Baru-baru ini di Indonesia sedang digemparkan dengan adanya kasus pertengkaran antara Deddy
Cobuzer dengan BTR Meyden.
Meyden adalah seorang pro player game Mobile Legend. Ia bergabung dalam tim MLBB Ladies
Bigetron Era atau lebih dikenal BTR. Selain sebagai pro player, Meyden juga aktif di media
sosial terutama di platform Tiktok miliknya. Ia memiliki jutaan pengikut yang setia menonton
kekonyolan Meyden di Tiktoknya.
Pertengkaran ini berawal dari Meyden yang diundang hadir di Podcast Deddy Corbuzier, Close
the Door bersama Agung Karmalogy. Namun, Meyden meminta podcast tersebut tidak tayang
karena ada pembicaraan yang kurang pantas. Dilansir dari tayangan Podcast Close The Door
milik Deddy Corbuzier pada (12/11/2022), Pernyebab pertama terjadinya perseteruan tersebut
karena, Meyden mengaku tidak mengetahui bahwa podcast-nya dengan Deddy Corbuzier akan
dilakukan bersama Agung Karmalogy. Dan Meyden mengaku tidak mengenal Agung,
Lalu yang kedua, Meyden merasa pertanyaan yang diajukan Deddy Corbuzier terlalu memojokan
dirinya dan privasinya.
"Setelah selesai podcast tidak ada masalah, dia mau pulang, dia minta boomerang dulu sama gue.
Udah bikin boomerang ,pulang. Setelah pulang dia chat nih, dia bilang ada dua hal nih, yang
pertama aku gatau tuh aku podcast berdua sama siapa itu. Yang kedua pertanyaan gue katanya
terlalu memojokan, kenapa hal sensitifnya gue tanyain dan malah dijadikan ketawaan," kata
Deddy Corbuzier. Agung Karmalogi langsung manambahi pernyataan Deddy Corbuzier, bahwa
Meyden pun ikut tertawa pada saat itu sehingga terkesan hal tersebut masalah besar.
"Perasaan waktu itu om dia aja ngetawain dirinya sendiri," kata Agung Karmalogy.
Kemudian ada pula penyebab ketiga Meyden ingin podcast-nya dibatalkan karena Deddy
Corbuzier lebih dominan bertanya kepada Agung Karmalogy dibandingkan dirinya.
Setelah melihat tayangan podcast Deddy Corbuzier dan Agung Karmalogy yang menyinggung
dirinya Meyden langsung angkat bicara.
" Tapi gue diundang sama Raditya Dika, gue diundang sama Ria Ricis, gue diundang sama Fuji,
gue diundang sama orang-orang itu, gak ada yang ngerendahin gua. Gue gak beperan kalo
konteksnya itu cuma ngatain yang hal-hal anak tongkrongan gapapa guys. Salah gue juga sih gue
mainnya jauh banget. Gua juga gak pansos pas minta boomerang. Gua cuma mau liatin ke bapak
gua. soalnya bapak gua tuh nge fans banget 'pa liat anak bapak udah foto sama idola bapak'. Gue
cuman pengen gitu doang," ungkap Meyden melansir dari akun TikTok @imeyhouu20 pada
Sabtu (12/11/2022).
Lalu Meyden pun sempat menangis ketika ia melakukan live di akun tiktoknya lantaran adanya
singgungan yang merendahkan dirinya di video Podcast Deddy Cobuzer bersama Agung
Karmalogy. Dengan adanya masalah yang terjadi itu, Bigetron sebagai tempat bekerja dari
Meyden akhirnya mengeluarkan hastag melalui instagram yang berbunyi #StayWithMeyden.
Dan tak sedikit warganet yang menguploud berbagai foto dan video dengan hastag tersebut.
Banyak juga warganet yang merasa sedih dengan apa yang terjadi pada Meyden, apalagi berjutajuta followers yang selalu setia mengikuti berbagai video Meyden di tiktok. Dan banyak pula
hujatan yang di lontarkan kepada Deddy Cobuzer karena masalah ini. Warganet menilai di video
Podcast Deddy Cobuzer dengan Agung Karmalogy itu seperti suatu video "Ghibah". Tidak kaget
banyak warganet yang kesal dan marah lantaran Deddy Cobuzer dikenal sebagai youtuber
dengan video yang berkualitas, menghibur, dan pastinya mengedukasi, melakukan hal yang
kurang terpuji tersebut.
Setelah terjadinya kasus ini Deddy Cobuzer pun mengucapkan pernyataan maaf di videonya
"I am very sorry, saya minta maaf seandainya ada kata-kata atau candaan saya di video kedua
yang menyakiti hati seseorang. I am very sorry, sampai dia nangis di live dan lain sebagainya,"
kata Deddy dilansir Pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube ESGE Entertainment.
Tetapi Deddy Cobuzer juga mengklarifikasi bahwa video pertama tidak diizinkan untuk tayang
lantaran candaan tentang jual keperawanan.
"Di video pertama, Anda akan lihat yang pertama kali ngomong tentang jual perawan siapa, yang
pertama kali bercanda tentang hal itu siapa, yang pertama kali ketawa ketiwi itu siapa, bukan
saya dan juga bukan Agung," katanya.
Deddy Cobuzer juga menjelaskan bahwa dirinya tertawa setelah mendengar bahwa lawan
bicaranya yaitu BTR Meyden dalam podcastnya ingin menjual keperawanan lantaran terinspirasi dari sebuah film.
"Saya mulai ketawa ketika mendengar dia mengatakan 'saya mau jual keperawanan saya karenaÂ
terinspirasi dari film taken om' jadi kita cairkan suasananya dan kita ketawa setelah itu," katanya.
Deddy mengatakan bahwa saat itu dirinya justru berempati dengan menanyakan tentangÂ
keluarganya dan karier games yang membuatnya sukses seperti saat ini.
Tidak berenti di sana, Agung Karmalogy yang menjadi bintang tamu di podcast tersebut jugaÂ
terkena banyak hujatan. Banyak netizen yang menghujat akun tiktoknya karena perkataan AgungÂ
yang menyindir-nyindir Meyden. Setelah beberapa saat pun Agung juga sempat mengucapkanÂ
permintaan maaf.
"Menindaklanjuti berbagai macam hal yang terjadi belakangan ini, dan gue merasa kayaknyaÂ
sudah jadi besar serta jadi kemana-mana, gue minta maaf. Sebelum di luar pihak ikutan terkait,Â
makanya kita mau klarifikasi. Pertama-tama, gue mau minta maaf dari lubuk hati paling dalam,Â
untuk pihak-pihak yang merasa dirugikan, baik untuk keadaan, bercandaan, atau obrolan imbasÂ
dari podcast," ungkap Agung KarmalogyÂ
BTR Meyden pun sempat mengatakan maaf di live Tiktok miliknya karena mungkin melakukanÂ
tindakan yang salah, namun ia juga berkata kalau memang salah tidak perlu sampai membuatÂ
video yang menyinggung dan merendahkan dirinya. Ia sempat juga berkata akan lebih baikÂ
jikalau Deddy Cobuzer dan Agung Karmalogy langsung berbicara padanya daripada membuatÂ
video yang merendahkan dirinya tersebut.
Jadi dari artikel berita di atas kita dapat melihat jika pertengkaran yang terjadi antara BTRÂ
Meyden dan Deddy Cobuzer itu disebabkan oleh kesalahpahaman BTR Meyden dan kekesalanÂ
Deddy Cobuzer terhadap Meyden yang membatalkan ijin tayang podcast secara sepihak danÂ
tidak jelas.Â
Kehendak Buta SchopenhauerÂ
Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf yang melanjutkan perkembangan fisafat ImannuelÂ
Kant. Schopenhauer lahir di Danzig, Jerman pada tahun 1788. Dalam perjalanannya pemikiranÂ
Schopenhauer dipengaruhi oleh Imannuel Kant dan juga pandangan Buddha. Schopenhauer
mengkritik beberapa teori yang dikemukakan dan dipercayai oleh imanuel kant tentang "manusiaÂ
hanya didorong oleh keinginan dasar sendiri". Schopenhauer menyatakan pendapatnya bahwaÂ
keinginan manusia adalah tidak ada gunanya, tidak masuk akal, tanpa ada arah dan keberadaan .
Kehendak buta adalah suatu keinginan yang ada dalam diri manusia. Kehendak atau keinginanÂ
tersebut memiliki sifat egois dimana yang di tuju hanyalah kepuasan diri, hasrat, dan emosi. JadiÂ
kehendak ini bersifat egois dimana jika kehendak terus menerus melebihi akal sehat maka moralÂ
kehidupan bermasyarakat akan hancur.
Hakikat manusia adalah "kehendak". Kehendak menurut Schopenhauer adalah dorongan, insting,Â
kepentingan, hasrat, dan emosi. Menurutnya akal sehat itu hanya lapisan yang membatasi hakikatÂ
manusia. Kehendak itu mengartikan keinginan, keinginan itu selalu lebih besar dan lebih banyakÂ
daripada apa yang didapat. Akibatnya pemenuhan keinginan tidak pernah mencapai kepuasan dan berujung pada ketidak kebahagiaan. Jadi Schopenhauer berpendapat, bahwa hidup menuruti
kehendak (keinginan) adalah penderitaan karena ketika manusia memenuhi kehendaknya,
kehendak tersebut selalu menuntut lebih, maka ujungnya hidup manusia tidak akan merasakan
kepuasan dan akhirnya menderita.
Kehendak buta itu memiliki banyak bentuknya sendiri, manusia memiliki kehendak untuk
reproduksi, kehendak untuk bertahan hidup, kehendak berdasarkan emosi, dan banyak lagi
lainnya Seperti yang dikatakan Schopenhauer akal sehat itu hanya sebuuah lapisan yang
membatasi hakikat manusia (kehendak). Jadi tak jarang manusia akan bertindak mengikuti
insting atau kehendak yang dia miliki.Â
Sudah banyak contoh seperti banyak manusia yang sudah
mengetahui bahwa mencuri itu tindakan jahat namun mereka masih tetap melakukan itu karena
mereka memiliki keinginan untuk hidup. Tindakan tersebut membuktikan bahwa akal sehat itu
dapat dengan mudah dikalahkan oleh kehendak.
Pusat pembahasan kita kali ini berpusat pada kehendak berdasarkan emosi, dimana kehendak
tersebut dihasilkan oleh emosi yang kita rasakan pada saat itu. Kehendak ini membuat kita
melakukan banyak hal hanya karena emosi atau perasaan yang kita rasakan.Â
Misalnya ketika kita
sedang marah, secara tidak sadar kita mungkin akan berteriak, membanting barang, atau bahkan
melakukan kekerasan fisik. Semua tindakan itu disebabkan oleh kehendak kita, yang dimana
ketika kita emosi, emosi tersebut akan masuk kedalam alam bawah sadar kita dan akan muncul
keinginan atau kehendak untuk melepaskan emosi tersebut.
Sudah banyak peristiwa atau kejadian disekitar kita yang membuktikannya. Seperti contoh ketika
seseorang bertengkar, lalu melakukan kekerasan, berkata kasar dan lain lainnya. Ketika hal
tersebut terjadi, kehendak berdasarkan emosi lah yang telah mengendalikan orang tersebut.
Karena jikalau orang tersebut melakukan tindakan berdasarkan akal sehatnya maka tidak akan
terjadi hal hal seperti itu.Â
Tindakan yang mengikuti kehendak emosi tersebut tidak didasari oleh
akal sehat. Bahkan banyak yang mengatakan kalau sudah emosi manusia itu sulit untuk bepikir
jernih, dan itu benar adanya karena akal sehat manusia untuk berpikir jernih akan kalah dengan
kehendak bawah sadarnya tersebut.
Pandangan Teori Schopenhauer tentang Kehendak Buta terhadap kasus BTR Meyden,
Deddy Cobuzer, dan Agung Karmalogy
Dikatakan dalam artikel tersebut bahwa Deddy Cobuzer dan Agung Karmalogy membuat
podcast lagi usai podcast pertamanya yang bersama BTR Meyden dibatalkan secara sepihak.
Podcast tersebut berisi banyak singgungan atau sindiran terhadap BTR Meyden, karena ketidak
jelasan alasan pembatalan tanyang. Tindakan Deddy Cobuzer dan Agung Karmalogy ini didasari
oleh kehendak emosi mereka. Mereka melakukan hal tersebut karena mereka merasa kesal
terhadap BTR Meyden yang dinilai Playing Victim.Â
Banyak sindiran yang dapat dibilang tidak
sesuai dengan karakter Deddy Cobuzer yang terkenal mengedukasi melalui video Podcast
miliknya. Kasus ini sangat sesuai dengan apa yang dikatakan dalam teori kehendak buta.
Sepintar-pintarnya manusia, sehebat-hebatnya manusia, tetap saja manusia itu didasari oleh yang
namanya kehendak. Akal sehat yang mereka miliki hanya menjadi lapisan.Â
Sehingga jika kita
kaitkan dengan Deddy Cobuzer, kehendak emosi Deddy Cobuzer telah berhasil mengalahkan lapisan akal sehat miliknya, dalam arti beliau pasti sudah sadar bahwa tindakan atau video yang
menyindir seseorang itu sudah jelas tidak baik, namun karena hakikat manusia itu adalah
kehendak maka ada kalanya manusia tersebut akan mengikuti kehendaknya. Meskipun dalam
kasus ini mungkin terjadi banyak kesalahpahaman dan mungkin ada beberapa kesalahan dari
pihak BTR Meyden.
Namun tindakan menyindir lalu dipublikasikan itu adalah tindakan yang
dapat dinilai cukup buruk, apalagi bagi seorang Deddy Cobuzer yang sering menjadi tokoh
penengah yang objektif dan netral. Dan sekali lagi tidak heran bahwa banyak warganet yang
kecewa akan hal tersebut.
Dari sisi BTR Meyden pun, tindakan yang dilakukan proplayer esport tersebut didasari oleh
kehendak butanya juga. Anggota tim Bigetron tersebut mengikuti kehendak atau keinginan
dirinya yang tidak ingin direndahkan sehingga ia tidak memberikan izin tanyang untuk podcast
pertamanya tersebut. BTR Meyden menilai bahwa video Podcast tersebut merendahkan dirinya
dan menyinggung privasi miliknya yaitu keperawanan.Â
Sama halnya dengan Deddy Cobuzer,
BTR Meyden pun tidak dapat membatasi kehendaknya tersebut.Adapula alasan BTR Meyden
yang merasa podcast tersebut cenderung menimpang kearah Agung, karena Agung diajak omong
lebih banyak daripada ia. Itu pun adalah kehendak butanya yang dimana kalau dipikirkan secara
akal sehat, harusnya kita sebagai manusia yang berakal budi itu pasti akan mengalah dan tidak
mempermasalahkan hal tersebut, karena ujungnya jika hal tersebut dipermasalahkan kedua pihak
akan dirugikan. Kedua pihak yang sudah bersusah payah dalam membuat video tersebut menjadi
tidak berguna.
Ada pula dari sisi Agung Karmalogy yang sudah jelas telah melakukan hal yang hampir sama
dengan Deddy Cobuzer. Tiktokers tersebut menyinggung dan menyindir BTR Meyden yang
dimana tindakan tersebut tidaklah baik. Jikalau ia dapat membatasi kehendaknya tersebut
selebritas tiktok tersebut tidak akan mendapatkan hujatan seperti yang terjadi sekarang.
Meskipun hujatan yang ada berbalik ke BTR Meyden, jika dipikirkan secara akal sehat, tidak ada
baiknya jika kita melukai satu sama lain.
Jika kita pikirkan lagi, akan lebih baik kalau masalah tersebut tidak sampai ke publik. Akan lebih
menguntungkan jikalau masalah tersebut diselesaikan dengan privasi. Karena kembali lagi, jika
kita pikirkan secara akal sehat, menyindir dan mempublikasikan hal tersebut tidak akan
menguntungkan siapapun. Hal tersebut hanya untuk memuaskan kehendak emosi yang mereka
miliki. Meskipun akan dapat penghasilan dari video tersebut, tapi pasti akan ada orang yang
tidak suka atau tidak setuju akan video tersebut dan malah berujung menjadi pedang bermata dua
bagi mereka.
Kesimulan
Seperti yang dikatakan oleh Schopenhauer bahwa hakikat manusia sebenarnya adalah kehendak.
Jadi mau sepintar apapun orangnya, sebijak apapun orangnya, secerdas apapun, akan ada kalanya
tindakan manusia akan dikendalikan oleh kehendak buta miliknya. Wajar kalau hal tersebut
terjadi tapi yang harus kita lihat adalah apa yang mereka lakukan setelah menyadari tindakan
mereka tersebut.
Apakah mereka akan sadar dan mengintropeksi dirinya sendiri serta berubah
menjadi lebih baik atau mereka akan terus hidup terus menerus berdasarkan kehendak buta milik
mereka.
Pada kasus ini Deddy Cobuzer, Agung Karmalogy, dan BTR Meyden pun telah menyadariÂ
bahwa tindakan mereka tersebut adalah tindakan yang kurang baik dan telah meminta maaf.Â
Sehingga tidak mustahil sebenarnya bagi manusia untuk dapat membatasi kehendak milikÂ
mereka dengan akal sehat, meskipun nanti akan ada kalanya kehendak tersebut menguasaiÂ
manusia. Namun jika kita dapat membatasinya sudah jelas itu akan mengurangi kendaliÂ
kehendak buta akan tindakan kita dan akan membuat kita sebagai manusia akan lebihÂ
berkualitas. Seperti yang dikatakan oleh Schopenhauer bahwa hidup berdasarkan kehendak ituÂ
hanyalah penderitaan tanpa henti. Karena jika kita terus menerus mengikuti kehendak buta yangÂ
tidak ada habisnya, kita tidak akan berhenti sampai kapanpun, kita akan terus melakukanÂ
tindakan-tindakan yang mungkin akan kurang baik serta kitapun akan dihujani oleh banyak
masalah karena tindakan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H