januari 2020   18:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja keras menggapa cita-cita, tiada kenal lelah, tahan banting dan terus berjuang. Kreasi: Syaripudin Zuhri.

Rupanya virus yang ditularkan Kompasiana sudah merajalela ke mana-mana, sampai ke negara " Beruang Merah", sampai ke negeri Putin, yang saat ini sedang musim dingin, dengan salju yang kian berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. 

Saya menahan untu tak menulis, eh ternyata tak tahan juga. He he he. Memang menggoda ini Kompasiana, padahal ga dapat apa-apa, kecuali merasa bahagia. Gitu aja.

Tahun ini (2019/2020) musim dingin seperti lambat datangnya, biasanya di bulan Oktober tahun lalu sudah turun dengan lebatnya itu salju, namun di musim dingin kali ini, di bulan Desember tahun lalu saja, hanya beberapa kali turun salju, dan itupun segera mencair, khususnya di Moskow.

Namun tulisan ini tidak bicara tentang salju secara khusus, tulisan ini terinspirasi dengan novelnya Andre Hirata, " Laskar Pelangi" yang novelnya Best Seller dan sudah mendunia, karena sudah diterbitkan di berbagai negara, bisa Anda baca pada novel tersebut terbitan terakhir, yang sudah puluhan kali cetak ulang, luar biasa memang novel tersebut, bahkan sudah diangak ke layar lebar, beberap tahun yang lalu.

Kisah tentang anak sekolah yang hanya terdiri dari sepuluh orang murid, yang sekolahnya sudah hampir rubuh, dengan dikelola oleh hanya dua orang guru, dan itupun yang satunya merangkap Kepala Sekolah di Bangka Belitung. 

Tapi semangat juang untuk tetap sekolah dan membangun peradaban di sekolah, patut diacungkan jempol, karena salah satu lulusan dari sekolah tersebut, yaitu pengangaranya sendiri, sampai kuliah di Sorbonne, Prancis dan mendapat gelar yang tak kalah bergengsinya.

Bayangkan, anak pulau yang jauh dari Ibu kota negara, sampai akhirnya bisa kuliah di negara besar, di Eropa Barat, Prancis dan bukan kuliah di kampus ecek-ecek, tapi di kampus bergengsi. 

Ini memang luar biasa. Lalu apa hubungnnya dengan Laskar Salju? Laskar Salju boleh juga disebut sekolah yang terjauh, terdepan dan " terpencil", karena memang jauh dari Tanah Air Indonesia. 

Sekolah yang berdiri di atas tanah milik perwakilan, yang hampir semuanya sarana dan prasarananya dari perwakilan, dikelola oleh orang-orang yang boleh dibilang siap banting tulang, peras keringat sampai kering.

Harus tahan banting di sekolah Laskar Salju ini, bila tidak, hanya derai air mata dan keluh kesah yang mendera. Tahan banting dalam arti sebenarnya, karena akan berhadapan dengan iklim yang keras, budaya yang kerasa, watak-watak yang keras, yang kadang mudah tersulut dengan api yang sangat kecil.

Maklum tekanan di Laskar Salju luar biasa, dari sekian pengajar yang ada, yang pada akhirnya tinggal yang tersisa hanya dua orang saja. Benar-benar seperti Laskar Pelangi.

Pada Laskar Pelangi ada 10 orang, di Laskar Salju juga 10 orang, dua orang masih belum jelas, apakah tetap atau akan pindah.

Kerja keras menggapa cita-cita, tiada kenal lelah, tahan banting dan terus berjuang. Kreasi: Syaripudin Zuhri.
Kerja keras menggapa cita-cita, tiada kenal lelah, tahan banting dan terus berjuang. Kreasi: Syaripudin Zuhri.

Hanya bedanya, kalau di Laskar Pelangi, 10 orang siswa ada di kelas yang sama, pada Laskar Salju ada pada jenjang dan tingkat kelas yang berbeda, dari tingkat sekolah dasar, menengah pertama sampai ke menengah atas, ada hampir di seluruh kelas dan jurusan. 

Dengan dua orang " penjaga gawang " atau " benteng terakhir" yang berjibaku di tengah-tengah dingin iklim di Rusia. Laskar Salju tetap semangat seperti Laskar Pelangi. 

Laskar Salju tetap bergerak dan maju di tengah badai, angin topan, angin puting beliung dan ganasnya alam. Karena Laskas Salju adalah akronim dari kata-kata berikut ini: Lincah, Amanah, Semangat, Kuat, Antik, Sabar dan Senyum, Antusias, Laju, Jujur dan Ukhuwah. 

Yuk kita bahas kata-demi kata, semoga memberikan motivasi yang kuat untuk para anggota Laskar Salju.

Loh kok jadi tentang akronim, kirain mau nulis novel seperti Laskar Pelangi? Mungkin ada yang bertanya demikian. Maunya sih begitu, tapi ternyata nulis novel tak semudah yang dibayangkan. 

Maka salut buat para penulis novel yang sampai mampu Best Seller berkali-kali. Seperti Laskar Pelangi, Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Harry Potter, Da Vinci Code, Perang dan Damai, Anna Karinena dan lain sebagainya.

Kita kembali ke Laskar Salju. Sebuah perjuangan memang tak pernah henti, kecuali maut telah menjemput. Begitu juga dengan Laskar Salju, yang terus bergerak di tengah gelombang. 

Semangat anak-anak yang berjuang jauh dari tanah airnya, melawan kesepian, bosen, iklim yang tak bersahabat di musim dingin, panas yang kering di musim panas, bibir yang meletak berdarah jika suhu begitu drastis turun di musim dingin, hidung yang tersumbat, mata air yang meleleh, bukan karena duka, tapi begitu dingin.

Kondisi demikian tidak membuat Laskar Salju menyerah kalah, hambatan dan rintangan yang mendera dijadikan bekal untuk hidup di masa depan yang lebih baik. Jauh dari teman-teman di tanah air, jauh dari permainan di pantai-pantai yang begitu banyak di tanah air, menahan diri dari rindu makanan yang lezat-lezat di tanah air. 

Laskar Pelangi terus bergerak dan bergerak kearah masa depan yang lebih baik. Anak-anak usia dini yang dibawa orang tua bertugas, tidak membut cengeng dan merengek manja. 

Laskar Salju tak menyerah dan kalah, Laskar Salju dilatih tentang kemandirian dan tanggung jawab, agar tetap teguh di tengah-tengah badai.

Ini salah satu yang menginspirasi agar generasi milenial di Laskar Salju tergerak dan terus punya inisiatif, kreatif dan inopatif. Foto; Syaripudin Zu
Ini salah satu yang menginspirasi agar generasi milenial di Laskar Salju tergerak dan terus punya inisiatif, kreatif dan inopatif. Foto; Syaripudin Zu

Laskar Salju sebagai salju adanya, mudah membaur, mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru dikenalnya, yang jauh berbeda dengan kondisi lingkungan di tanah airnya. 

Persahabatan unik dan antik, dari usia anak-anak di sekolah dasar sampai ke sekolah tingkat atas, menyatu. Bagai kakak adik yang tak bisa dilepaskan oleh cobaan sekeras apapun. 

Persahabatan unik diantara anggota Laskar Salju telah mengikat mereka seperti saudara, minimal saudara sebangsa dan setanah air.

Lebih unik lagi anggota Laskar Salju tidak seperti Laskar Pelangi yang tetap jumlahnya dari tahun ke tahun di sekolah dasar. Laskar Salju anggotanya turun naik mengikuti mobilisasi orang tua mereka. 

Jadi jumlah anggota Laskar Pelangi seperti hujan yang naik turun, kadang lebat, kadang sedang, kadang hanya gerimis kecil saja. Namun jumlah yang kecil tidak membuat Laskas Salju kecil hati, semangat tetap menyala, semangat pantang menyerah. 

Laskar Salju yang berjumlah turun naik, seperti labil, tapi tetap kokoh, Kecil tapi indah dan menawan hati.

Sekalipun badai yang menerjang, bukan membuat patah samangat, tapi terus berjuang tanpa kenal lelah untuk maju, demi masa depan yang lebih baik. 

Laskar Salju memang Laskar yang biasa, tapi isinya penuh dengan semangat perjuangan untuk tetap eksis, sekecil apapun potensi yang dimilikinya. 

Laskar Salju berisi anak-anak masa depan, anak-anak yang sekarang sedang berjuang untuk menjadi pemimpin di masa depan. Dan itu bukan omong kosong, banyak anggota Laskar Salju yang sudah menjadi " Orang ". 

Saat ini dan kancahnya bukan hanya di tataran nasional, regional, tapi juga internasional.

Laskar Salju adalah generasi milenial, anak-anak yang jauh dari tanah airnya, namun tak putus harapan untuk terus menimba ilmu, belajar dan belajar. Hambatan, rintangan, cobaan dan ujian bukan untuk dihindari. 

Bagi para anggota Laskar Salju hal itu semua adalah tantangan yang dihadapinya dengan kekuatan jiwa. Ketabahan dan kesabaran yang akut. Ini bukan main-main, dan bukan mainan! Laskar Salju akan terus menggelinding seperti bola salju, yang semakin lama semakin besar = BERSAMBUNG=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun