Telponku belum di angkat juga oleh Ibu, sudah yang ke tiga kali Ibu masih belum mengangkat telpon dariku. Sehingga aku memilih langsung pulang, dan melihat kondisi Ibu. Aku takut Ibu tertidur dan tidak mendengar suara telpon.
Aku tiba dirumah, hari memang sudah mulai gelap. Lampu rumahku pun belum menyala sehingga sangat terlihat semakin gelap. Aku membuka pintu, dan aku lihat ke adaan rumah sepi, sunyi, dan gelap. Aku memutuskan menyalakan semua lampu. Lalu aku menyimpan cake di atas meja makan di dapur. Aku akan pergi ke kamar Ibu untuk membangunkannya.
" Ibu, aku sudah pulang." Ucapku sambil menyalakan lampu kamar Ibu.
Pemandangan yang aku lihat adalah sarapan yang aku buatkan untu Ibu masih ada belum tersentuh. Dan aku melihat Ibu sedang berbaring di kasur. Aku mendekati Ibu mencoba untuk membangunnkannya. Saat aku sentuh tangan Ibu, aku merasa tangan Ibu sangat dingin. Aku terkejut. Lalu aku mencoba mengguncang tubuh Ibu, tidak ada pergerakan. Dan terakhir aku mencoba mengecek nadi di tangan Ibu. Tidak berdenyut dan hidung Ibu pun tidak bernafas. Ibu diam tidak bergerak saat aku mengguncang tubuhnya kencang.
" Bu.. bu... bangun bu!! Aku sudah pulang. Ayo kita kerumah sakit. Bu...... maafkan Kevin. Ayo bangun bu... buuu ku mohon!!" Aku terus mencoba membangunkan Ibu. Tapi tak berhasil.
Aku hanya bisa memeluk tubuh Ibu yang sudah dingin. Aku merasa menyesal, aku merasa diriku tidak berguna.
Saat ini aku kehilangan satu-satunya keluarga yang kumiliki dan juga orang yang paling aku sayangi.
Hari ini aku mendapatkan apa yang ku impikan sekaligus mendapa hal yang tak aku inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H