Mohon tunggu...
vierazahrul
vierazahrul Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - siswa sekolah

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". -Ali bin Abi Thalib-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangan di Atas

9 Desember 2024   11:41 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Yandi, saya mengerti penyesalanmu, dan saya menghargai bahwa kamu datang untuk meminta maaf. Namun, apa yang kamu lakukan tidak bisa dibayar dengan uang atau harta. Tindakanmu terhadap Jaenal sangatlah salah, dan kamu tidak bisa hanya menebusnya dengan memberikan uang. Apa yang Jaenal butuhkan pembayaran atau kompensasi materi, tetapi sebuah perubahan sikap yang tulus dari dalam dirimu."

Yandi terdiam sejenak, merasa sedikit bingung dengan kata-kata Yudis.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan, Yudis? Bagaimana saya bisa memperbaiki semuanya?"

Yudis menghela nafas ringan, kemudian melanjutkan.

"Saya tidak bisa memberikanmu apa yang kamu inginkan, Yandi, karena apa yang kamu cari tidak ada dalam harta atau balasan dunia. Yang perlu kamu lakukan adalah meminta maaf kepada Jaenal, dengan hati yang tulus, dan memperbaiki sikapmu. Jika kamu ingin benar-benar memperbaiki hubunganmu dengan Jaenal, kamu harus menunjukkan kepadanya bahwa kamu menyesal dengan sepenuh hati. Jangan mencari cara untuk mendapatkan imbalan atau bayaran, tetapi carilah kesempatan untuk melakukan kebaikan dengan tulus."

Yandi mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Yudis, dan semakin lama, ia merasa semakin tercerahkan. Yudis benar. Apa yang bisa menebus kesalahannnya bukanlah uang atau harta, melainkan sebuah perubahan sejati dalam dirinya. Penyesalan dan permintaan maaf yang tulus adalah langkah pertama yang harus ia lakukan untuk memperbaiki semuanya.

Dengan tekad baru yang bulat, Yandi berkata kepada Yudis,

"Terima kasih, Yudis, atas nasihatmu. Saya mengerti sekarang. Saya akan pergi menemui Jaenal dan meminta maaf dengan sepenuh hati. Saya akan memperbaiki kesalahan saya dan tidak akan lagi mencari imbalan, karena apa yang saya butuhkan hanyalah kesempatan untuk berubah."

Yudis tersenyum dengan penuh kebijaksanaan,

"Saya percaya kamu bisa, Yandi. Perubahan itu datang dari hati yang tulus. Semoga perjalananmu membawa kebaikan, bukan hanya untuk Jaenal, tetapi juga untuk dirimu sendiri."

Dengan rasa syukur yang mendalam, Yandi meninggalkan rumah Yudis. Ia tahu bahwa jalan yang harus ia tempuh tidak akan mudah, tetapi ia yakin bahwa dengan niat yang tulus, ia bisa memperbaiki hubungannya dengan Jaenal dan mendapatkan kembali kebaikan yang ia cari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun