Kondisi ini menunjukkan bahwa program kesehatan belum menjadi prioritas utama selama dua dekade terakhir.
Di sisi lain, tingkat pengangguran di Kabupaten Tangerang masih relatif tinggi. Para aktivis menilai, kurangnya peluang kerja dan program pemberdayaan masyarakat menyebabkan meningkatnya angka pengangguran, khususnya di kalangan pemuda.
Mereka mengkritik pemerintah daerah yang dinilai lebih fokus pada pembangunan fisik di beberapa wilayah tertentu, namun kurang memperhatikan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara keseluruhan padahal daerah ini sering disebut kota seribu satu industri.
Dengan 20 tahun di bawah satu keluarga, aktivis mempertanyakan apakah Kabupaten Tangerang telah berkembang sesuai dengan potensi dan harapan masyarakat, atau justru tertinggal dibandingkan daerah-daerah tetangga yang lebih dinamis.
Mereka mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam menilai perkembangan daerah ini dan mempertanyakan apakah dinasti politik benar-benar membawa manfaat bagi rakyat atau justru memperlambat kemajuan daerah.
*Penulis: Azis Patiwara aktivis mahasiswa Kabupaten Tangerang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H