Tanaman ini ternyata tumbuh dengan sangat cepat (3% per hari). Kecepatan pertumbuhan ini mengakibatkan seluruh permukaan suatu kolam tertutup oleh eceng gondok.Â
Eceng gondok yang berkembang cepat ini, justru malah dibuang ke sungai-sungai di sekitar Kebun Raya Bogor sehingga menyebar ke perariran di Indonesia.
Contoh lain yaitu, Kanada yang memodifikasi gen dari kayu jati di Indonesia lalu memproduksinya sendiri. Hal ini mengakibatkan laju perekonomian Indonesia terhambat dikarenakan Kanada yang dahulu mengimpor kayu jati, sekarang telah memiliki gen yang identik dengan kayu jati dan memproduksinya sendiri.Â
Dalam pandangan kemajuan teknologi, hal ini sangat bermanfaat bagi Kanada dan menimbulkan dampak positif bagi Kanada. Namun, bagi Indonesia hal ini justru menimbulkan kerugian karena komoditas yang hendak dieskpor berkurang.
Jadi, kesimpulannya, apakah mengambil gen plasma dari negara lain diperbolehkan? Menurut pendapat saya pribadi tidak, dikarenakan pengambilan gen plasma nutfah dari suatu negara lain dapat mengurangi keanekaragaman hayati dari suatu negara dan juga menghambat laju perekonomian negara tersebut karena negara yang mengimpor suatu barang dari negara tersebut, sudah berhasil menciptakan produknya sendiri yang identik dengan aslinya. Namun, apabila dipandang dari sisi positif, negara dapat menjadi semakin maju dengan menggunakan teknik kultur jaringan.
Sekian artikel dari saya mengenai kultur jaringan dan gen plasma nutfah. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam artikel saya da semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
"ORANG BIJAK BELAJAR KETIKA MEREKA BISA, ORANG BODOH BELAJAR KETIKA MEREKA TERPAKSA" -ARTHUR WELLESLEY
DAFTAR PUSTAKA
kencanadewidotnet.wordpress.com