Tahun 1999 keberuntungan Yanai terus berlanjut, Ia bisa menjual lebih dari 6 juta helai sweater merek Uniqlo. Sejak saat itulsh Uniqlo sudah terbukti sukses membuat stigma sweater yang awalnya kuno dan tidak modis, justru sampai sekarang banyak peminatnya dan digandrungi oleh remaja Jepang maupun mancanegara.Â
Kalian mau tahu strategi yang digunakan perusahaan Uniqlo ini dala mempertahankan model bisnisnya? Nah! Uniqlo memang memiliki strategi  atau kunci dalam memproduksi model bisnis perusahaannya, yakni saat ada selalu ada pesanan massal dalam partai besar untuk disetiap satuan artikel barang. Pesanan massal ini bisa berakibat pada pengurangan drastis harga pengadaan barang.Â
Saat itu, kurang lebih satu tahun dari tahun 1998 hingga 1999, Yanai mampu memperoleh laba penjualan sebesar 33,6% itu bisa berarti menjadi 111 miliar yen dari sebelumnya yang hanya 83 miliar yen kemudian meningkat dua kali lipat secara langsung di tahun 2000 menjadi 229 miliar yen. Sungguh hebat!Â
Dari laba itu yang sangat mengejutkan itu, perusahaan brand Uniqlo lalu berencana untuk mengadakan ekspansi dengan membuka store di luar Jepang. Kita bayangkan saja ya guys! Jika di negara sendiri saja bisnis fashion miliknya ini sudah membuat dirinya menjadi kaya raya, apalagi jika Ia mulai berekspansi dan merambah ke store internasional.Â
Pasti brandnya semakin laku keras! Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 7 toko Uniqlo di Indonesia, tepatnya di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, dan Surabaya. Memang, tidak  heran jika Yanai pernah dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 2 di Jepang. Dan pemilik brand fashion ternama yaitu "UNIQLO".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H