Pembelajaran di abad ke-21 menghadirkan berbagai tantangan yang menuntut perubahan cara guru mengajar dan siswa belajar. Salah satu pendekatan yang kian mendapat perhatian adalah strategi pembelajaran Deep Learning. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa menguasai konsep, tetapi juga meningkatkan kompetensi mereka secara mendalam, sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Deep Learning merupakan salah satu fokus utama Kementerian Pendidikan dasar dan menengah (Kemendikdasmen) Â yang diproyeksikan untuk diterapkan secara luas pada 2025, khususnya dalam konteks pendidikan di Indonesia .
Pengertian Deep Learning
Deep Learning dalam konteks pendidikan merujuk pada strategi pembelajaran yang mengutamakan pemahaman mendalam terhadap suatu materi, berbeda dengan Surface Learning yang hanya menekankan pada penguasaan dangkal dan seringkali bersifat hafalan. Dalam Deep Learning, siswa diharapkan dapat mengeksplorasi dan memahami materi secara komprehensif, menggunakan pemikiran kritis, reflektif, dan mampu menerapkannya dalam berbagai konteks . Sebagai contoh, dalam pembelajaran sains, Deep Learning dapat membantu siswa memahami bagaimana energi dihasilkan dalam proses fotosintesis menggunakan simulasi PhET, daripada sekadar menghafal rumus atau definisi . Pendekatan ini mengedepankan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, sehingga mereka dapat menyelami materi secara lebih luas dan mendalam.
Elemen Utama Deep Learning
Terdapat tiga elemen kunci dalam strategi pembelajaran Deep Learning, yaitu Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning. Setiap elemen memiliki karakteristik yang mendukung pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna bagi siswa.
1. Meaningful Learning (Belajar Bermakna)
Pembelajaran yang bermakna menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Ini memungkinkan siswa membangun pemahaman yang lebih kuat karena setiap informasi baru selalu terkait dengan pengetahuan yang mereka miliki. Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa dapat memulai dengan menghitung objek konkret sebelum beralih ke konsep abstrak seperti pecahan .
2. Mindful Learning (Belajar dengan Kesadaran)
Dalam pembelajaran ini, siswa didorong untuk terus reflektif terhadap apa yang mereka pelajari. Mereka bukan hanya menghafal atau menyerap informasi, tetapi juga memahami pentingnya setiap materi yang dipelajari. Siswa diajak untuk membuat catatan reflektif tentang apa yang mereka pahami dan apa yang masih perlu mereka kembangkan .
3. Joyful Learning (Belajar dengan Kegembiraan)
Elemen terakhir ini menekankan pada pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan menggunakan berbagai metode kreatif seperti permainan edukatif atau simulasi, siswa menjadi lebih termotivasi dan antusias untuk belajar . Contoh implementasi Joyful Learning adalah penggunaan Google Expeditions atau Google Earth yang memungkinkan siswa melakukan tur virtual ke tempat-tempat bersejarah untuk mata pelajaran Sejarah atau permainan "escape room" untuk mempelajari konsep matematika secara interaktif.
Literasi dan Kompetensi dalam Deep Learning
Deep Learning tidak hanya fokus pada penguasaan materi, tetapi juga membangun berbagai kompetensi dan literasi yang relevan dengan kebutuhan di abad ke-21. Foundational Literacies seperti literasi membaca, numerasi, literasi sains, serta literasi teknologi menjadi bagian penting dalam pengembangan siswa . Sebagai contoh, siswa dapat menggunakan teknologi untuk melakukan penelitian mandiri atau analisis terhadap artikel yang berkaitan dengan isu lingkungan.
Selain literasi, kompetensi yang dikembangkan melalui Deep Learning meliputi berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi . Siswa diajak untuk berdiskusi dalam kelompok kecil, menyelesaikan masalah, atau bahkan menciptakan proyek kolaboratif. Kemampuan ini sangat penting dalam mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis.
Kualitas Karakter yang Dibentuk
Melalui Deep Learning Tidak hanya meningkatkan kompetensi, Deep Learning juga berperan penting dalam membentuk kualitas karakter siswa. Siswa didorong untuk memiliki rasa ingin tahu, inisiatif, ketekunan, kemampuan beradaptasi, dan kesadaran sosial . Misalnya, melalui proyek multi-minggu, siswa diajak untuk terus berusaha dan beradaptasi dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi selama proses belajar.
Manfaat Penerapan Deep Learning
Penerapan strategi pembelajaran Deep Learning memberikan manfaat yang besar bagi siswa dan guru. Siswa dapat mengalami peningkatan pemahaman konsep yang lebih mendalam, sementara guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan . Manfaat lainnya termasuk pengembangan karakter positif siswa dan kemampuan untuk mengatasi tantangan-tantangan baru yang muncul di era digital dan globalisasi.
Manfaat bagi siswa antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman konsep secara mendalam
2. Mengembangkan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja
3. Membentuk karakter yang kuat seperti rasa ingin tahu dan ketekunan
Sementara itu, guru juga mendapatkan manfaat seperti:
1. Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan efektif
2. Membantu siswa menjadi pembelajar mandiri dan aktif
Implementasi Deep Learning dalam Kurikulum
Di Indonesia, strategi Deep Learning sangat relevan untuk diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. Dengan pendekatan yang mengurangi cakupan materi namun meningkatkan kedalaman eksplorasi, Kurikulum Merdeka sangat sesuai dengan prinsip-prinsip Deep Learning . Salah satu strategi implementasi yang dapat diterapkan adalah dengan merancang pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), yang mendorong siswa untuk terlibat langsung dalam eksplorasi topik secara mandiri .
Selain itu, guru juga dapat menggunakan metode inkuiri untuk mendorong siswa melakukan penelitian sendiri, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Teknologi seperti simulasi PhET atau penggunaan teknologi tur virtual yang dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep abstrak melalui pengalaman yang nyata .
Kesimpulan
Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dengan fokus pada pemahaman mendalam, refleksi, dan pembelajaran yang menyenangkan, Deep Learning membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih aktif dan mandiri. Pendekatan ini juga sejalan dengan visi pendidikan Indonesia untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan tuntutan abad ke-21 . Guru dan pendidik di satuan pendidikan harus mulai mengintegrasikan strategi ini dalam proses belajar-mengajar agar dapat menciptakan pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada pencapaian nilai, tetapi juga pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa. Dengan demikian, strategi pembelajaran Deep Learning dapat menjadi kunci dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan bermakna di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H