Pada suatu hari, di ulang tahun pernikahan ke-20 mereka, Alex mengajak Maya kembali ke kota kecil tempat mereka pertama kali bertemu. Di bawah pohon yang telah menyaksikan begitu banyak kenangan, Alex menggenggam tangan Maya erat-erat.
"Maya," ujar Alex dengan lembut, "dua puluh tahun bersamamu adalah petualangan yang tak terlupakan. Kau adalah cinta pertama dan terakhirku, dan aku tak bisa membayangkan hidupku tanpa mu."
Maya tersenyum penuh cinta. "Dan kau, Alex, adalah teman hidup yang luar biasa. Setiap hari bersamamu adalah anugerah yang tak ternilai."
Alex tersenyum dan mengeluarkan kotak kecil yang telah menjadi lambang kisah cinta mereka. "Maya, apakah kau mau melangkah ke depan bersamaku untuk dua puluh tahun berikutnya, dan lebih banyak lagi? Apakah kau mau menjadi istriku sekali lagi?"
Maya terisak bahagia dan mengangguk. "Ya, Alex, aku mau. Aku mau melangkah bersamamu untuk selamanya."
Mereka berdua merayakan momen spesial itu dengan ciuman yang penuh cinta di bawah pohon yang telah menyaksikan begitu banyak kisah mereka. Di tengah-tengah kehidupan yang terus berubah, cinta mereka tetap menjadi konstan yang memberikan kekuatan dan kebahagiaan.
***
"Cinta pertama adalah perjalanan ke dalam keajaiban, di mana hati mengenal irama yang indah dan mata memahami bahasa yang tak terucapkan. Meski mungkin berakhir, kenangan cinta pertama tetap membentuk bagian terindah dari kisah hidup, menggema dalam setiap senyuman dan merangkai pelajaran tentang keberanian, pengorbanan, dan kekuatan sejati dari sebuah perasaan yang murni"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H