"Ya, semoga kamu semakin mantap dan serius menjalani panggilan Tuhan sebagai biarawati. Semangat Suster Veronika!", Suster Carolina menanggapi jawaban Dhea.
Â
"Tapi Suster Carolina, aku menyadari bahwa penjubahan adalah awal dari perjuanganku untuk semakin mantap dan serius menjalani panggilan Tuhan. Justru, aku sekarang sedang takut. Aku takut, kalau di tengah  perjalanan nanti, aku memutuskan untuk mundur. Aku juga takut mengecewakan keluargaku dan juga Suster Carolina yang sudah mendukung dan mendoakanku", Dhea menceritakan ketakutannya kepada Suster Carolina.
Â
"Suster Veronika, jangan berpikiran seperti itu dan jangan takut. Tenang, Tuhan yang memanggil,  Dia juga yang akan menyertai dan menuntun setiap langkahmu. Kamu hanya tinggal berdoa dan meneguhkan  hatimu untuk serius dengan jalan panggilan ini. Ingat Suster Veronika, kamu adalah gadis yang istimewa di mata Tuhan sehingga kamu dipilih untuk menanggapi jalan panggilan suci ini. Jadi, semangat terus!", Suster Carolina memcoba memberi peneguhan dan semnagat kepada Dhea.
Â
"Terimakasih Suster Carolina", Dhea mengatupkan kedua tangannya lalu beranjak  dan menghampiri teman-teman seangkatannya yang sedang berkumpul.
Â
***
Â
Tangan  Dhea bergetar ketika lamunannya kembali meghadirkan cerita masa lalu saat ia berjuang untuk masuk ke biara ini. Di tangannya ada buku Puji Syukur yang membuka bagian "Doa Bagi Para Biarawan-Biarawati". Kemudian Dhea menatap foto keluarganya yang hadir saat  acara penjubahan. Di foto itu juga ada Suster Carolina yang menjadi idolanya saat itu dan yang mendampinginya sampai ia menjadi baiarawati saat ini. kemudia bibirnya berucap "Terimakasih ayah, ibu, adik untuk doa restu dan dukungan kalian. Doakan Dhea selalu agar Dhea selau serius danmantap dalam menjalani panggilan Tuhan. Terimakasih juga Suster Carolina yang selalu mendampingi Dhea sampai saat ini".