Fashion style casual? Kalian menginginkan penampilan yang keren, kece, dan fashionable? Nih! Kalian bisa mencarinya di salah satu brand fashion ternama di dunia, pasti kalian juga sudah tidak asing dengan nama ini, yaitu brand "Uniqlo".
Jika kalian salah satu penggemar produk fashion casual pasti sudah familiar dong dengan merek Uniqlo ini, hayo ngaku kalian ! Haha. Ketahuan pasti iya! Uniqlo merupakan sebuah brand yang berasal dari negara Sakura, Jepang.Â
Ketenaran merek Uniqlo tersebut tidak terlepas dari salah seorang pendiri Uniqlo, Ia bernama Tadashi Yanai yang diketahui merupakan orang terkaya nomor 2 di negara Jepang. Selanjutnya, Tadashi Yanai mengambil alih kepemimpinan perusahaannya itu pada tahun 1984, dan Ia untuk pertama kalinya membuka store Uniqlo yang waktu itu bernama toko pakaian casual Unique Clothing Warehouse pada 2 Juni 1984 di Kota Hiroshima, Prefektur Hiroshima. Tempat store pertama Uniqlo berada tepat di tepi jalan besar.Â
Tidak menunggu waktu yang lama, selang bebrapa tahun omset penjualan store ini terus bertambah. Setelah berkembang pesat beberapa tahun kemudian, Yanai mengganti nama perusahaannya yang semula dari Ogori Shoji menjadi Fast Retailing Co., Ltd di tahun 1991 dan terdaftar di Bursa Efek Hiroshima tahun 1994.
Sekarang, apakah kalian tahu bagaimana awal mula brand fashion ini bisa diberi nama dengan sebutan Uniqlo? Jika, belum tahu, Yuk kita cari tahu bersama. Menurut sejarah berdirinya Uniqlo, asal nama dari Uniqlo sendiri adalah sebuah nama yang tercipta tanpa disengaja loh!Nah, pada  awalnya, memang perusahaan ini bernama "Uniclo" yaitu kepanjangan dari "Unique Clothing".Â
Tetapi, saat perusahaan fashion ini sedang dalam proses registrasi, sebelumnya huruf "C" ternyata salah ejaan dan kemudian diganti dengan huruf "Q". Yup! Sejak saat itulah, Yanai memutuskan untuk mengganti nama perusahaan fashion itu menjadi "Uniqlo". Dari situlah, menurut dirinya, justru kesalahan penamaan itu justru membuat merek brand perusahaannya lebih keren dan terlihat fashionable jika dilihat.
Store ini mempunyai konsep yaitu "sebuah gudang raksasa dengan pilihan konstan". Yanai mendapatkan ide ini ketika Ia berkunjung ke Amerika Serikat. Ia mengunjungi suatu Universitas yang banyak dikunjungi oleh remaja karena di store itu dijual busana casual yang berharga murah tetapi kualitas terjamin.
Jika kita melihat dalam perkembangannya, kurang lebih sudah ada 100 store Uniqlo yang beroperasi di seluruh Jepang dan mereka tidak hanya menjual pakaian pria tetapi juga wanita serta anak-anak, Uniqlo juga telah membuka kantor pusat di distrik Shibuya, Tokyo, bertujuan untuk meningkatkan perencanaan dan pengembangan produknya secara in-house. Pada  tahun berikutnya Fast Retailing mengajukan saham untuk keduanya di Tokyo Stock Exchange.
Lalu, bulan November tahun 1998, Uniqlo membuka pertama kalinya toko utama di Harajuku yang merupakan pusat fashion anak muda yang berada di Tokyo. Toko lantai dasar menjual berbagai produk sweter fleece yang beraneka ragam warna. Waktu itu memang Sweter fleece tidak bermode, tetapi lain halnya saat dikembangkan oleh Uniqlo. Mereka mampu meraih  kesuksesan dan membuatnya menjadi pakaian yang trendi.Â
Berlanjut di tahun 1998, ada sweter Uniqlo yang hanya dibuat dalam 15 warna, tetapi dari waktu ke waktu Uniqlo mampu menambahkan warnanya menjadi 61 pilihan warna pada tahun 2000. Puncak omset penjualan terjadi di bulan Oktober 1998, saat itu sweater Uniqlo yang berbahan sintetis fleece terjual  sebanyak 2 juta helai dengan harga per potongnya sebesar  1.900. Ini merupakan sebuah prestasi yang hebat dan keren untuk perusahaan fashion casual saat itu.Â
Tahun 1999 keberuntungan Yanai terus berlanjut, Ia bisa menjual lebih dari 6 juta helai sweater merek Uniqlo. Sejak saat itulsh Uniqlo sudah terbukti sukses membuat stigma sweater yang awalnya kuno dan tidak modis, justru sampai sekarang banyak peminatnya dan digandrungi oleh remaja Jepang maupun mancanegara.Â
Kalian mau tahu strategi yang digunakan perusahaan Uniqlo ini dala mempertahankan model bisnisnya? Nah! Uniqlo memang memiliki strategi  atau kunci dalam memproduksi model bisnis perusahaannya, yakni saat ada selalu ada pesanan massal dalam partai besar untuk disetiap satuan artikel barang. Pesanan massal ini bisa berakibat pada pengurangan drastis harga pengadaan barang.Â
Saat itu, kurang lebih satu tahun dari tahun 1998 hingga 1999, Yanai mampu memperoleh laba penjualan sebesar 33,6% itu bisa berarti menjadi 111 miliar yen dari sebelumnya yang hanya 83 miliar yen kemudian meningkat dua kali lipat secara langsung di tahun 2000 menjadi 229 miliar yen. Sungguh hebat!Â
Dari laba itu yang sangat mengejutkan itu, perusahaan brand Uniqlo lalu berencana untuk mengadakan ekspansi dengan membuka store di luar Jepang. Kita bayangkan saja ya guys! Jika di negara sendiri saja bisnis fashion miliknya ini sudah membuat dirinya menjadi kaya raya, apalagi jika Ia mulai berekspansi dan merambah ke store internasional.Â
Pasti brandnya semakin laku keras! Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 7 toko Uniqlo di Indonesia, tepatnya di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, dan Surabaya. Memang, tidak  heran jika Yanai pernah dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 2 di Jepang. Dan pemilik brand fashion ternama yaitu "UNIQLO".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H