Mohon tunggu...
Verna Argiyanti
Verna Argiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Metode Komunikasi Terapeutik dalam Bimbingan dan Konseling di Sekolah guna Meningkatkan Kesejahteraan Siswa

3 Agustus 2024   19:39 Diperbarui: 3 Agustus 2024   19:45 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Verna Argiyanti

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

email: argiyantiverna@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas pentingnya bimbingan dan konseling (BK) di sekolah serta penerapan metode terapeutik dalam layanan tersebut. Bimbingan dan konseling merupakan layanan yang mendukung pertumbuhan siswa secara keseluruhan., termasuk dalam aspek akademis, pribadi, sosial, dan karier. Pelayanan ini dilaksanakan baik secara kelompok maupun individu, dengan tujuan meningkatkan kemandirian, keterampilan komunikasi, manajemen emosi, serta kesejahteraan mental siswa. Metode terapeutik dalam BK, yang menggabungkan teknik terapi psikologis, membantu siswa mengatasi masalah emosional dan sosial, serta mencapai kesejahteraan optimal. Penelitian ini menggunakan metode analisis literatur untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber terkait topik ini. Kerangka teoretik yang diulas mencakup definisi bimbingan dan konseling, serta komunikasi terapeutik, yang merupakan bentuk interaksi profesional dan terstruktur antara individu dan ahli untuk menyelesaikan masalah. Tujuan komunikasi terapeutik adalah meningkatkan diri, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mencapai tujuan personal yang realistis. Artikel ini juga membahas ciri-ciri pribadi terapeutik, syarat-syarat komunikasi terapeutik, serta pembentukan komunikasi terapeutik melalui mendengarkan aktif dan empati.

Keywords: Bimbingan, Konseling, Metode

 

Abstract

This article discusses the importance of guidance and counseling (BK) in schools and the application of therapeutic methods in these services. Guidance and counseling is a service that supports students' overall growth, including in academic, personal, social, and career aspects. This service is carried out both in groups and individually, with the aim of increasing students' independence, communication skills, emotional management, and mental well-being. Therapeutic methods in counseling, which incorporate psychological therapy techniques, help students overcome emotional and social problems and achieve optimal well-being. This research uses the literature analysis method to collect and analyze various sources related to this topic. The theoretical framework reviewed includes the definition of guidance and counseling, as well as therapeutic communication, which is a professional and structured form of interaction between an individual and an expert to resolve problems. The goals of therapeutic communication are self-improvement, improving interpersonal relationships, and achieving realistic personal goals. The article also discusses the characteristics of a therapeutic person, the requirements of therapeutic communication, and the establishment of therapeutic communication through active listening and empathy.

Keywords: Guidance, Counseling, Methods

PENDAHULUAN 

Bimbingan dan Konseling merupakan layanan yang mendukung peserta didik baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan meningkatkan kemandirian dan perkembangan dalam proses pembelajaran, perencanaan karier, kehidupan pribadi dan sosial serta potensi dan bakat melalui berbagai jenis metode pelayanan dan kegiatan pendukung sesuai dengan norma yang ada (Hikmawati, 2010:1) Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung perkembangan peserta didik secara keseluruhan.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, kegiatan dilakukan baik dalam bentuk kelompok maupun individu. Guru pembimbing memberikan arahan dan bantuan langsung kepada peserta didik secara kelompok dalam jam kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun bimbingan secara pribadi atau perseorangan dilaksanakan di luar jam belajar bagi peserta didik yang membutuhkan bimbingan khusus.

Peserta didik perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah karena layanan ini memiliki banyak manfaat penting yang dapat mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh. Permasalahan akademis yang mana banyak peserta didik kesulitan dalam mata pelajaran tertentu. Permasalahan pribadi peserta didik secara internal maupun eksternal mampu memberikan dampak pada kesehatan mental peserta didik. Keterampilan komunikasi, manajemen emosi dan kemandirian peserta didik juga perlu ditingkatkan. Selain itu peserta didik masih kesulitan dalam menentukan perencanaan karier dan masa depan yang sesuai. Dengan menyediakan layanan dan dukungan sesuai dengan permasalahan di atas bimbingan dan konseling bukan hanya penting untuk keberhasilan secara akademis, tetapi juga untuk kesejahteraan emosional dan keterampilan hidup yang esensial.

Pelayanan bimbingan dan konseling oleh guru pembimbing memiliki berbagai macam metode. Salah satu pendekatan yang semakin populer dalam Bimbingan Konseling adalah penggunaan metode terapeutik. Metode ini tidak hanya mendukung peserta didik dalam aspek akademis, tetapi juga membantu peserta didik mengatasi masalah emosional dan sosial, sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan yang optimal.

Metode ini menggabungkan dan menyatukan teknik-teknik dari terapi psikologis ke dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah, memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri, mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.  Melalui metode terapeutik, peserta didik mampu belajar untuk mengenali dan mengolah perasaan mereka, membangun hubungan yang sehat. Oleh karena itu, penerapan metode terapeutik dalam penyediaan bimbingan dan konseling, hal ini sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung dan membantu perkembangan siswa secara komprehensif.

METODE PENELITIAN 

Metode penelitian ini menggunakan metode analisis literatur atau literatur review guna mengumpulkan, meninjau, dan menganalisis berbagai sumber tertulis yang relevan dengan topik penelitian tertentu. Metode ini bertujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang pengetahuan yang ada, mengidentifikasi kesenjangan penelitian, dan membangun dasar teoritis untuk studi lebih lanjut.

Alur dalam metode penelitian analisis literatur dimulai dengan penentuan topik penelitian, pencarian literatur, seleksi literatur, pembaca kritis dan pencatatan, analisis, penulisan tinjauan literatur.

Manfaat metode penelitian analisis literatur yaitu memahami konteks penelitian; mengidentifikasi kesenjangan penelitian; membangun teoritis; menghindari duplikasi penelitian.

PEMBAHASAN

Bimbingan

Bimbingan disebutkan oleh Gladding (dalam Habsy, 2017:2) bimbingan merupakan sebuah proses guna membantu seseorang dalam menentukan sebuah pilihan penting yang mempengaruhi kehidupannya.

Menurut Rochman Natawidjaja (dalam Pautina, 2017:2) bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara konsisten kepada individu agar mereka bisa mengenali diri mereka sendiri, sehingga dapat mengarahkan dan bertindak sesuai dengan tuntutan serta kondisi di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses berkelanjutan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memahami diri dan membuat keputusan penting yang mempengaruhi hidupnya, agar mereka dapat bertindak sesuai dengan tuntutan serta kondisi di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Konseling

Konseling dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berhubungan antara individu dengan seorang ahli agar mampu memahami diri dan lingkungannya guna membuat keputusan yang efektif serta bermakna bagi mereka (Kibtya, 2014:363).

Menurut Rogers (dalam Fikriyah, 2021:129) konseling dapat diartikan sebagai hubungan yang memberikan dukungan, di mana satu pihak berupaya memperkuat kemampuan pihak lain dalam menangani masalah yang dihadapinya.

Dari berbagai pandangan yang telah disampaikan, dapat diambil kesimpulan bahwa konseling adalah proses interaksi yang mendukung antara individu dan ahli untuk memahami diri dan lingkungannya serta memperkuat kemampuan dalam menghadapi masalah dan membuat keputusan yang efektif.

Bimbingan dan konseling adalah tindakan proaktif dan terencana untuk membantu individu mencapai perkembangan terbaik, mengembangkan perilaku positif, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan meningkatkan fungsi atau peran individu dalam masyarakat. Semua perubahan perilaku ini merupakan bagian dari proses perkembangan individu, yaitu interaksi yang sehat dan produktif antara individu dengan lingkungannya (Kamaludin,2011:448).

Hepner, Wampold, & Kivlinghan (2008) (dalam Yuliani, 2018:85) menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling merupakan sebuah profesi yang bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan optimal dan perubahan positif. Profesi ini didasarkan pada pengetahuan yang objektif, bukan pada keyakinan pribadi atau prasangka dari para profesional yang terlibat.

Dari beberapa pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu profesi yang dirancang untuk mendukung individu dalam mencapai perkembangan dan perubahan positif. Pendekatan ini dilakukan dengan cara sistematis dengan fokus pada pengembangan perilaku efektif dan penciptaan lingkungan yang mendukung. Proses ini berlandaskan pada pengetahuan objektif, bukan pada keyakinan pribadi atau prasangka, serta bertujuan untuk meningkatkan interaksi produktif antara individu dan lingkungannya.

Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah jenis komunikasi interpersonal yang menekankan pentingnya pemahaman antara perawat dan pasien, atau dalam konteks lain antara guru dan murid. (Salsabil, 2023:10)

Komunikasi terapeutik sesuai buah pikiran Hildegard dalam (Siti dan Siregar, 2016) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah bentuk interaksi yang direncanakan dan tidak

terjadi secara spontan. Komunikasi ini harus dirancang, dipertimbangkan, dan dilaksanakan secara profesional. Dalam penerapannya, siswa perlu memperhatikan tahapan Komunikasi terapeutik terdiri dari tiga fase, yaitu fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi.

Komunikasi terapeutik adalah proses kerjasama antara perawat dan pasien yang bertujuan untuk mengatasi masalah pasien yang memengaruhi perilaku mereka. (Sanusi, 2019:419).

Dari berbagai pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik adalah suatu interaksi yang terencana dan profesional antara perawat dan pasien, dengan tujuan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien yang berdampak pada perilaku mereka. Proses ini menekankan pentingnya pemahaman interpersonal dan mengikuti tahapan orientasi, kerja, dan terminasi.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

  • Pencapaian realisasi diri, penerimaan diri, dan penghargaan terhadap diri sendiri.
  • Identitas diri yang konsisten dan integritas pribadi yang tinggi.
  • Kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal yang inti, saling bergantung, dan penuh kasih.
  • Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuan pribadi yang praktis.

Ciri-Ciri Pribadi Terapeutik

  • Congruence

Mengungkapkan diri secara autentik dan sebenarnya, dengan penampilan yang jujur, serta memastikan kesesuaian antara komunikasi verbal dan non-verbal.

  • Unconditional Positive Regard

Sebagai sikap yang hangat dan positif, menerima serta menghargai orang lain sebagai individu, tanpa mengharapkan pujian untuk diri sendiri.

  • Empati

Mengenali orang lain berdasarkan perspektif dan perasaan mereka.

Syarat-Syarat Komunikasi Terapeutik

  • Hadir dalam percakapan
  • Terlibatnya aspek fisik, mental, intelektual individu
  • Mendengarkan aktif
  • Melibatkan perasaan dan hati
  • Empati
  • Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain (pemberi pesan) berdasar perspektif pemberi pesan tersebut

Pembentukan Komunikasi Terapeutik

  • Belajar menjadi pendengar aktif
  • Memahami perasaan
  • Merefleksi Perasaan

SIMPULAN DAN SARAN

Artikel ini menyimpulkan bahwa bimbingan dan konseling (BK) di sekolah memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan peserta didik secara menyeluruh, meliputi aspek akademis, pribadi, sosial, dan karier. Pelayanan BK yang efektif memerlukan pendekatan yang variatif, termasuk metode terapeutik yang mengintegrasikan teknik terapi psikologis untuk membantu siswa mengatasi masalah emosional dan sosial, serta meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Metode terapeutik ini memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri, mengembangkan keterampilan, dan membangun hubungan yang sehat.

Melalui analisis literatur, artikel ini mengidentifikasi bahwa bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam membuat keputusan penting, memahami diri sendiri, dan beradaptasi dengan tuntutan keluarga dan masyarakat. Selain itu, komunikasi terapeutik merupakan elemen penting dalam proses BK, yang memerlukan interaksi terstruktur, empatik, dan profesional untuk menyelesaikan masalah siswa. Ciri-ciri pribadi terapeutik seperti keselarasan diri, penghargaan tanpa syarat, dan empati adalah syarat mutlak untuk komunikasi yang efektif. Dengan penerapan prinsip-prinsip ini, bimbingan dan konseling dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal.

REFERENSI

Sumber dari artikel jurnal:

Fikriyah, A.T., 2021. "Peran Bimbingan Konseling dalam Mengatasi Anak Temper Tantrum". Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, (online), volume 2, No. 2 (https://jurnal.iainponorogo.ac.id) diakses 28 Juli 2024.

Habsy, A.B., 2017. "Filosofi Keilmuwan Bimbingan dan Konseling". Jurnal Unesa, (online), volume 2, No.1 (https://journal.unesa.ac.id) diakses 28 Juli 2024.

Kamaludin., 2011. "Bimbingan dan Konseling Sekolah". Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (online), volume 17, No. 4 (https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id) diakses 28 Juli 2024.

Kibtyah, M., 2014. "Peran Konseling Keluarga dalam Menghadapi Gender dengan Segala Permasalahannya". Jurnal UIN Walisongo, (online), volume 9, No. 2 (https://journal .walisongo.ac.id) diakses 28 Juli 2024.

Salsabil, T., 2023. "Hubungan Komunikasi Terapeutik Guru BK dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Ujian Mandiri pada Siswa Kelas XII di SMAN 2 Cirebon". Jurnal Universitas Islam Indonesia, (online), (https://dspace.uii.ac.id) diakses 28 Juli 2024.

Sanusi, A., 2019. "Model Komunikasi Terapeutik dalam Pendidikan". Jurnal Komunikasi Islam, (online), (https://www.researchgate.net) diakses 28 Juli 2024.

Pautina, A.R., 2017. "View of Konsep Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling". Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, (online), volume 5, No. 2 (https://journal.iaingorontalo.ac.id) diakses 28 Juli 2024.

Yuliani, W., 2018. "Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling". Jurnal IKIP Siliwangi, (online), volume 2, No. 2 (https://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id) diakses 28 Juli 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun