Kabar ini kemungkinan besar benar, mengingat selama ini ten Hag tidak bermasalah ketika timnya bermain tanpa Ronaldo. Rencana apa yang dimilikinya untuk Ronaldo ke depan belum dapat diketahui. Namun ten Hag sebagai pelatih klub telah membuat keputusan yang tepat.
Bos yang Tak Bisa Diatur
Sejak kedatangannya di musim lalu, rasanya lebih mudah mengingat kontroversi yang ditimbulkan sang ‘GOAT’ daripada gol-golnya untuk Manchester United. Dengan adanya wawancara ini, momen kehebatannya selama di Old Trafford semakin tertutupi. Namun sepertinya Ronaldo tidak peduli dengan semua itu.
Walaupun menerima gaji tertinggi per minggu di klubnya, ia tetap merasa menjadi korban; karena selama di Manchester ia tidak pernah berperan sebagai pemain, tapi seorang bos. Seorang bos akan merasa tak nyaman ketika menerima perintah dari pihak yang lebih tinggi darinya, di sini konteksnya ialah seorang pelatih.
Masih teringat jelas di ingatan para fans Man United pada saat Ronaldo menunjukan sifat kekanak-kanakannya saat ditarik keluar oleh Rangnick di laga melawan Brentford musim lalu. Lucunya, sikapnya ini mirip dengan anak sekolahan yang sedang main futsal, lalu ‘ngambek’ saat tiba saatnya harus bergantian dengan temannya.
Dengan pengakuannya yang tak pernah mendengar Rangnick sebelumnya, maka tak heran kenapa dia tidak bisa menjalankan sistem permainan yang diterapkan Rangnick pada musim lalu; karena ia seorang pesepakbola kolot yang tidak mengenal gegenpressing yang dicetuskan oleh pelatih asal Jerman tersebut.
Di bawah ten Hag, mungkin Ronaldo tidak berani mencak-mencak seperti dengan Rangnick, namun ia bisa ‘lari’ dari pelatih Belanda tersebut. Di musim ini, sudah 2 kali Ronaldo meninggalkan lapangan lebih dulu. Pertama saat pra-musim kontra Rayo Valecano, di mana ia ditarik keluar pada akhir babak pertama; kedua saat Man United menang atas Tottenham dengan skor 2-0, di mana ia menolak dimasukkan dari bangku cadangan.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa sebagus dan sebijak apa pun keputusan pelatih, jika tidak menguntungkan dirinya, maka 'sang bos besar' akan merasa tersinggung atas itu.
Lagipula, apa yang dapat membenarkan dirinya merasa demikian? Secara statistik, musim ini CR7 baru mencetak 3 gol dari total 16 pertandingan bersama Man. United. Jika dengan catatan tersebut Ronaldo bisa berlaku seperti bos, maka Messi mungkin pantas berlaku seperti Tuhan.
Pantaskah Ronaldo mengadu?
Pada dasarnya, sah-sah saja bila seseorang ingin mengungkapkan isi hatinya ke publik, karena siapapun punya hak untuk bersuara. Benar atau tidaknya pernyataan yang disampaikan Ronaldo kita tidak akan pernah tahu. Namun, timing adalah hal yang penting dalam berkomunikasi; dan Ronaldo jelas mengabaikan hal ini.