Mohon tunggu...
Vera Yuliana Shinta
Vera Yuliana Shinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

honor super omnia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dunia Imajinasi Anak Terbuka Lebar, Peran Penting Cerita Bergambar

2 Desember 2024   11:26 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ABSTRAK 

Masa kanak-kanak merupakan periode emas dalam perkembangan, sehingga pembelajaran perlu dirancang agar menyenangkan dan menarik.  Salah satu pendekatan efektif adalah memanfaatkan cerita bergambar untuk merangsang kreativitas.  Meskipun terkadang diabaikan, cerita bergambar terbukti ampuh membantu anak memahami materi pelajaran.   

Kreativitas anak melalui cerita bergambar dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain: respon kreatif, fokus yang tinggi, rasa percaya diri dan kemampuan mengorganisir diri, kemampuan bercerita dan menghubungkan ide, perkembangan imajinasi, serta pertambahan kosakata.   Keberhasilan pengembangan kreativitas ini juga dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan, seperti pemberian waktu eksplorasi dan pujian positif. 

PENDAHULUAN   

Masa kanak-kanak usia dini merupakan periode perkembangan yang unik.  Ditandai dengan karakteristik fisik, mental, sosial, dan moral yang khas, anak-anak pada usia ini memiliki potensi belajar yang luar biasa.  Terutama di awal masa kanak-kanak,  anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan semangat belajar yang tinggi,  mendorong mereka untuk aktif mengeksplorasi dunia sekitar. 

Mereka menggunakan seluruh indera untuk memahami lingkungan, dan dengan mudah beralih dari satu topik ke topik lainnya sesuai minat.   

Sayangnya, lingkungan terkadang menjadi penghambat perkembangan kemampuan belajar mereka, bahkan menekan kreativitas dan imajinasi. Di era globalisasi yang ditandai kemajuan pesat teknologi dan ilmu pengetahuan,  individu kreatif, produktif, tangguh, dan adaptif sangat dibutuhkan.  Siswa yang inovatif, mandiri, dan mampu beradaptasi dengan perubahan di berbagai aspek kehidupan akan menjadi aset berharga.  

Namun, sistem pendidikan saat ini masih cenderung berfokus pada kemampuan akademik dasar seperti membaca dan berhitung,   dan kurang memperhatikan pengembangan aspek-aspek penting lainnya. 

Namun, beberapa lembaga pendidikan anak usia dini masih menunjukkan kelemahan dalam proses pembelajaran, khususnya selama observasi.  Banyak guru yang mengabaikan penggunaan media pembelajaran,  mengajar anak-anak layaknya siswa sekolah menengah atau tinggi.  Mereka tampaknya belum menyadari pentingnya media pembelajaran bagi anak usia dini yang masih dalam tahap pra-operasional konkret, di mana media mutlak diperlukan.   

Kondisi ini berdampak buruk pada proses belajar mengajar, karena potensi anak tidak berkembang dengan baik.  Sayangnya, masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami pentingnya pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Seringkali, mereka hanya menggunakan media pembelajaran tanpa mempertimbangkan efektivitasnya. 

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya sistematis. Strategi dan metode pembelajaran yang tepat harus diterapkan,  diiringi dengan penyediaan lingkungan dan media pembelajaran yang menarik minat anak.  Penting juga untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran sendiri.  Dengan demikian,  proses belajar mengajar akan lebih efektif dan   menarik bagi anak. 

Buku bergambar adalah produk yang dapat diperluas untuk anak usia dini. Pengembangan dan kombinasi teks dan gambar visual menghasilkan buku bergambar. Menurut Crowther (1995), buku bergambar adalah salah satu jenis bahan bacaan yang digunakan dalam pendidikan. 

Buku cerita bergambar membantu anak-anak mempelajari cara berpikir dari hal-hal yang nyata ke hal-hal yang abstrak. Mereka juga memperkenalkan kosakata baru melalui gambar. Dengan cara ini, anak-anak dapat mengenali kata-kata dan gambar dengan lebih baik, dan jika cerita diulang, mereka dapat mengingat secara tidak langsung. 

Oleh karena itu, sekolah dasar, sebagai jenis pendidikan formal untuk anak-anak, sangat penting untuk mempersiapkan anak-anak untuk dunia modern yang global. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan cerita bergambar untuk membangun imajinasi anak. 

PEMBAHASAN   

Perkembangan kognitif anak-anak dimulai dengan hal-hal yang konkret dan bergerak menuju konsep abstrak, menurut teori Piaget, yang dikutip oleh Mueller (2006:7). Ini menunjukkan bahwa pemikiran anak masih bergantung pada objek dan pengalaman nyata. Namun, gambar memiliki banyak keuntungan, seperti menarik perhatian orang, membuatnya unik, memperjelas hal-hal yang abstrak, dan menggambarkan suatu proses (Hackbarth dalam Uno, 2011:128). 

Gambar-gambar ini membuat anak lebih mudah memahami informasi dan jalan cerita yang disampaikan. Dengan kata lain, buku cerita bergambar didefinisikan sebagai buku yang menghubungkan gambar dan teks sebagai komponen utama dari kisah (Mitchell 2002:87). 

Menurut Malu (2013), buku cerita bergambar anak adalah buku yang menggabungkan gambar dan teks untuk menyampaikan cerita dengan tema yang sesuai usia anak.  Buku jenis ini sangat populer dan disukai anak-anak, serta bermanfaat sebagai media pembelajaran.   Keunggulannya terletak pada visualisasi cerita melalui gambar dan warna yang menarik,   sesuai alur dan konteks cerita, sehingga lebih mudah dipahami. 

Gene L. Wilkinson (1984: 23-24) mengungkapkan bahwa penggunaan gambar dalam pembelajaran memiliki manfaat signifikan. Gambar dapat meningkatkan minat belajar anak, serta membantu mereka memahami cerita dengan lebih mudah karena kesesuaiannya dengan pesan yang disampaikan. Berdasarkan teori para ahli, media pembelajaran yang memanfaatkan gambar efektif dalam menarik perhatian dan meningkatkan minat belajar siswa. 

Selain itu, media cerita bergambar juga lebih efektif karena anak-anak cenderung tidak cepat merasa bosan saat menerima materi. Media ini juga berfungsi untuk meningkatkan kreativitas anak dan membantu mereka memahami konsep abstrak dengan lebih baik. 

Mitchell dalam Nurgiyantoro (2013:159) menekankan peran penting buku cerita bergambar dalam membantu anak memahami dunia, belajar tentang orang lain, dan mengembangkan emosi.  Melalui cerita, anak-anak dapat menghubungkan cerita dengan pengalaman pribadi mereka,  merangsang kreativitas,  mendapatkan hiburan,  dan merasakan rasa kebersamaan. 

Hurlock dalam Faizah (2009:254) menjelaskan alasan mengapa cerita bergambar sangat digemari anak-anak di sekolah: (1) Membantu memahami masalah sosial dan pribadi. Cerita memberikan kesempatan bagi anak untuk memahami masalah sosial dan pribadi yang mereka hadapi,  membantu mereka dalam menyelesaikannya; (2) Menarik minat dan merangsang imajinasi. 

Cerita bergambar menarik minat anak dan mendorong imajinasi mereka; (3) Cerita mudah dipahami oleh anak-anak yang belum bisa membaca,  karena gambar membantu mereka memahami isi cerita; (4) Buku bergambar mudah ditemukan dan tersedia secara luas; (5) Buku bergambar menarik minat anak untuk membaca; (6) Cerita yang disusun dalam bentuk seri dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak; (7) Karakter dalam cerita sering menunjukkan perilaku yang membuat anak penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya; (8) Karakter dalam cerita biasanya pemberani, kuat, dan memiliki wajah menarik,  sehingga anak-anak mengidolakan mereka; (9) Gambar dalam cerita berwarna cerah dan sederhana,  sehingga mudah dipahami oleh anak-anak. 

Cerita bergambar merupakan media yang efektif dalam membantu anak belajar.  Selain sebagai alat pembelajaran,  cerita bergambar juga digunakan dalam iklan dan sebagai hiburan anak-anak.  Meskipun beragam jenisnya,  suksesnya cerita bergambar bergantung pada kemampuan menyampaikan pesan yang diterima dengan baik oleh pembaca,  khususnya anak anak.  Fungsi cerita bergambar meliputi: 

a) Cerita bergambar digunakan untuk menyampaikan pesan pendidikan dengan cara yang mudah dipahami dan diterima. 

b) Karakter dalam cerita bergambar  digunakan sebagai contoh utama dengan karakteristik dan sifat yang sesuai dengan pesan iklan. 

c) Anak-anak dan remaja merupakan pembaca utama cerita bergambar.  Cerita bergambar biasanya mengangkat tema persahabatan, semangat juang, solidaritas, dan lain-lain,  serta memberikan pesan moral yang baik bagi pembacanya.Salah satu tujuan dari penggunaan alat cerita bergambar dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah untuk menumbuhkan ketertarikan dan keinginan anak untuk membaca dan memahami cerita bergambar. 

Buku cerita anak dengan ilustrasi memiliki beberapa manfaat dalam meningkatkan proses belajar anak. Ilustrasi yang menggambarkan imajinasi anak meningkatkan keterlibatan mereka dalam cerita,  membuat mereka lebih emosional dan tertarik dalam proses belajar.  Hal ini membantu meningkatkan daya tarik materi dan daya ingat. Kedua, Ilustrasi membantu anak memahami topik dengan lebih baik.  

Hubungan yang kuat dengan cerita dan karakter meningkatkan pemahaman dan kemampuan kreatif mereka dalam memecahkan masalah. Ketiga, Ilustrasi meningkatkan keterlibatan dan motivasi anak dalam belajar.  Mereka  menjadi lebih proaktif dalam belajar,  berpartisipasi dalam kegiatan,  dan berdiskusi tentang cerita.  Hal ini menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan berpusat pada siswa.Keempat, peningkatan kemampuan kreatif. 

Metode ini membantu perkembangan imajinasi anak-anak. Perkembangan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kreatif dapat diuntungkan karena mereka belajar untuk menghargai dan menunjukkan kemampuan kreatif mereka. Kelima, inovasi akademik. Memanfaatkan gambar anak sebagai dasar dalam pembuatan cerita bergambar dalam pendidikan dapat membantu dalam pembuatan konten yang lebih efektif dan menarik. Pada gilirannya, kualitas pembelajaran anak-anak dapat ditingkatkan. 

SIMPULAN 

Pentingnya penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajaran anak usia dini, yang merupakan fase kritis dalam perkembangan kognitif dan kreativitas mereka. Cerita bergambar tidak hanya menarik perhatian anak, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan kosakata baru dan membantu pemahaman konsep-konsep abstrak melalui visualisasi. 

Dengan cara ini, anak dapat belajar dengan lebih aktif dan eksploratif, serta terlibat secara emosional dalam proses belajar. Penggunaan media ini diharapkan dapat memfasilitasi perkembangan imajinasi dan kreativitas anak, serta meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam kegiatan pembelajaran

. Selain itu, cerita bergambar dapat berfungsi sebagai alat pendidikan, hiburan, dan media iklan yang efektif, yang semuanya memiliki potensi untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai positif kepada anak. Oleh karena itu, perlu adanya upaya sistematis dari pendidik untuk mengintegrasikan cerita bergambar dalam metode pengajaran mereka guna menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan. 

DAFTAR PUSTAKA 

Adhani, V. L. R., & Lestari, T. (2021). Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Media Cerita Bergambar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Ahmad Dahlan, 8(1), 27-32. 

Azizah, H. F. (2022). Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar pada Anak Didik di TK Pertiwi Metro. Indonesian Research Journal on Education, 2(1), 176-181. 

Fuadah, Y. T. (2022). Penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajaran anak usia dini. Jurnal Mubtadiin, 8(01). 

Halim, D., & Munthe, A. P. (2019). Dampak Pengembangan buku cerita bergambar untuk anak usia dini. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(3), 203-216. 

Widodo, A. S., & Ardianto, D. T. (2023). Gambar Imajinasi Anak-Anak sebagai Aset dalam Pengembangan Animasi Edukasi. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 9(04), 488-502.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun