Apa Stoicisme Sesuai Kehidupan Kekinian?
Sudah pasti. Stoicisme tawarkan alat yang bernilai untuk hadapi rintangan dunia kekinian.
Bagaimana Stoicisme Memengaruhi Kesehatan Psikis?
Penekanan Stoicisme pada rasionalitas dan pengaturan emosi searah dengan konsep psikis kekinian, menjadikan alat yang bermanfaat untuk mengurus kesehatan psikis.
Apa ada yang Dapat Mengaplikasikan Stoicisme?
Ya, Stoicisme bisa dijangkau oleh siapa pun yang ingin pelajari dan mengaplikasikan prinsip-prinsipnya
Dalam penelusuran kebijakan, ketahanan, dan kehidupan yang beradab mulia, Stoicisme, atau "Apa Itu Stoikisme", berdiri sebagai tutorial kekal. Prinsip-prinsipnya sudah melebihi jaman, tawarkan kenyamanan dan kebijakan ringkas untuk mereka yang menelusurinya. Dengan pahami Dengan mengaplikasikan tiga pilar Stoicisme---kebijaksanaan, keberanian, dan pengaturan diri---dan mengaplikasikan tuntunannya di kehidupan setiap hari, pribadi bisa temukan kemampuan, kepastian, dan ketenangan di tengah-tengah kerusuhan dunia.
Dapatkan kebijakan Stoicisme dan mulai perjalanan ke arah kehidupan lebih memiliki makna dan memberikan kepuasan. Ingat, sama seperti yang disebutkan golongan Stoa, "Kebijakan ialah kekayaan sejati" (Kebijakan ialah kekayaan sejati).
VIRTUE DAN FORTUNE
Machiavelli tidak mendefiniskan makna virtue secara pasti. Ia tidak menggunakan istilah tersebut secara sistematik. Machiavelli menggunakan istilah virtue sebagai analisis kompleks yang menggambarkan pada kualitas-kualitas utama seorang pemimpin dalam mencapai kegemilangan, meraih kemuliaan dan kehormatan, menahan serangan, melepaskan ketergantungan pada pihak lain, keyakinan diri.Â
Dalam konteks tertentu, virtue didefinisikan sebagai kesediaan untuk melakukan apa saja tindakan untuk mencapai kemuliaan umum, baik itu melalui cara-cara yang baik maupun jahat. Pandangan ini menegasikan prinsip-prinsip moral dalam mencapai tujuan. Sementara fortune berarti, Nasib Baik.Â
Fortune adalah dimensi yang selalu mengelilingi dan menentukan arah hidup kita. Dalam pandangan Machiavelli, Nasib adalah Dewi dalam kehidupan yang mana kita patut memberikan perhatian kepadanya, karena ia dapat memberikan keberuntungan ataupun kecelakaan. Argumentasi tentang Nasib ini berseberangan dengan pandangan Machiavelli yang sejauh ini dikenal cukup liberal dalam bidang politik dan kenegaraan. Pada tahap tertentu, pemikiran Machiavelli tentang virtue dan fortune, menciptakan suatu kesenjangan moral antara tradisi moralis klasik (Yunani dan Romawi kuno) dan zaman Renaisans, serta dilema moralitas baru kekuasaan.
VIRTUE
Dalam tulisan-tulisan Machiavelli, ketika menguraikan dan menganalisis berbagai peristiwa, dia seringkali menggunakan istilah virtue dan fortune. Secara khusus, dua istilah tersebut muncul dalam berbagai pengertian dan konteks. Terkadang istilah tersebut digunakan secara bergantian, untuk menggambarkan sifat kebalikan yang satu terhadap yang lainnya. Pada satu konteks istilah virtue seringkali memiliki makna tertentu yang berbeda, dengan konteks yang lain.Â
Istilah virtue 45 berasal dari bahasa Latin, virtuere yang bermakna, keutamaan atau kemuliaan. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi virtu, serta virtue, yang artinya "keutamaan moral". Dalam kamus Webster New World College Dictionary, virtue diartikan sebagai, general moral excellence; right action and thinking; goodness or morality (Neufeldt & Guralnik 1996:1491). Quentin Skinner (2000:59) menafsirkan virtue sebagai, himpunan kualitas yang dimiliki seorang raja (pemimpin) yang berkelindan dengan nasib baik untuk memperoleh penghormatan, kemuliaan, serta kemasyhuran. Dengan demikian, istilah virtue mengacu pada seperangkat nilai-nilai unggul yang dimiliki individu atau kelompok. Â