Â
***
Â
-2022-
Â
Dalam sebuah kapel kongregasi lantunan "Litani Orang Kudus" terdengar begitu megah. Suasana begitu sakral dan mengharukan tatkala beberapa biarawati, termasuk Dhea merebahkan diri. Jari-jari tangan mereka terlipat satu dengan yang lain dan menempel di dahi mereka. Dalam hati, mereka mohon kepada Tuhan, Sang pemberi Panggilan agar menguatkan mereka untuk rela mati demi dunia dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Â Dalam posisi prostatio[posisi merebahkan diri. Lambang "mati bagi dunia" untuk para biarawan/biarawati yang mengucapkan kaul kekal] itu mereka mempersiapkan hati dan batin serta bersedia menyerahkan diri secara penuh kepada kongregasi tempat mereka berada demi pelayanan kepada Allah dan kepada seluruh umat-Nya.
Â
"Saya, Suster Veronika, berkaul dan berjanji di hadapan Allah dan kepada Ibu Provinsial kongregasi, sebagai wakil dari Ibu General kongregasi serta para penggantinya, sesuai dengan aturan dan undang-undang dasar kongregasi. Maka, dengan cara ini, saya akan taat kepada Ibu General, serta para penggantinya sampai mati."
Â
Dhea yang mengambil nama Veronika sebagai nama biaranya mengucapkan kaul kekalnya dengan lantang dan jelas di hadapan para hadirin, termasuk rekan-rekannya satu kongregasi. Tampak ayah dan ibunya menahan haru mendengar janji setia ketaatan sampai mati kepada Allah dan kongregasi putri mereka, Dhea. "Selamat, Dhea anakku. Ayah dan ibu rela melepasmu menjadi anggota kongregasi sepenuhnya. Doa dan restu kami selalu menyertaimu."
-Vinsen OSC-