"Sepadaan lah mas, apalagi semua bahan homemade  dengan waktu pengolahan bisa sampai tiga jam. Santan sendiri dari hasil perasaan 15 butir kelapa yang  disajikan selalu hangat dan fresh pula, padahal tidak dihangatkan memakai tungku ya saat sudah sampai di warung."
 "Kapan-kapan Saya ajak mba langsung melihat proses pembuatannya. Wes sama persis saat Saya magang langsung di pembuat dawet Pasar Kliwon. Selama tiga bulan magang mulai mengupas kelapa, membuat dawet, cairan gula jawa sampai melayani pembeli langsung. Weh sekali duduk dari pagi, bisa-bisa sampai tengah hari tak beranjak dari berjualan."
 "Mantap mas. Oya saat puasa, apakah akan buka terus?"
"Iya mba, bahkan sebelum bulan puasa akan ada tambahan menu baru. Pisang Goreng Spesial Dawet Kani yang disajikan selalu hangat jadi pelanggan akan double kenyang tiap kali ke Dawet."
Penuturan Mas Danial membuat rasa penasaran Saya bertambah. Jika adanya topping durian dan nangka saja sudah membuat warung Dawet Kani saja sudah laris manis, bagaimana kalau ada menu baru ya. Well Saya sudah tak sabar mendatangi warung Dawet Kani kembali. Dawet legendaris berbahan alami dan fresh. Begini ini harusnya rasa dawet legendaris!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H