Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Negeri Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar Mata Kuliah Wawasan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Nasional Menjadi Dasar dalam Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

28 Februari 2022   18:22 Diperbarui: 28 Februari 2022   18:24 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program Kependidikan

  • Partisipasi Masyarakat, dan

  • Evaluasi (Kidam, 2005)

  • unnamed-4-621c5cb6bb448671753be783.jpg
    unnamed-4-621c5cb6bb448671753be783.jpg

    Sumber gambar : Buku Supervisi Pendidikan Anak Usia Dini

     

    Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter mengunakan Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent). Strategi Pendidikan Karakter ini mempunyai sasaran yaitu untuk meluaskan seluruh kepandaian anak didik yang perwujudannya melalui peluasan bakat yang akan bermanfaat pada Self Concept yang menyokong kesehatan mental. Konsep ini menyimpan peluang bagi anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kemauan dan keinginan yang dimilikinya. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai dengan kemampuan akademik yang ditemukan disekolahnya dan anak didik tersebut mempelajari riset intelengensia. Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, program jasmani atau kemamuan motorik atau lewat cara sosialemosional. (Omeri, 2005)

    Penerapan Pijakan dasar yang harus dijadikan sebagai fondasi dalam memadukan pendidikan karakter ialah pandangan hidup moral universal yang bisa digali dari agama. Meskipun demikian, terdapat sejumlah pandangan hidup karakter dasar yang disepakati oleh para ulama untuk diajarkan untuk peserta didik. Yakni pandangan cinta kepada Sang Pencipta Yang Maha Esa dan ciptaany-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, mampu bekerjasama, percaya diri, kreatif, mau bekerja keras, pantang menyerah, adil, serta mempunyai sikap kepemimpinan, baik, rendah hati, toleransi, cinta damai dan cinta persatuan. Dengan ekspresi lain dalam usaha memadukan pendidikan karakter pengajar harus berusaha membangun pandangan-pandanga hidup tersebut melewati semangat keteladanan yang nyata, bukan sekedar perumpamaan dan wacana. Beberapa pandangan lain mengatakan bahwa pandangan-pandangan hidup karakter dasar yang harus diajarkan untuk peserta didik sejak dini adalah cara yang bisa dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil dan memiliki integritas. (Kidam, 2005)

    Upaya peluasan pendidikan karakter erat kaitanya dengan tradisi sekolah, (Wibowo, 2012) mengatakan bahwa etika atau budaya sekolah bisa dikatakan seperti pikiran, kata-kata, sikap, perbuatan, dan hati setiap warga sekolah yang tergambar dalam semangat, perilaku, maupun lambang serta semboyan khas identitas mereka. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi sekolah antara lain melewati: (1) kelas, melalui metode belajar setiap mata pelajaran atau program yang dirancang sedemikian rupa. (2) sekolah, melalui berbagai program sekolah yang dirancang sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari seperti bagian dari tradisi sekolah. (3) luar sekolah, melalui program ekstrakurikuler dan program lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik.

    Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (Hariyanto, 2012) mengusulkan empat unit usaha pengembangan pendidikan karakter dalam kaitannya pengembangan diri, yaitu: (1) program rutin menjadikan program yang dilaksanakan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap waktu, misalnya upacara bendera setiap hari senin, piket kelas, shalat berjamaah, berdoa sebelum dan setelah pelajaran, dan sebagainya.(2) program spontan bersifat spontan, waktu itu juga, pada masa situasi tertentu, misalnya menggerakkan sedekah bagi korban bencana alam, membesuk kawan sakit atau sedang yang mendapat musibah, dan lain-lain. (3) keteladanan adalah timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan sikap pengajar dan tenaga kependidikan di perguruan, misalnya kerapian busana yang dikenakan, kedisiplinan, tertib dan teratur, saling peduli dan kasih sayang, dan sebagainya. (4) pengkondisian, menciptakan perihal yang menjunjung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya mengenai tata ruang yang rapi, mengenai toilet yang bersih, disediakan wadah sampah, pekarangan sekolah yang rindang.

    Dari uraian artikel di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter adalah suatu kaidah penamaan pandangan-pandangan hidup karakter yang melingkupi unsur pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan sikap untuk melaksanakan pandangan-pandangan hidup tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa bisa dilakukan dengan menyeberangi perkembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang semata-mata bisa dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. 

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun