Mohon tunggu...
Verry Aria Firmansyah
Verry Aria Firmansyah Mohon Tunggu... Peternak - Owner & Director di Kencana Farm, Kencana Aqiqah, Kencana Quail Farm, Dunia Domba Indonesia

Seorang insan yang awal lulus kuliah Sarjana ingin turut serta mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Ayah 3 orang putra dan 2 orang puteri. Alumni Planologi ITB. Menyenangi dunia usaha, ternak domba, kambing, kelinci, marmut, puyuh dan lele, hobi diskusi dan aktivitas pemberdayaan. Usaha kecil-kecilan, peternakan domba, kambing, puyuh, ayam dan mengelola beberapa unit usaha wakaf produktif. http://puyuh-bogor.blogspot.co.id/ https://www.linkedin.com/in/verry-aria-firmansyah-0379a236/ https://www.kencanaaqiqah.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Dibalik Penggerebekan Beras Maknyus

31 Juli 2017   03:54 Diperbarui: 31 Juli 2017   04:11 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kok bisa?!?

Karena release, cara dan alasan penangkapan yang dinilai para kompetitor ini lebay, tidak adil, serampangan, alasannya mengada-ada, bahkan mereka mengatakan jika alasannya seperti yang disampaikan. Kami semua juga bisa kena menjadi tersangk. Karena yg dituduhkan adalah "business as usual". Kami membeli gabah dari petani serendah2nya namun, tentu petani pun memilih yang paling tinggi. Tak masalah bagi kami Yang penting kami bisa meraih keuntungan tentunya dengan menetapkan harga jual yang lebih tinggi namun wajar. Lalu tentang menyetok beras di gudang. Gudang2 kecil kami pun biasa menyetok 1000 s.d 4000 ton beras. Itu sudah menjadi hal yg biasa. Jika merujuk pada kasus PT IBU kami juga bisa dipidanakan. Tentang IR64 merupakan beras subsidi itu juga dinilai para pengusaha penggilingan padi sebagai hal yang mengada-ada.

Sejujurnya saat Gudang PT IBU digerebek aparat dan birokrat kami mengira pasal yang ditujukan ialah mengenai monopoli beras dan persaingan tidak sehat. Namun, alasan aparat dinilai oleh mereka sebagai sesuatu yang berbalik 180 derajat. Tidak sesuai dengan prediksi mereka. Mereka meyakini bahkan Gabah padi Di Sragen dikumpulkan saja yang ratusan ribu ton masih amat kurang memenuhi kebutuhan pasokan PT IBU. "Saya kira aparat akan menemukan bukti ratusan ribu ton stok beras dan akan dikenai pasal monopoli, ternyata hanya 1000an ton". Celoteh salah satu dari pengusaha agrobisnis beras ini.

Karena kebutuhan PT IBU yang amat amat besar.

Kebutuhan inilah yang membuat mau tak mau harga yang PT IBU tawarkan semakin lama semakin tinggi, diatas kesanggupan dan Daya beli pesaing2nya. Dan pasokan mereka pun semakin lama semakin sedikit karena terserap oleh kebutuhan PT IBU.

Saat ini asosiasi dan Komunitas justru berbalik mendukung PT IBU. Harapan mereka pemerintah bisa merangkul dan melakukan pembinaan terhadap PT IBU untuk menjalankan Bisnis beras ini secara sehat dan menguntungkan semua pihak, imbuhnya lagi.

*) Oleh : Verry Aria Firmansyah (Wakil Direktur Institut Kemandirian dan Social Entrepreneur academy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun