"Bagaimana aku akan melangkah tanpa sosok bapak yang selalu memberi dukungan?"
"Impian dan cita-cita yang harus tertunda, bagaimana nasibnya?"
Di Flores, aku disambut oleh keheningan rumah tanpa sosok bapak. Sudah tujuh hari bapak  dimakamkan.
Di depan istana berdinding gedek, berlantai tanah dan beratap belahan bambu, disitulah pusara bapakku.
Aku terkulai di atas pusara yang masih basah.
Tubuhku lemas, terbujur di atas  pusara bapakku.
Tangisanku memanggil bapak yang tak akan pernah menjawab lagi.
"Bapak..."
"Maafkan aku, bapak..."
"Mana janji, bapak? Akan mendampingiku di saat aku wisuda."
Aku terbangun, sadar bahwa aku tak lagi berada di atas pusara bapakku.Â