Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dilema Vaksinasi Covid-19 di Sekolah Dasar

27 Januari 2022   16:58 Diperbarui: 27 Januari 2022   16:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dopri/ Suasana vaksinasi covid-19 di SD

Bagaimana prosedur pelaksanaan vaksin pada anak sekolah dasar?

Berdasarkan peraturan bahwa anak umur enam sampai 12 tahun akan diadakan vaksinasi covid 19. Pada usia ini berada pada tingkat sekolah dasar.

Sebelum melaksanakan vaksin, ada beberapa prosedur yang akan dilalui oleh tim kesehatan, di antaranya:
1. Melaksanakan sosialisasi dengan orang tua/wali murid sebelum jadwal vaksin ditetapkan.

Sosialisasi ini diselenggarakan di sekolah yang ada di Kota Solok. Tim kesehatan setempat akan datang ke sekolah sebagai nara sumber. Mereka akan menyampaikan prosedur pelaksanaannya dan akan ada juga sesi tanya jawab dari wali murid. Kebanyakan wali murid tidak setuju
karena mereka mencemaskan dampak buruk yang akanterjadi.

Orang tua terpengaruh dengan berita yang dilihat pada tayangan televisi yang memperlihatkan ada peserta didik yang pingsan dan bahkan sakit setelah vaksin. Hal ini memicu kecemasan pada orang tua.

Seorang ibu memaparkan dan curhat pada seorang guru bahwa dia merasa ketakutan. "Saya sudah kehilangan anak gadis karena kecelakaan setahun yang lalu. Saya trauma dan takut kehilangan Syifa karena hanya dia yang saya miliki, Buk." Papar ibu paruh baya itu.

Ada juga orang tua yang sangat berani menyampaikan isi hati dan semua yang diutarakannya adalah perwakilan dari seluruh isi hati orang tua lain. "Apakah vaksin mempengaruhi pembelajaran anak kami? Apakah bagi anak kami yang tidak vaksin diberi sanksi untuk belajar daring?" ujar bapak yang bertubuh kekar berpakaian dinas itu. Selertinya dia dinas di salah satu instansi di Kota Solok.

Tim kesehatan menjawab," masalah sanksi dan proses belajar kami tidak tau. Kami tim sosialisasi dari kesehatan hanya menjalankan tugas dan tidak ada paksaan atas divaksinnya anak Bapak Ibuk." jawab ibu kesehatan dengan tegas.

Menjelang pulang tim kesehatan juga menyampaikan 6 alasan pentingnya vaksinasi bagi kelompok usia 6 tahun-11 tahun, di antaranya:

1. Kelompok usia tersebut harus belajar tatap muka, sehingga berisiko menularkan bagi diri sendiri, sesama murid, guru, orangtua dan lansia di rumah.

2. Mempertimbangkan kemungkinan rendahnya kepatuhan anak dalam memakai masker tidak longgar dan melorot, tidak berkerumun, menjaga jarak, juga mencuci tangan.

3. Vaksin ini aman dan dapat merangsang kekebalan terhadap COVID-19 pada kelompok umur tersebut, mendapat EUA dari BPOM, melalui kajian ITAGI, dan telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan.

4. Kelompok usia ini sudah terbiasa mendapat imunisasi sejak bayi, balita dan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di sekolah kelas 1 sampai dengan kelas 5.

5. Puskesmas sudah sejak lama berpengalaman melaksanakan program BIAS.

6. Konvensi Hak Anak dan UU perlindungan anak menyatakan bahawa anak mempunyai hakyang sama untuk dilindungi dari sakit, cedera, dan berbagai kekerasan

Setelah tim kesehatan memaparkan tujuan dan alasan vaksin, maka orang tua diberikan lembaran surat persetujuan vaksi untuk peserta didik. Jika setuju maka orang tua mencoret tidak setuju, begitu juga sebaliknya. Namun sebelumnya harus mengisi data siswa dan orang tua di bagian yang kosong pada surat. Tak lupa pula membubuhkan tanda tangan orang tua / wali murid.

Apapun penjelasan dari tim kesehatan sepertinya tidak mempengaruhi tekat kuat dari orang tua untuk tetap tidak akan memvaksin anaknya. Namun orang tua kelas 6 mera bimbang karena mereka takut nanti dikaitkan dengan kelulusan anknya. Mereka takut anaknya dipersulit saat menerima ijazah dan melanjutkan sekolah menengah. Dengan terpaksa beberapa wli murid menyetjui anaknya divaksin.

2. Pelaksanaan vaksin
Dua hari setelah sosialisasi, tim kesehatan turun ke sekolah melaksankan vaksin pada peserta didik yang orang tuanya setuju anaknya divaksin. Sehari sebelumnya guru mengirim undangan pada orang tua. Berisi  terkait jadwal vaksin dan diharapkan kehadiran orang tua mendampingi anak. Anak juga diingatkan untuk makan dulu sebelum vaksin dan membawa teh manis untuk diminum setelah vaksin.

Rentetan kegiatan yang dilakukan anak vaksin,yaitu:
a. Mengisi data anak sesuai KK pada format skrining pelayanan vaksinasi Covid-19 untuk anak 6 tahun sampai 11 tahun. Ini diisi diruang tunggu oleh orang tua. Orang tua mengisi feriviksi dat identitas eperti nama, NIK, tbggal lahir, alamat, dan menyatakan vaksi yng diberikan pada dosis 1.


b. Di meja 1 (skrining dan vaksinasi), pemeriksaan suhu, tekanan darah, dan data lainnya yang ada pada formulir yang ada hubungannya dengan kesehatan peserta didik. Menjawb pertanyaan yang ada hubungan dengan penyakit yang sedang diderita.

 Apabila setelah dicek, peserta didik kesehatannya aman, maka mereka diarahkan pada tim bagian pemberian vaksin. Mereka akan divaksin pada lengan bagian kanan.

Berbagai tingkah yang dilihatkan anak dan orang tua. Ada peserta didik yang pejam mata karena takut lihat jarum suntik. Di samping itu, ada juga yang tertawa dan happy happy aja saat disuntik. "Alhamdulillah selesai. Terasa digigit semut aja dan tidak sakit sedikitpun," kata salah seorang peserta didik yang belajar di kelas 4.

Ada juga terjadi keributan saat giliran anaknya akan divaksin. Ayahnya menghentikan vaksin. Ayah Faro tidak mengizinkan tapi mamanya tetap mengizinkan karena mencemaskan anaknya belajar daring kalau tidak vaksin. Dia berteriak-teriak dan marah-marah pada wali kelas menyampaikan anaknya tidak boleh vaksin. Dia masuk dengan tidak sopan menyerocos di depan siswa di ruang kelas. Sebelumnya dia sudah marah-marah di depan tim kesehatan.

Wali kelas menstop kemarahan orang tua dengan meminta bicara baik-baik dan bicara di ruang kepala sekolah.
"Bapak, tolong bicara yang baik. Kami guru mengajar dengan bahasa yang baik dan lembut jadi bapak hendaknya juga melakukan hal yang sama. Mari kita bicarakan di ruang kepala sekolah,"ajak salah seorang guru kelas

Bapak itu terdiam dan mengikuti langkah wali murid. Istrinya juga mengikuti. Sesampai di ruangan, bapak itu menyampaikan semua unek-unek yang sudah membara di bathinnya.
"Saya tidak menyetujui anak vaksin, ternyata istri saya tetap menyetujui dan datang ke sekolah mendampingi Faro. Saya tidak mau nanti setelah vaksin anak mengalami hal sama dengan saya. Sejak divaksin, saya menjadi tuli dan hipertensi serta imun saya rendah,"jelas bapak itu dengan kesal.

Wali kelas tetap menanggapi dengan tenang dan menyampaikan kalau pihak sekolah hanya memfasilitasi dan melaksanakan seruan dari dinas jadi kalau bapak tidak setuju kami pun tidak memaksa. Mendengar penjelasan guru, orang tua Faro pulang dan anaknya tidak jadi vaksin.

Ada juga peserta didik yang ditunda vaksin karena tensinya rendah. Jadi, berbagai ddelima terjadi saat vaksin diadakan di sekolah.

c. Meja 2 (Pencatatan dan observasi)

Setelah vaksin, siswa kn diobservasi dulu. Peserta didik menunggu dulu. Tim kesehatan akan memantau pakah da keluhn atu tidak setelah divaksin.

Kemudian, Peserta didik akn diberi sertifikt vaksin pertama. Sebulan setelah itu akan dilaksanakan vksin kedua.

Dari 350 siswa yng ada di salah satu SD Negeri di Kota aolok, hanya 35 orang yang setuju divaksin. Tim kesehatan menanggapi dengan baik karena mereka tidak memaksakan ini. Saat itu,  hadir juga bapak bagian keamanan untuk menjaga keamanan di lokasi vaksin, yaitu Pak Bayu bagian KANTIBMAS.

Di sekolah lain pada sekolah Madrasahada, juga orang tua yang menyampaikan kalau mereka siap mengeluarkan anaknya dari sekolah jika vaksin penentu anak belajar daring. 90% orang tua mendukung pernyataan salah seorang wali murid .

Begitu takutnya orang tua menyetujui anknya divaksin. Merek rela buah hatinya tidak sekolah ketimbang divaksin. Ini semua mereka lakukan dwmi kebaikan anak di masa dwpan. Semoga Allah menjaga anak bangsa Indonesia, khususnya di Kota Solok. Mereka adalah ujung tombak kemajuan bangsa. Aamiin

Solok, 27 Januari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun