Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

My Mom is Super Hero

22 Desember 2020   23:57 Diperbarui: 23 Desember 2020   00:01 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hero artinya pahlawan. Pahlawan itu adalah orang yang berjasa. Dialah pahlawanku,ibuku.

Ibu tak kenal lelah. Dari kecil aku mengenalnya. Ibuku orang yang sangat tegar dan sabar menjalani kehidupan.

Sejak sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA), sekarang sederajat dengan SMA, Ibu sudah ditinggalkan Mamanya. Nenekku meninggal saat umur 63 tahun tanpa sakit.

Meninggalnya nenek membuat Ibu harus menggantikan posisi seorang ibu untuk 2 orang adik lelakinya karena hanya Ibu perempuan satu-satunya. Setelah tiga tahun meninggalnya nenek, Ibu dinikahkan dengan keponakan kakekku yang juga anak laki-laki semata wayang di keluarganya.

Ibu dibawa merantau ke Jakarta. Di sini mereka menjalani kehidupan dari nol. Ketabahan Ibu kembali diuji. Tinggal di rumah kontrakan yang lokasinya rawan banjir. Ketika hujan lebat, saat itu juga kekhawatiran Ibu muncul. Tidak ada kenyaman tidur dan jauh dari tidur nyenyak, karena takut rumahnya kebanjiran.

Pekerjaan Papa sebagai sebagai buruh pabrik membuat Ibu bersabar dan menerima atas semua yang ada. Hidup berkecukupan di rantau orang dan jauh dari keluarga.

Setelah kelahiran kakak ke duaku, Ibu mendapat berita duka  dri kampung halmn yaitu kakekku meninggal dunia. Tanpa pikir panjang Ibu, Papa, dan dua orang kakakku pulang ke kampung.

Ibu harus menjaga adik-adiknya dan bertanggung jawab menyelesaikan sekolah mereka. Tapi sangat di sayangkan, sesampai di kampung tidak ada pekerjaan selain menggarap harta peninggalan orang tuanya. Ibu harus bertani.

Papa masih bisa bekerja menjaga toko kakaknya yang ada di Kota Padang. Sedangkan Ibu bertani di rumah.

Semuanya serba baru. Dari kecil Ibu tkdak boleh ikut bekerja ke sawah. Anak perempuan satu-satunya di "Rumah Gadang" menjadi kebanggaan orang tua. Dia hanya boleh di rumah. Keterampilan bertani tidak dia peroleh dari orang tuanya.

Bagaimana Ibu harus bertahan hidup?

Dia harus belajar dan bersabar menjalani kenyataan ini. Meskipun ada lahan yang akan digarap, tapi tanpa ilmu dan keterampilan semua tidak akan ada hasilnya.

Semangatnya untuk menyelesaikan sekolah adik-adiknya, menjadi cambuk bagi Ibu untuk belajar dan selalu berusaha. Pertama kali Ibu menanam padi, hanya sekarung padi yang diperoleh. Padahal, sebelumnya hasil panen 10 karung. Padi Ibu habis dimakan tikus.

Saat itu Alllah SWT benar-benar menguji kesabaran Ibu. Apapun yang ditanam, kurang menghasilkan karena caranya belum tepat. Suami yang bekerja tidak menghasilkan uang. Gajinya habis untuk transportasi dan makannya sehari-hari.

Keadaan ini sungguh membuatnya menangis dan hanya bisa mengurut dadanya. Dia hanya bisa menerima takdir tapi harus tetap berusaha. Dia tetap memohon rezeki kepada Sang Pemberi dan Penyayang.

Melahirkan anak ketiga tanpa di dampingi suami. Kampung yang jauh dari Kota Padang Panjang, memaksa Papa untuk menitip Ibu di rumah kakaknya.

Saat akan melahirkan, Kakak Papa mengantarkan ke rumah bidan tanpa didampingi sampai melahirkan. Mereka harus pergi karena ada pekerjaan lain.

Begitu selesai bersalin, di ruang rawat terlihat pasien lain di temani keluarganya, sedangkan Mama hanya sendiri. Pilu yang amat dalam. Kabar ini tidak dapat disampaikan pada keluarga di kampung karena saat itu tidak ada alat komunikasi seperti sekarang.

Alhamdulillah, ibuku pulang ke kampung dengan bantuan bidan yang bermurah hati mencarikan mobil untuk Ibu. Keluarga di kampung kaget, Ibu sudah pulang dengan bayi perempuan yang sangat mungil.

Kelahiran kakak membuat Papa harus tinggalkan pekerjaannya. Otomatis Papa harus belajar bertani. Menggarap sawah dan menjadi petani yang berhasil.

Sampai anak orang tuaku lima orang.  Kakak laki-lakiku dan aku anak paling bontot. Memilki lima orang anak membutuhkan biaya yang cukup banyak. Apalagi saat kami sudah sekolah semua.

Waktuku SD, kakak laki-lakiku satu-satunya kelas enam SD. Kakak pertama kuliah, kakak kedua SMA dan kakak ke 3 SMP.

Inilah hari yang paling berat. Ibuku harus pandai mendidik kami dan mengajarkan ilmu agama kepada kami. Harus bisa memanajemen keuangan dan juga harus kreatif.

Ibu penuhi kebutuhan kami dengan bekerja dari pagi sampai Magrib ke sawah. Setelah itu, mama  mengajar mengaji di MDA selesai sholat Magrib.

Menjadi guru MDA di kampung harus super tabah dan ikhlas. Mengajar yang hanya  mengandalkan pahala dari Allah SWT. Tanpa dikasih jasa. Tak ada gaji yang Ibu terima.

Sampai sekarang, Ibu tetap mengajar MDA. Dia hanya bisa bertahan demi anak bangsa. Demi masa depan akhirat mereka.

Mama memang hebat. Pahlawan tanpa tanda jasa. Surga Allah telah menantimu, Ibu.

Tidak ada yang bisa menandinginya. Pengobanan dan kasih sayangnya tidak akan bisa di balas. Dia telah mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan. Mempertaruhkan waktu dan kesehatannya demi membesarkan anak-anaknya.

Surga di bawah telapak kaki ibu, inilah kata yang sering kita dengar. Diriwayatkan oleh imam Ibnu 'Adi di dalam kitabnya 'Al-Kamil fi Ad-Dhu'afa' Ar-Rijal sebagaimana berikut.

: : : . :

Dari Musa bin Muhammad bin 'Atha', Abu Al-Malih, Maimunah, dari Ibnu 'Abbas r.a., ia berkata,  Rasulullah saw. bersabda, "Surga itu di bawah telapak kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan memasukkannya, dan siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya." Imam Ibnu 'Addi berkata, Musa bin Muhammad Al-Maqdisi itu munkarul hadis.

Begitu mulia ibu di sisi Allah SWT. Kita harus menghormati dan menghargai ibu.

Sembilan bulan sepuluh hari, dia mengandung kita. Selama itu dia membawa beban yang ada di perutnya. Tidur pun tidak terasa nyenyak, berbaring tidak nyaman, dan banyak rasa sakit yang harus dia tanggung demi anaknya.

Mungkinkah kita masih durhaka padanya?

Semua itu dikembalikan pada diri kita masing-masing. Menghormati orang tua memang perintah Allah SWT. Firman Allah dalam surat Al Isra' ayat 23 dan 24, berbunyi:

[: 23-24]

Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan mentaati selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Berdasarkan ayat di atas, sudah sangat jelas bahwa kita harus berbuat baik kepada orang tua. Jangankan membentak orang tua, berkata "ah" saja sangat dilarang oleh Allah SWT.

Caba kita bayangkan, betapa banyak pengorbanan dan kasih sayang ibu kita. Ketika kita tertidur lelap, Ibu masih bekerja membersihkan rumah yang berantakan oleh mainan anak-anaknya. Dia rela bangun lebih awal demi mempersiapkan kebutuhan kita di sebelum beraktivitas.

Ibu rela membanting tulang di bawah teriknya mentari, demi mencari sesuap nasi. Dingin di bawah embun malam demi mengajar anak bangsa untuk akhiratnya yang lebih baik.

Sekarang ibuku sudah mulai tua. Umurnya 67 tahun membuat nikmat Allah perlahan diambil-Nya. Penglihatan ibuku mulai diambil pada mata sebelah kanan. Tangan kiri Ibu  patah dan terkilir karena terjatuh. Kakinya yang mulai sakit jetika berjalan.

Entah sampai kapan kita bisa berbakti pada ibu? Entah sampai kapan kita bisa membalas jasanya?

Tidak akan bisa. Seberapa banyakpun pengorbanan kita baik harta dan jiwa, tidak akan bisa mengganti semua jasa-jasa ibu.

Oleh sebab itu, maka bersikap tawadhu'lah kita kepada ibu, mentaatinya, melayaninya, dan tidak menentangnya kecuali yang bertentangan dengan syariat. Berusahalah kita menjadi anak soleh dan solehah agar kita bisa mendo'akan ibu.

Insya Allah, Fidausnya Allah, surga tertinggi menanti ibuku. Ibu terhebat, tertabah, tersabar dan ibu yang beriman yang selalu mengharap ridhonya Allah yang tidak ada tandingannya dari semua wanita di dunia ini.

I love you mother. My mom is super hero.

Solok, 22 Desember 2020
Petasan 2020, Petasan 2020 Hari 1

Oleh:Vera Syukriana,S.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun