Maria tersenyum malu, "Apa yang kamu maksud, Kak Rian?" Rian mengambil nafas dalam-dalam, "Aku merasa bahwa kita punya banyak hal yang bisa kita bagi bersama. Bagaimana kalau kita jalan bersama lebih sering?"
Setelah kata-kata itu terucap, suasana di antara kami berubah. Kami mulai menghabiskan waktu lebih banyak bersama, mengeksplorasi tempat-tempat baru, dan berbagi pengalaman hidup. Kedai  yang sebelumnya hanya sebagai tempat pertemuan, kini menjadi saksi perjalanan cinta di antara dua insan yang berbeda generasi semakin dalam.
***
Waktu terus berlalu, dan dalam setiap detiknya membawa berbagai peristiwa yang membentuk lembaran hidup. Tak terasa, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) telah usai, menandai akhir perjuangan tiga tahun di SMA.
Suasana haru dan bangga menyelimuti hati saat pengumuman kelulusan kelas 3 menggema, dengan kebahagiaan yang semakin memuncak saat angkatan kami diberitakan mencapai 100% kelulusan.
Setelah mendengar kabar gembira itu, langkahku tak lama kemudian membawaku kepada Maria Yosephine. Suaranya yang ramah dan matanya yang bersinar senang menyambut kabar kelulusan tersebut.
Bersama-sama, kami merayakan keberhasilan ini dan bercerita tentang momen-momen manis selama tiga tahun di bangku SMA.
Namun, di tengah kebahagiaan itu, aku juga memberitahukan kepadanya bahwa tak lama lagi aku harus meninggalkan kota ini menuju Makassar untuk mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).
Meskipun hadir rasa sedih karena berpisah, namun kami percaya bahwa ini adalah langkah yang membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah.
Dalam setiap kata yang diucapkan, tercium aroma harapan dan tekad untuk mengejar impian. Makassar menanti dengan segala potensinya, dan perpisahan ini menjadi titik awal dari babak baru dalam perjalanan pendidikan.
Sambil merangkul Maria Yosephine, aku berjanji bahwa meski jarak memisahkan, namun cinta dan dukungan akan selalu hadir dalam setiap langkah perjalanan yang kami jalani.
Dengan hati yang penuh harap, aku bersiap-siap menghadapi tantangan yang menunggu di Makassar. Pergulatan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi menjadi ujian pertama di babak baru perjalanan ini. Namun, setiap soal yang dijawab adalah langkah menuju mimpi dan cita-cita yang telah lama kutanamkan.