Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dilema Vaksinasi Covid-19 di Sekolah Dasar

27 Januari 2022   16:58 Diperbarui: 27 Januari 2022   16:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dopri/ Suasana vaksinasi covid-19 di SD

 Apabila setelah dicek, peserta didik kesehatannya aman, maka mereka diarahkan pada tim bagian pemberian vaksin. Mereka akan divaksin pada lengan bagian kanan.

Berbagai tingkah yang dilihatkan anak dan orang tua. Ada peserta didik yang pejam mata karena takut lihat jarum suntik. Di samping itu, ada juga yang tertawa dan happy happy aja saat disuntik. "Alhamdulillah selesai. Terasa digigit semut aja dan tidak sakit sedikitpun," kata salah seorang peserta didik yang belajar di kelas 4.

Ada juga terjadi keributan saat giliran anaknya akan divaksin. Ayahnya menghentikan vaksin. Ayah Faro tidak mengizinkan tapi mamanya tetap mengizinkan karena mencemaskan anaknya belajar daring kalau tidak vaksin. Dia berteriak-teriak dan marah-marah pada wali kelas menyampaikan anaknya tidak boleh vaksin. Dia masuk dengan tidak sopan menyerocos di depan siswa di ruang kelas. Sebelumnya dia sudah marah-marah di depan tim kesehatan.

Wali kelas menstop kemarahan orang tua dengan meminta bicara baik-baik dan bicara di ruang kepala sekolah.
"Bapak, tolong bicara yang baik. Kami guru mengajar dengan bahasa yang baik dan lembut jadi bapak hendaknya juga melakukan hal yang sama. Mari kita bicarakan di ruang kepala sekolah,"ajak salah seorang guru kelas

Bapak itu terdiam dan mengikuti langkah wali murid. Istrinya juga mengikuti. Sesampai di ruangan, bapak itu menyampaikan semua unek-unek yang sudah membara di bathinnya.
"Saya tidak menyetujui anak vaksin, ternyata istri saya tetap menyetujui dan datang ke sekolah mendampingi Faro. Saya tidak mau nanti setelah vaksin anak mengalami hal sama dengan saya. Sejak divaksin, saya menjadi tuli dan hipertensi serta imun saya rendah,"jelas bapak itu dengan kesal.

Wali kelas tetap menanggapi dengan tenang dan menyampaikan kalau pihak sekolah hanya memfasilitasi dan melaksanakan seruan dari dinas jadi kalau bapak tidak setuju kami pun tidak memaksa. Mendengar penjelasan guru, orang tua Faro pulang dan anaknya tidak jadi vaksin.

Ada juga peserta didik yang ditunda vaksin karena tensinya rendah. Jadi, berbagai ddelima terjadi saat vaksin diadakan di sekolah.

c. Meja 2 (Pencatatan dan observasi)

Setelah vaksin, siswa kn diobservasi dulu. Peserta didik menunggu dulu. Tim kesehatan akan memantau pakah da keluhn atu tidak setelah divaksin.

Kemudian, Peserta didik akn diberi sertifikt vaksin pertama. Sebulan setelah itu akan dilaksanakan vksin kedua.

Dari 350 siswa yng ada di salah satu SD Negeri di Kota aolok, hanya 35 orang yang setuju divaksin. Tim kesehatan menanggapi dengan baik karena mereka tidak memaksakan ini. Saat itu,  hadir juga bapak bagian keamanan untuk menjaga keamanan di lokasi vaksin, yaitu Pak Bayu bagian KANTIBMAS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun