"Dia aman."
"Walau bukan berarti bisa percaya pada orang seperti dia."
"Tentu."
Taja tak sengaja bertemu pandang dengan mata jernih pria itu kemudian memalingkan wajah, mengubah haluan pandangannya ke hutan luas di sana. "Hm, jika kau tak sibuk, raja berencana membuka peti-peti itu malam ini. Hanya orang terpercaya yang diizinkan masuk ke ruangan itu bersamanya."
"Bagaimana denganmu? Seingatku, kau yang paling penasaran," ucap Ramshad, bukannya tak tahu bahwa wanita itu sedikit salah tingkah. Ia tetap bersikap tenang tanpa menanyakan penyebabnya.
"Kurasa, karena aku banyak tanya."
"Yah, begitulah." Ramshad buru-buru mengunyah cepat makanannya sebelum dirampas wanita itu. "Pura-pura saja mengerti segalanya tapi kau harus cepat belajar. Raja kita membeli sesuatu dari kota modern, itu berarti sedang terjadi hal serius. Setidaknya, firasatnya mengatakan begitu."
Taja sulit berkomentar. Ia lebih memahami tentang dunia sihir dan kesaktian, bagaimana roh pedang berada dalam tubuh rajanya atau ratu yang memiliki kemampuan membaca pikiran dan teleportasi. Akan tetapi, memahami bagaimana seekor burung besi bisa terbang ....
"Oh ya, bukankah kau terkena banyak pukulan malam itu?" Ia mengalihkan pembicaraan. Sedikit diamatinya wajah Ramshad yang terkesan tenang tanpa sedikitpun menahan rasa sakit.
"Apa pedulimu?"
Taja yang semula ingin tahu, berubah gerah mendengar jawaban ketus itu. "Berarti kekuatan itu masih ada dalam dirimu. Kupikir, sejak kau sekarat terakhir kali, kau telah kembali menjadi manusia biasa."