Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara kualitatif deskriprtif, yang dimana bertujuan untuk memahami secara mendalam bagaimana kegiatan pengabdian masyarakat mengenai sosialisasi terhadap anak-anak dilaksanakan dan dampak positif terhadap siswa yang mendapat edukasi tentang keterampilan penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Penelitian ini tidak hanya sebagai bahan yang bertujuan untuk mengevaluasi, tetapi juga untuk memberikan wawasan bahwa perlu adanya peningkatan program pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan obervasi langsung ke lokasi kegiatan dengan mengamati lingkungan dan melakukan wawancara kepada ibu pengurus mengenai latar belakang dari peserta didik yang mendapatkan Pendidikan kurang layak serta kegiatan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di Rumah Penyuluhan Kreatif.
4. HASIL DAN PEMBAHASANÂ
a). Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Penggunaan bahasa Indonesia yangbaik dan benar di lingkungan sekolah masih tergolong rendah. Tanpa disadari, baik siswa maupun guru lebih sering berkomunikasi menggunakan bahasa daerah. Padahal, penggunaan bahasa Indonesia di sekolah sangat penting karena dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, melestarikan budaya, mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mendorong kemampuan berkomunikasi dengan baik dan santun. Pada usia dini pun masih saja tergolong rendah dalam penggunaan berbahasa yang baik, Sebagian besar anak usia dini belum sepenuhnya paham dan tau seperti apa Bahasa yang baik dan benar. Dari segala faktorlah yang menyebabkan hal itu terjadi, salah satu faktornya karena perkembangan bahasa yang semakin meningkat sehingga menimbulkan perbedaan yang sangat signifikan terhadap gaya bahasa sebelumnya. Seharusnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu dilestarikan dan dibudayakan kepada anak anak sejak kecil dengan membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia dengan tetap memperhatikan tata bahasa dan ejaan sesuai yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia, tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, etika dalam penggunaan bahasa Indonesia berhubungan erat dengan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Untuk menggambarkan keanekaragaman bahasa yang mencerminkan keanekaragaman masyarakat dapat ditinjau dari segi bahasa yang berupa sistem tutur sapa yang dimiliki oleh semua bahasa.(Kecamatan et al., 2022).
b). Manfaat Sosialisasi Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik Hasil observasi setelah kami melakukan kegiatan sosialisasi yang kami harapkan yaitu anak-anak dapat menjadi jauh lebih memiliki kesadaran pribadi mengenai dampak jangka panjang yang akan mereka rasakan di kemudian hari. Selain itu, Manfaat dari kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat teruju pada kalangan anak-anak, terutama untuk anak-anak dari keluarga berpendapatan rendah. Salah satu manfaat utamanya adalah peningkatan kemampuan komunikasi mereka, baik dalam interaksi sosial maupun pendidikan. Dengan menguasai bahasa yang tepat, anak-anak dapat berkomunikasi dengan lebih lancar, memahami materi pelajaran di sekolah dengan lebih baik, dan menyampaikan ideide mereka secara jelas. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan mereka, tetapi juga membuka peluang lebih besar untuk sukses di dunia kerja nanti. Oleh karena itu, sosialisasi ini sangat penting untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak untuk mencapai keberhasilan. Di samping itu, sosialisasi ini membantu membentuk kebiasaan berbicara yang sopan bagi anak-anak. Anak-anak yang terbiasa menggunakan bahasa yang baik akan lebih menghargai orang lain dan menjalin hubungan sosial yang positif. Dalam lingkungan yang dipenuhi dengan penggunaan bahasa kasar, mereka cenderung meniru pola tersebut, yang dapat menghambat perkembangan diri mereka. Dengan adanya edukasi yang tepat, mereka akan lebih memahami dampak dari kata- kata yang digunakan dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi pandangan orang lain terhadap diri mereka. Keterampilan berbicara yang baik dan akan memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan masyarakat lebih luas. Selain itu, kegiatan ini juga berperan dalam perkembangan sosial dan emosional anak-anak. Mereka yang belajar berbicara dengan baik akan lebih percaya diri dalam berbagai situasi, baik itu berbicara di depan umum maupun dalam percakapan sehari-hari. Peningkatan rasa percaya diri ini akan memperluas peluang sosial dan akademik mereka, serta mengurangi rasa canggung saat berkomunikasi. Dengan demikian, sosialisasi mengenai pentingnya bahasa yang baik dan benar tidak hanya berfokus pada kemampuan berbahasa, tetapi juga mendukung perkembangan karakter anakanak yang lebih matang dan siapÂ
c) Hambatan Pengembangan Keterampilan Bahasa pada Anak dari Latar Belakang Ekonomi Rendah Lingkungan sangat berdampak terhadap bahasa anak dalam berbicara. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemerolehan bahasa anak. Karena dengan lingkungan runinitas anak dapat berjalan dengan baik tanpa kesulitan dalam berinteraksi di lingkungan sosial dan proses pemerolehan bahasa juga di mulai dari lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Rangsangan yang diperoleh anak melalui lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Rangsangan yang diterima secara perlahan akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Rangsangan orang tua terdekatnya akan diproses oleh anak sehingga menjadikan anak seperti itu matang dalam pola pikir, pola, dan pola tutur. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan elemen fundamental dalam komunikasi yang efektif, berperan penting dalam interaksi sosial, pendidikan, dan dunia kerja. Namun, anak-anak yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah sering kali menghadapi tantangan serius dalam menguasai aspek ini. Salah satu faktor utama yang memengaruhi kesadaran mereka adalah peran orang tua yang kurang aktif dalam proses pendidikan anak-anak. Banyak orang tua di kalangan ekonomi rendah terjebak dalam rutinitas mencari nafkah,sehingga tidak memiliki cukup waktu dan perhatian untuk mendidik anak-anak mereka, khususnya dalam penggunaan bahasa yang baik. Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan akses pendidikan yang berkualitas. Sekolah-sekolah di daerah mereka sering kali kekurangan sumber daya, dan pengajaran bahasa Indonesia tidak selalu menjadi prioritas. Anakanak yang tidak mendapatkan pengajaran bahasa yang memadai akan kesulitan dalam memahami dan menggunakan bahasa dengan benar. Selain itu, lingkungan sosial yang dipenuhi oleh penggunaan bahasa yang tidak senonoh dan tidak membentuk kebiasaan berbahasa anak- anak. Mereka cenderung meniru pola bahasa yang ada di sekitar mereka, tanpa menyadari dampak negatifnya terhadap interaksi sosial dan perkembangan diri. Tanpa bimbingan yang memadai, anak- anak akan kesulitan untuk memahami pentingnya berbicara dengan sopan dan baik. Akibatnya, kebiasaan berbahasa yang buruk dapat berlanjut hingga dewasa, mempengaruhi peluang pendidikan dan pekerjaan mereka di masa depan. Dengan memahami isu ini secara menyeluruh, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan berbahasa anak-anak dari keluarga dengan ekonomi rendah. Upaya ini tidak hanya akan berdampak positif pada perkembangan individual anak, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih beradab dan harmonis di masa depan. Melalui kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan komunitas, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak- anak untuk tumbuh dan berkembang dengan kemampuan bahasa yang baik dan benar.Â
d) Dampak Jangka Panjang Pengembangan Keterampilan Bahasa Menurut teori behavioristik, proses pemerolehan bahasa pertama pada anak dikendalikan oleh faktor eksternal, yaitu rangsangan yang datang dari lingkungan sekitar. Teori belajar behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia dengan fokus pada peran belajar dalam menjelaskan tingkah laku. Perspektif ini menjelaskan bahwa perilaku manusia terbentuk melalui rangsangan (stimulus) yang menghasilkan reaksi (respons) berdasarkan hukum-hukum mekanistik Para penganut teori ini berpendapat bahwa kemampuan berbicara dan memahami bahasa anak diperoleh melalui interaksi dengan rangsangan dari lingkungan. Proses perkembangan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh banyaknya latihan yang diberikan oleh lingkungan tersebut. Kemampuan komunikasi anak terjadi berdasarkan prinsip hubungan stimulusrespons (S-R) dan proses peniruan. Ahli behavioristik berkeyakinan bahwa anak dilahirkan tanpa kemampuan apapun dan harus belajar melalui pengondisian dari lingkungan serta diberikan penguatan (reinforcement). Beberapa ahli menjelaskan faktor-faktor penting dalam mempelajari bahasa, seperti imitasi, penghargaan (reward), penguatan (reinforcement), dan frekuensi perilaku. Skinner memakai teori stimulus- respon dalam menerangkan perkembangan bahasa, yaitu bahwa bila anak mulai belajar berbicara yang merupakan bukti berkembangnya bahasa anak, maka orang yang berada disekelilingnya memberikan repons yang positif sebagai penguat (reinforcement). Dengan adanya respon positif tersebut maka anak cenderung mengulang kata tersebut atau tertarik mencoba kata lain (Sundari, 2018). Di lingkungan keluarga, anak pertama kali mengasah keterampilan berbahasa dan memperluas kosa katanya. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam membantu anakanak mereka menyelesaikan tugas perkembangan, termasuk dalam pengembangan keterampilan bahasa. Setiap tindakan dan kata-kata yang diucapkan orang tua dalam lingkungan keluarga dan sosial akan memengaruhi perkembangan bahasa anak (Pradita, E. L., et al., 2024). Dampak jangka panjang pengembangan keterampilan bahasa dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan seseorang, baik dalam konteks pribadi, sosial, pendidikan, maupun profesional. Beberapa dampak positif yang dapat dirasakan dalam jangka panjang :Â
a) Meningkatnya Keterampilan Komunikasi Anak-anak diharapkan dapat mengasah kemampuannya dalam memahami serta menggunakan BahasaÂ
Indonesia dengan baik di kehidupan sehari- harinya dengan lebih efeektif, termasuk dalam cara mereka berkomunikasi terhadap orang lain. Selain itu, dengan meningkatnya keterampilan komunikasi anak diharapkan akan memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan sesam di kemudian hari yang dapat Ia jadikan sebagai kemampuan di berbagai konteks, seperti hubungan pribadi, dunia kerja, dan interaksi sosial.Â
b) Merangsang Perkembangan Kognitif Penguasaan bahasa yang baik dapat mendorong perkembangan kemampuan kognitif, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan meningkatkan daya ingat. Mempelajari bahasa baru, contohnya, dapat mengasah fleksibilitas mental seseorang serta memperkuat daya ingat dan kemampuan berpikir analitis.
c) Meningkatkan Rasa Percaya Diri Kemampuan berbahasa yang baik, terutama dalam komunikasi internasional atau profesional, sering kali dapat meningkatkan rasa percaya diri. Ini dapat mendukung individu dalam berinteraksi sosial dan melakukan presentasi publik, serta memberi peluang untuk berbicara di depan umum atau dalam pertemuan profesional.Â
d) Memiliki Peluang dan Akses Lebih dalam Pendidikan dan Pengetahuan Kemampuan bahasa yang baik memungkinkan individu untuk mengakses berbagai informasi dan sumber daya pendidikan, seperti literatur akademis, artikel, dan penelitian dalam bahasa asing. Hal ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka di berbagai bidang.Â