Yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mau menerima nasihat dari orang lain, bahkan sulit menerima suatu kebenaran disebabkan hatinya sudah mati dan keras. Ia sulit membedakan yang haq dan yang bathil. Sehingga yang bathil bisa saja dipandang baik dengan berbagai alasan. Contohnya seperti pacaran. Sudah jelas Allah menyuruh kita untuk menjauhi perbuatan yang mendekati zina di dalam Al-Qur’an. Dan pacaran itu merupakan salah satu perbuatan yang mendekati kepada larangan Allah tersebut.
QS. Al-Isra ayat 32 :
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk"
Qalbu dapat dikendalikan dengan adanya pendidikan. Bagaimana seseorang bisa senantiasa mengarahkan qalbunya kepada qalbun salim. Nah kita dapat melakukan berbagai upaya diantaranya:
1. Memperbaiki hubungan dengan Allah SWT
Keimanan yang naik turun harus selalu direfresh dengan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. Seperti mengikuti kajian, membaca Al-Qur’an, memulai sesuatu secara bertahap contohnya seperti kita berusaha melakukan shalat Dhuha setiap hari 2 rakaat saja.
Jika sudah menjadi kebiasaan maka tambahkan menjadi 4 rakaat begitu seterusnya. Karena perkara apapun jika sudah menjadi habits maka akan mudah untuk dilakukan, dan lain sebagainya.
2. Selalu mengingat Allah (Berdzikir)
Berzikir artinya selalu mengingat Allah SWT. Dengannya qalbu menjadi tentram. (QS. Ar-Ra’d ayat 28)