Mohon tunggu...
VINI ARISTIANTI
VINI ARISTIANTI Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudut Pandang Lain atas Sumbangsih Rakyat untuk Pendanaan JKN

24 November 2019   18:05 Diperbarui: 25 November 2019   08:22 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kenaika JKN. (sumber: Kompas/Didie SW)

Jumlah revenue masih belum banyak terganggu jika 90% dari kelompok PBPU yang terdampak melakukan turun kelas perawatan, ketika 10% yang tidak terdampak tadi tetap memilih pelayanan di kelas I. 

Namun jika 10% tingkat ekonomi teratas di sektor PBPU dan BP (rata-rata penghasilan sebulan Rp17,7 juta, dengan minimal Rp10juta dan maksimal Rp110juta) juga melakukan turun kelas pelayanan maka revenue program JKN tidak akan berbeda dari sebelumnya dan/atau berpotensi turun sesuai besar tingkatan penurunan kelas-nya dan frekuensi RT yang turun kelas. 

Yang lebih besar lagi risikonya adalah peserta atau RT yang kemudian menjadi menunggak dan keluar dari skema JKN-KIS.

Mendapatkan hasil seperti tersebut penulis mencoba berfikir melompat dari sistem yang ada saat ini. Berfikir mengenai konsep yang seharusnya yaitu setiap peserta berkontribusi (bergotong royong) dalam program JKN sesuai dengan kemampuannya. 

Jika dalam teori kemampuan membayar Russel (rata-rata rumah tangga di LMIC mengeluarkan 2-5% dari total pengeluarannya untuk kesehatan). 

Dengan pemikiran jika semua masyarakat indonesia berkontribusi/gotong royong dalam program JKN maka iuran tidak perlu dinaikkan (Hukum bilangan besar) dan konsep volume based, semakin besar pembaginya maka nilainya menjadi akan semakin kecil.

Jjika proyeksi penduduk indonesia menurut BPS tahun 2018 adalah 265 juta jiwa makan pada saat tersebut kemungkinan ada sebanyak 66.250.000 (66 juta RT  jika rata-rata 1 RT terdiri dari 4 Anggota rumah tangga) atau 53 juta RT jika setiap RT terdiri dari 5 ART. 

Saat ini program JKN membutuhkan dana 100 triliun per tahun maka berapa 1 RT harus menyumbang setiap tahun? jawabannya sekitar Rp1.509.434 hingga Rp1.886.792 per tahun atau Rp125.786 hingga Rp157.233 per bulan, ini perhitungan sederhananya. 

Berapa rata-rata pengeluaran penduduk Indonesia tahun 2018 (berdasarkan data susenas tahun 2018, rata-rata pengeluaran sektor PBPU dan BP pada tahun 2018 adalah Rp6,2 juta berapa 2% dari Rp6,2juta jawabannya adalah Rp124.000, di mana rata-rata jumlah ART di Indonesia adalah 4 orang (berdasarkan susenas 2018). Angka 2% untuk membayar iuran masih akan aman bagi rumah tangga ketika RT tersebut tidak perlu lagi membayar untuk pelayanan kesehatan ketika sakit. 

Asumsinya jika dikelola dengan lebih efisien Dana Jaminan Sosial (DJS) tidak akan menghabiskan hingga 100 triliun per tahunnya. Dengan perhitungan sederhana seperti ini maka akan ketemu antara kemampuan membayar rumah tangga dengan total klaim yang perlu dibayarkan untuk tagihan dari pelayanan kesehatan peserta JKN-KIS setiap tahunnya.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana agar seluruh RT di Indonesia dapat berkontribusi tanpa terkecuali, jawabannya adalah dengan melekatkan kontribusi dari seluruh rakyat Indonesia untuk JKN ini pada setiap barang yang dikonsumsinya yaitu dengan menaikkan sekitar 2% setiap barang yang dikonsumsi sebagai sumbangsih Rakyat untuk JKN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun