Mohon tunggu...
Vina Tan
Vina Tan Mohon Tunggu... -

Tentang aku: Ibu dari dua orang anak yang sangat menikmati profesinya sebagai 'Home Manager'. Waktu luang diisi dengan memberikan seminar parenting di sekolah-sekolah (Jakarta dan sekitarnya). Ikut Toastmasters Club untuk 'self development' dan meningkatkan kemampuan 'public speaking'. Kegiatan lain: Parent Coaching, Relationship Coaching & les vokal. Hobby: membaca, menyanyi dan menulis. Percaya bahwa hidup adalah untuk memberi (to live is to give). Blog pribadi: http://www.sangkudaapi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Suami Berselingkuh?

7 Februari 2010   16:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bicara mengenai 'selingkuh', pasti banyak orang yang tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh. Termasuk saya salah satunya. Kenapa? Karena rasa penasaran yang timbul... Kog bisa ya orang-orang mau berselingkuh, dan faktor apa yang mendorong mereka berbuat demikian? Padahal kita semua yakin, bahkan sangat yakin, di saat mulai hidup bersama setelah mengucapkan janji setia, mana ada sih yang punya pikiran bahwa saya menikah untuk selingkuh. Betul 'kan?

Namun seiring berjalannya waktu, banyak suami yang mulai berpaling dari pasangannya. Sikap terhadap istri pun menjadi dingin dan hati pun telah menjauh. Diantara mereka - walaupun ada yang sama sekali tidak mau atau tidak berniat untuk berselingkuh - akhirnya merasakan bahwa hidup bersama sebagai suami istri sudah menjadi hambar. Dan hidup berumah tangga bagaikan terpenjara. Suami memilih untuk lebih banyak diam demi menghindari konflik. Atau, di saat terpaksa berkomunikasi dengan pasangan, nada bicara mereka kurang bersahabat dan kata-kata yang keluar pun sering meremehkan atau merendahkan pasangannya.

Ketika suami-suami dihadapkan pada pertanyaan mengapa mereka menyeleweng, kebanyakan menjawab bahwa ketidakpuasan emosional adalah alasan utama, bukannya masalah sex. Kenyataannya, kaum laki-laki juga ingin merasa dirinya berharga, diperhatikan dan punya ikatan batin dengan istri mereka. Tapi, seserhana itukah?

Tentu saja tidak. Karena, banyak istri yang tidak tahu atau bahkan tidak mengerti kebutuhan batiniah suaminya. Misalnya, ketika suami telah dengan susah payah banting tulang mencari nafkah dan mau meluangkan waktu luangnya untuk bermain dan mengurusi anak-anak, apakah sebagai istri kita pernah menghargai jerih payah mereka? Atau kita menganggap memang sudah sepantasnya mereka berbuat demikian dan suami tidak perlu kredit untuk itu? Kenyataannya, suami juga butuh penghargaan. Dan biasanya, sebuah 'ucapan terima kasih' yang sederhana akan membuat mereka merasa dihargai sehingga akan lebih bersemangat lagi menjalankan perannya di dalam rumah.

Sampai saat ini, entah sudah berapa buku tentang selingkuh yang telah saya baca. Sehingga mungkin Anda akan heran, untuk apa sih saya membaca buku-buku tersebut? Tentu saja banyak gunanya. Pertama-tama, demi hubungan yang lebih harmonis dengan suami. Kedua, karena dunia coaching yang aku tekuni. Dan, yang terakhir; sebagai orangtua, kita harus menyadari bahwa keharmonisan rumah tangga akan berdampak pada kestabilan mental dan rasa aman yang dimiliki oleh anak-anak kelak. Jadi, menguasai ilmu parenting saja tanpa memahami dan mampu membangun hubungan yang positif dengan pasangan, tentu tidak akan pernah cukup.

Dalam bukunya 'The Truth about Cheating', Gary Neuman - seorang konselor dan rabi - ingin membantu para istri agar tahu apa yang dapat dilakukan untuk menciptakan kehidupan pernikahan yang solid dan bebas dari perselingkuhan. Saya menyarankan Anda untuk membacanya jika ingin mengetahui lebih detail.

Menurut Gary, tanda-tanda jika suami mungkin saja telah selingkuh atau hatinya telah berpaling dari Anda adalah:


  1. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
  2. Kegiatan sex yang semakin berkurang atau jarang
  3. Mereka mulai enggan berbicara atau menolak saat diajak berdiskusi
  4. Mereka mulai sering mengkritik
  5. Mereka memulai lebih banyak pertengkaran dengan Anda


Memang, setelah menikah, suami mungkin saja telah berubah dibandingkan dengan saat masih pacaran. Banyak istri yang merasa kalau telah 'dicurangi' karena ketika pacaran dulu, suami begitu perhatian. Kini, setelah hidup dalam sebuah ikatan pernikahan, semunya sudah tidak sama lagi. Mereka menjadi cuek dan seolah-olah sudah tidak mau tahu perasaan istrinya lagi.

Sebenarnya, menaklukkan hati suami jauh lebih mudah daripada meminta mereka untuk mengerti isi hati istrinya. Kunci utama adalah buatlah diri mereka merasa berharga. Dan, ini dapat diawali dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya, tidak usah mengeluh untuk masalah-masalah sepele. Bahkan untuk masalah besar pun, jika bisa bicara dengan kepala dingin, tentu akan lebih positif sehingga mudah mendapatkan solusi.

Di samping itu, untuk memudahkan tugas kita sebagai istri, cobalah pahami apa yang ada di balik pikiran kaum lelaki.

1. Kemenangan itu adalah mutlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun