Aku berdiri di atas panggung, berusaha menirukan mimik apapun itu.
Dan aku melakukan ribuan hal lainnya dalam pencarianku.
.
Kami sedang berkemah. Saat itu, di bawah bentangan bintang malam sambil duduk di depan api unggun, seorang teman membawa gitar dan memetiknya, membiarkan alunannya mengiringi suara malam.
Aku menemukan apa yang kucari.
Senyum mengembang pelan di wajahku.
.
Aku tak pernah tahu bahwa diriku bisa begitu mencintai titik hingga titik itu kugambar di kertas yang tepat, kertas bergaris tempat nada-nada digambar.
Kurasa, aku cukup baik dalam menggambar titik-titik padat dengan tongkat-tongkat kurusnya, dalam menarikan tanganku di atas tuts hitam putih, dalam memetik dan menggesek senar-senar.
Kudongkakan kepalaku, menatap sebuah gambar yang kubingkai di dinding. Selembar kertas putih kosong dengan sebuah titik hitam.
Kurasa, apa yang kucari setelah sekian lama sebenarnya tak pernah sejauh itu dariku.