Laskar Pelangi terus bergerak dan bergerak kearah masa depan yang lebih baik. Anak-anak usia dini yang dibawa orang tua bertugas, tidak membut cengeng dan merengek manja.Â
Laskar Salju tak menyerah dan kalah, Laskar Salju dilatih tentang kemandirian dan tanggung jawab, agar tetap teguh di tengah-tengah badai.
Laskar Salju sebagai salju adanya, mudah membaur, mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru dikenalnya, yang jauh berbeda dengan kondisi lingkungan di tanah airnya.Â
Persahabatan unik dan antik, dari usia anak-anak di sekolah dasar sampai ke sekolah tingkat atas, menyatu. Bagai kakak adik yang tak bisa dilepaskan oleh cobaan sekeras apapun.Â
Persahabatan unik diantara anggota Laskar Salju telah mengikat mereka seperti saudara, minimal saudara sebangsa dan setanah air.
Lebih unik lagi anggota Laskar Salju tidak seperti Laskar Pelangi yang tetap jumlahnya dari tahun ke tahun di sekolah dasar. Laskar Salju anggotanya turun naik mengikuti mobilisasi orang tua mereka.Â
Jadi jumlah anggota Laskar Pelangi seperti hujan yang naik turun, kadang lebat, kadang sedang, kadang hanya gerimis kecil saja. Namun jumlah yang kecil tidak membuat Laskas Salju kecil hati, semangat tetap menyala, semangat pantang menyerah.Â
Laskar Salju yang berjumlah turun naik, seperti labil, tapi tetap kokoh, Kecil tapi indah dan menawan hati.
Sekalipun badai yang menerjang, bukan membuat patah samangat, tapi terus berjuang tanpa kenal lelah untuk maju, demi masa depan yang lebih baik.Â
Laskar Salju memang Laskar yang biasa, tapi isinya penuh dengan semangat perjuangan untuk tetap eksis, sekecil apapun potensi yang dimilikinya.Â