Mohon tunggu...
Vico Mr Bean
Vico Mr Bean Mohon Tunggu... Editor - Biodata lengkap

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW ala Bung Karno, Momen Pilkada Santun, Riang nan Gembira

16 September 2024   13:36 Diperbarui: 16 September 2024   13:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto, Ahmad Junaedi Karso (dokumen pribadi), Senin (16/9/2024).


Maulid "Nabi Muhammad SAW", merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang jatuh
setiap tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi, dikenal sebagai tahun gajah dalam. Maulid dalam bahasa Arab
berarti kelahiran. Tradisi perayaan Maulid Nabi muncul di kalangan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Tradisi ini telah menjadi salah satu momen penting bagi umat Islam di berbagai belahan dunia untuk
mengenang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.


Peringatan ini tidak hanya sekadar memperingati hari lahir, tetapi juga "momentum untuk mengingat kembali perjalanan hidup, perjuangan, dan akhlak Rasulullah sebagai panutan bagi umat Islam dan (Momen Pilkada Santun, Riang Nan Gembira).


Perayaan ini memperkuat persaudaraan muslim dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maulid Nabi jatuh pada Senin, 16 September 2024, dan umat muslim di seluruh dunia mulai bersiap menyambutnya. Mari mengenal lebih
jauh tentang pengertian dan sejarah Maulid Nabi dalam Islam.


Bagi umat Islam, peringatan Maulid Nabi merupakan wujud penghormatan atas kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan melalui berbagai kegiatan keagamaan. Di Bumi Pancasila (Indonesia). "Maulid Nabi umumnya diperingati dengan acara seperti pembacaan manaqib Nabi, pengajian, dan shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW".


Refleksi Maulid "Nabi Muhammad SAW". Ala Bung Karno"


Dilansir dalam laman Majalah Api Islam No. 1 Th. 1-Djuli 1965. (2022/10/14). Pada hari Senin malam, pada tanggal 12 Juni 1965, Presiden Soekarno menyampaikan amanatnya di depan masyarakat Islam dalam rangka memperingati Maulid "Nabi Muhammad SAW" di Istana Negara.


Presiden mengemukakan bahwa: Seluruh sejarah manusia dari sejak dulu hingga kini penuh dengan orang-orang besar.
Bahkan tidak ada sesuatu bangsa yang besar yang tiada mempunyai orang besar.
Tapi orang-orang besar ini tidaklah luput dari kesalahan, karena ia sekedar sebagai manusia biasa. 

Berlainan dengan Nabi

Nabi sebagai Rasul Allah tidaklah pernah berbuat kesalahan. Kita umat Islam harus menganggap Nabi Muhammad SAW orang yang terbesar dan kita harus menyatakan tidak ada pemimpin dimanapun di dunia ini yang kebesarannya melebihi daripadanya.


Perbedaan Nabi Muhamamd SAW dengan nabi-nabi yang lain kalau nabi-nabi seperti Musa, Daud, Isa dan lain-lain diutus untuk memimpin umat-umatnya di tempat-tempat tertentu, Nabi Muhammad SAW diutus untuk memimpin seluruh umat di muka bumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun