Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Durian Menjadi Topping Primadona Dawet Legendaris Dawet Kani

2 Februari 2021   14:37 Diperbarui: 2 Februari 2021   14:43 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dawet Kani. Doc: IG Dawet Kani

"Wah, beneran sudah ada topping durian mas? Weih juga potongan mangga?" Pertanyaan yang beruntun Saya tujukan pada Mas Danial yang sabar membalasnya satu-persatu. Kesabaran memang jadi salah satu kunci pengusaha sukses ya.

Yup, jika kalian ingat artikel Saya sebelumnya, maka sosok Mas Danial tidaklah asing lagi. Well, baiklah Saya sertakan saja link artikelnya ya biar semua bisa membacanya.

Mas Danial. Doc: IG Dawet Kani
Mas Danial. Doc: IG Dawet Kani

Kembali ke percakapan di awal, Durian memang selalu saja menjadi sukses memikat Saya. Baik  saat masih harus dikupas ataupun raja buah ini sudah diolah dalam bentuk minuman maupun jajanan. Dan saat Mas Danial menyebutkan kata kunci "Durian," maka Saya makin tergerak menyambangi kembali Dawet Kani.

Sebelumnya tentu saja memeriksa bagaimana penampakan varian baru dari Dawet Kani melalui akun instagram @dawetkani. "Oke mas, segera Saya ke warung Dawet Kani ya. Tetep di Jalan Kaliurang Km 9,7 Ngaglik Sleman  mas? Jangan-jangan sebentar lagi buka cabang?"

Lokasi Dawet Kani. Doc: Pribadi
Lokasi Dawet Kani. Doc: Pribadi

Percakapan kemudian berlanjut saat Saya sudah duduk manis di bangku warung yang tetap saja nyaman dan teduh dengan pohon rimbun menjuntai. Lengkap sudah saat terhidang juga cemilan yang tersedia di meja panjang.

"Produk UMKM loh mba. Jadi Dawet Kani juga membantu penjualan produk UMKM sekitar.  Masa pamdemi begini memang harus saling membantu. Apalagi Dawet Kani ini awalnya memang  sebagai terobosan usaha pada masa pandemi."

Topping Nangka. Doc: IG Dawet Kani
Topping Nangka. Doc: IG Dawet Kani

Dalam hitungan menit, segelas penuh Dawet Kani lengkap dengan topping bongkahan durian kupas plus potongan nangka. "Wah, bakalan kenyang sampai sore mas!" curhat Saya sesudah meneguk sekali. Bagaimana tidak kenyang bila dawet homemade nya kenyal, dan santan yang dipakai benar kental (diolah sendiri).

Oya es batu yang digunakan dari air matang ya, bisa kalian cek sendiri dari bentuk dan strukturnya saat bertandang ke warung Dawet Kani. Mau diminum hangat saat gerimis sudah pasti bisa banget.

Gula Jawa asli Cilacap. Doc: Pribadi
Gula Jawa asli Cilacap. Doc: Pribadi

Dan kembali seperti de javu, percakapan kami kembali diselingi kedatangan pelanggan baik yang memesan untuk dibawa pulang atau dinikmati di warung. Sama seperti terahkir kali Saya datang, Mas Danial melayani semua pelanggan dengan ramah dan tertawa renyah. Komunikasi dua arah dengan pelanggan memang jadi salah satu faktor kunci sukses dalam dunia kuliner.

"Apa tidak rugi mas memakai bongkahan durian begitu untuk satu gelas?"

"Tidak mba. Penjualan semakin meningkat bahkan kami sudah meluncurkan paket khusus 25 cup loh mba. Awalnya karena ada pelanggan yang memesan untuk hajatan, dan akhirnya jadi paket tetap di Dawet Kani."

"Potongan nangkanya juga banyak mas. Wah pasti tambah laris ya!" komentar saya sembari memindahkan diri ke bagian dalam warung. Karana pelanggan kembali datang memesan, kali ini lima cup sekaligus untuk dibawa pulang. Sedikit ada diskusi hangat antara ibu dan anak karena bingung memilih memakai durian saja atau ditaburi juga dengan potongan nangka.

Topping Durian. Doc: IG Dawet Kani
Topping Durian. Doc: IG Dawet Kani

"Bu, untuk bonus satu cup nya hendak memakai campuran sirup gula jawa atau frambrose? Keduanya kami sendiri yang mengolah loh."

"Oh, ada bonusnya mas? Apa beli lima dapat enam ya?"

Dan kembali lagi diskusi hangat antara ibu dan anak hadir, dengan diahkir dengan keputusan untuk menggunakan frambrose. Saya yang termasuk team frambrose hanya tersenyum simpul setelah meneguk dawet terahkir di gelas. "Bisa-bisa tidak makan malam kalau begini," gumam Saya saat Mas Danial sudah selesai menyelesaikan transaksi dan duduk kembali.

"Jadi apa worth mba, harga Dawet Kani senilai Rp8000,00 dengan rasa serta banyaknya?" pertanyaan diiringi senyum simpul.

"Sepadaan lah mas, apalagi semua bahan homemade  dengan waktu pengolahan bisa sampai tiga jam. Santan sendiri dari hasil perasaan 15 butir kelapa yang  disajikan selalu hangat dan fresh pula, padahal tidak dihangatkan memakai tungku ya saat sudah sampai di warung."

 "Kapan-kapan Saya ajak mba langsung melihat proses pembuatannya. Wes sama persis saat Saya magang langsung di pembuat dawet Pasar Kliwon. Selama tiga bulan magang mulai mengupas kelapa, membuat dawet, cairan gula jawa sampai melayani pembeli langsung. Weh sekali duduk dari pagi, bisa-bisa sampai tengah hari tak beranjak dari berjualan."

 "Mantap mas. Oya saat puasa, apakah akan buka terus?"

"Iya mba, bahkan sebelum bulan puasa akan ada tambahan menu baru. Pisang Goreng Spesial Dawet Kani yang disajikan selalu hangat jadi pelanggan akan double kenyang tiap kali ke Dawet."

Dawet Kani. Doc: IG Dawet Kani
Dawet Kani. Doc: IG Dawet Kani

Penuturan Mas Danial membuat rasa penasaran Saya bertambah. Jika adanya topping durian dan nangka saja sudah membuat warung Dawet Kani saja sudah laris manis, bagaimana kalau ada menu baru ya. Well Saya sudah tak sabar mendatangi warung Dawet Kani kembali. Dawet legendaris berbahan alami dan fresh. Begini ini harusnya rasa dawet legendaris!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun