Mohon tunggu...
Virandra Yudinar
Virandra Yudinar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Qalbu Upaya Meningkatkan Kualitas Iman

17 November 2022   01:02 Diperbarui: 17 November 2022   02:18 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap umat manusia. Setiap hal perlu mendapatkan pendidikan begitu pun dengan qalbu. Qalbu atau hati tentunya sangat berkaitan dengan perasaan. Qalbu atau hati memiliki sifat yang mudah terbolak balik sesuai keinginannya atau bisa dibilang tidak konsisten.

Maka dari itu, mendidik qalbu ke arah kebaikan sangatlah diperlukan karena berpengaruh kepada naik turunnya keimanan seseorang. Jika qalbunya sudah keruh dipenuhi dengan Ujub, dengki, suudzon, dan lain sebagainya. Maka cara berpikir manusia tersebut akan mengarahkan kepada hal-hal buruk.

Namun sebaliknya jika qalbu seseorang dipenuhi dengan sifat-sifat terpuji seperti selalu sabar, ikhlas, berhusnudzan dan lain sebagainya maka sudah pasti implementasi yang akan ditimbulkan dari perilaku orang tersebut berada pada hal-hal yang positif.

Tak dapat dipungkiri bahwa qalbu juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas keimanan seseorang. Karena disanalah manusia menempatkan rasa percaya dan yakinnya. Qalbu juga mengalami fase sama seperti yang tubuh/jasmani manusia rasakan. Ia bisa sehat, sakit, bahkan mati. Maka qalbu dikelompokkan kedalam tiga kategori :

1. Qalbun Salim (Hati yang Bersih/Sehat)

Yakni yang dipenuhi dengan hal-hal positif dan terhindar dari berbagai gejala penyakit hati. Tentunya pemilik qalbun salim ini juga memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sangat kuat kepada Allah SWT. (QS. Asy-Syuara ayat 89) :

إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩

“kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”

2. Qalbun Maridh (Hati yang sakit)

Yakni keadaan hati yang dipenuhi perasaan labil, bingung antara memilih kebaikan atau kemaksiatan yang akhirnya lebih cenderung kepada hal-hal negatif sehingga dapat memicu adanya perbuatan buruk dari pemilik hati tersebut. Seperti Riya’, Hubudunya, Hasad, Dengki dan lain sebagainya. Dari penyakit hati tersebut dapat menimbulkan perilaku menebar fitnah, ghibah, Namimah, bahkan pembunuhan.

3. Qalbun Mayyit (Hati yang mati)

Yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mau menerima nasihat dari orang lain, bahkan sulit menerima suatu kebenaran disebabkan hatinya sudah mati dan keras. Ia sulit membedakan yang haq dan yang bathil. Sehingga yang bathil bisa saja dipandang baik dengan berbagai alasan. Contohnya seperti pacaran. Sudah jelas Allah menyuruh kita untuk menjauhi perbuatan yang mendekati zina di dalam Al-Qur’an. Dan pacaran itu merupakan salah satu perbuatan yang mendekati kepada larangan Allah tersebut.

 QS. Al-Isra ayat 32 :

وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk"

 

Qalbu dapat dikendalikan dengan adanya pendidikan. Bagaimana seseorang bisa senantiasa mengarahkan qalbunya kepada qalbun salim. Nah kita dapat melakukan berbagai upaya diantaranya:

1.  Memperbaiki hubungan dengan Allah SWT

Keimanan yang naik turun harus selalu direfresh dengan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. Seperti mengikuti kajian, membaca Al-Qur’an, memulai sesuatu secara bertahap contohnya seperti kita berusaha melakukan shalat Dhuha setiap hari 2 rakaat saja. 

Jika sudah menjadi kebiasaan maka tambahkan menjadi 4 rakaat begitu seterusnya. Karena perkara apapun jika sudah menjadi habits maka akan mudah untuk dilakukan, dan lain sebagainya.

2. Selalu mengingat Allah (Berdzikir)

Berzikir artinya selalu mengingat Allah SWT. Dengannya qalbu menjadi tentram. (QS. Ar-Ra’d ayat 28)

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”

3. Berdo’a

Ada doa yang diajarkan Rasulullah SAW :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu” (HR.Ahmad)

4. Selalu berusaha menempatkan diri berada pada lingkungan yang baik

Karena kita sebagai manusia terkadang tidak menyadari atau bahkan tidak mengetahui penyakit-penyakit hati yang sebetulnya ada pada diri sendiri. Maka disini peran lingkungan atau circle yang positif sangat dibutuhkan. Memilih teman yang baik sehingga dapat saling mengingatkan dalam hal kebaikan.

5. Muhasabah Diri

Selalu menyadari bahwa diri kita tidak sempurna dan harus memiliki prinsip hari ini harus lebih baik dari pada kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Dengan demikian, wajar saja jika kita sebagai manusia merasakan naik turunnya iman. Terkadang bersemangat dalam ibadah namun di lain hari merasa malas. Karena disana terdapat peran qalbu yang memiliki sifat senantiasa terbolak balik atau tidak konsisten. Walaupun begitu, kita harus berusaha mengendalikan qalbu kita pada kebaikan. dengan melakukan upaya-upaya diatas. Semoga Allah senantiasa menetapkan qalbu kita kembali kepada qalbun salim. Aamiin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun