Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kualitas Film "The Flower of Wars" Mengemas Solidaritas Papan Atas

10 Mei 2020   00:06 Diperbarui: 10 Mei 2020   00:08 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot YouTube: MoviemanicsDE

Ia meyakini setiap saat bahaya yang mengintai di luar gedung gereja, akan mencelakainya. Di sisi lain para siswi yang dipimpin oleh Shu (Zhang Xinyi) tidak menyukai kehadiran para perempuan penghibur yang menurut mereka membuat gereja kotor. 

Tapi pemimpin perempuan penghibur itu, Yu Mo (Ni Ni), berusaha menenangkan teman-temannya menjaga sikap selama menumpang di gereja.

Sayang saat mereka mengira gereja sebagai tempat yang aman, tentara Jepang malah mendobrak masuk dan mengejar-ngejar para siswi untuk melampiaskan nafsu mereka, apalagi karena mereka dianggap masih perawan.

Di luar dugaan Shu mau mengalihkan perhatian tentara Jepang dari ruang bawah tanah yang menjadi tempat persembunyian sementara para perempuan penghibur akhirnya berlarian di dalam gereja untuk menghindari kejaran tentara Jepang.

Menariknya, pada saat sekelompok tentara Jepang datang dan mencari wanita-wanita untuk diperkosa.  Keputusan Jhon seketika berubah. Jiwanya seolah terpanggil untuk menyelamatkan para siswa putri tersebut. Manakala para pelacur berhasil melarikan diri ke tempat perlindungan di bawah gereja. Semacam ruang bawah tanah begitu.   Murid-murid gereja tersebut justru berhasil ditangkap prajurit Jepang.


Dan John yang tanpa sadar telah mengenakan jubah pastur, tiba-tiba tersentak bangun oleh kericuhan yang terjadi di luar kamar tidurnya.

Ia tampak cemas dan ketakutan. Bingung apa yang akan dilakukan. Setelah beberapa saat mencari tempat berlindung di dalam lemari pakaian sang pastur.

John tersadar bahwa ia sedang mengenakan jubah pastur. Saat itulah ia seolah mendapatkan ide. Jiwa pahlawannya muncul. Dan nekad  melindungi murid-murid gereja yang hendak diperkosa.

John berhasil mengumpulkan keberanian dan membawa bendera palang merah besar serta meneriakkan bahwa gereja adalah rumah Tuhan dan tidak pantas tentara Jepang menyerbu ke sana. 

Celakanya, sama sekali tidak diindahkan oleh tentara Jepang. Tak sedikit diantara murid murid berpakaian lengkap itu yang dibunuh secara menggenaskan didepan mata John.

Hingga akhirnya ditengah cerita ada seorang sniper tentara China yang kebetulan menitipkan temannya yang sudah terluka di gereja tersebut naik pitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun