John Dewey (melalui Priyanto, 2017) menyatakan dalam bukunya Democracy and Education (1964) bahwa “The word education means just process of leading or bringing up” (Artinya pendidikan adalah proses bimbingan dan pengarahan). Dengan demikian, dalam pendidikan siswa tidak dapat lepas dari peran serta seorang guru, karena gurulah yang akan membimbing dan mengarahkan dan mengevaluasi hasil belajar siswa, karena pendidikan itu sendiri adalah sebuah bimbingan dan pengarahan. Model pembelajaran learning by doing dipelopori oleh John Dewey. Konsep Learning By Doing , menjadi asas seluruh pengajaran John Dewey dan diterapkan pertama kali berupa sekolah kerja yang diujicobakan di AS pada tahun 1859, yaitu suatu pandangan pendidikan pragmatis berdasarkan dua alasan penting, pertama, merupakan suatu takdir Tuhan bahwa anak adalah makhluk aktif (alasan psikologis); kedua, melalui bekerja anak disiapkan untuk kehidupan pada masa depan. (Maslakhah, 2019).
Pembelajaran learning by doing memiliki beberapa fungsi berikut :
memperkenalkan beberapa realita dalam pengajaran
melaksanakan serangkaian pengajaran langsung yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah dengan bimbingan guru.
Partisipasi siswa dalam belajar dalam pembelajaran learning by doing tidak hanya sebatas fisik, tetapi lebih dari itu terutama partisipasi psikologis dan emosional, partisipasi dalam kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, penghayatan dan kesadaran nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan saat melakukan latihan pengembangan keterampilan. Bentuk-bentuk pembelajaran dalam konteks learning by doing, antara lain: (Djamarah, 2002: 223-225) :
Mengembangkan motivasi belajar siswa dengan mendorong rasa ingin tahu, kemauan untuk bereksperimen dan sikap mandiri.
mengajak siswa beraktivitas. Bentuk pelaksanaanya adalah mengajak anak didik melakukan aktivitas atau bekerja di laboratorium, Implementasinya berupa mengajak siswa melakukan kegiatan atau bekerja di laboratorium, di lapangan, sebagai bagian dari eksplorasi eksperiensial, atau mengalami pengalaman baru.
mengajar dengan memperhatikan perbedaan individual. Proses kegiatan mengajar dilakukan dengan mengetahui setiap siswa karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama.
mengajar dengan umpan balik : Bentuknya antara lain umpan balik kemampuan perilaku siswa (perubahan perilaku yang dapat dilihat oleh siswa lain, pendidik, atau siswa),umpan balik tentang daya serap sebagai pelajaran untuk diterapkan secara aktif.
mengajar dengan pengalihan, yaitu pengajaran yang yang mentransfer hasil belajar ke situasi aktual yang mengutamakan situasi aktual, bukan hanya ceramah dan diskusi
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!