Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

My Mom is Super Hero

22 Desember 2020   23:57 Diperbarui: 23 Desember 2020   00:01 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia harus belajar dan bersabar menjalani kenyataan ini. Meskipun ada lahan yang akan digarap, tapi tanpa ilmu dan keterampilan semua tidak akan ada hasilnya.

Semangatnya untuk menyelesaikan sekolah adik-adiknya, menjadi cambuk bagi Ibu untuk belajar dan selalu berusaha. Pertama kali Ibu menanam padi, hanya sekarung padi yang diperoleh. Padahal, sebelumnya hasil panen 10 karung. Padi Ibu habis dimakan tikus.

Saat itu Alllah SWT benar-benar menguji kesabaran Ibu. Apapun yang ditanam, kurang menghasilkan karena caranya belum tepat. Suami yang bekerja tidak menghasilkan uang. Gajinya habis untuk transportasi dan makannya sehari-hari.

Keadaan ini sungguh membuatnya menangis dan hanya bisa mengurut dadanya. Dia hanya bisa menerima takdir tapi harus tetap berusaha. Dia tetap memohon rezeki kepada Sang Pemberi dan Penyayang.

Melahirkan anak ketiga tanpa di dampingi suami. Kampung yang jauh dari Kota Padang Panjang, memaksa Papa untuk menitip Ibu di rumah kakaknya.

Saat akan melahirkan, Kakak Papa mengantarkan ke rumah bidan tanpa didampingi sampai melahirkan. Mereka harus pergi karena ada pekerjaan lain.

Begitu selesai bersalin, di ruang rawat terlihat pasien lain di temani keluarganya, sedangkan Mama hanya sendiri. Pilu yang amat dalam. Kabar ini tidak dapat disampaikan pada keluarga di kampung karena saat itu tidak ada alat komunikasi seperti sekarang.

Alhamdulillah, ibuku pulang ke kampung dengan bantuan bidan yang bermurah hati mencarikan mobil untuk Ibu. Keluarga di kampung kaget, Ibu sudah pulang dengan bayi perempuan yang sangat mungil.

Kelahiran kakak membuat Papa harus tinggalkan pekerjaannya. Otomatis Papa harus belajar bertani. Menggarap sawah dan menjadi petani yang berhasil.

Sampai anak orang tuaku lima orang.  Kakak laki-lakiku dan aku anak paling bontot. Memilki lima orang anak membutuhkan biaya yang cukup banyak. Apalagi saat kami sudah sekolah semua.

Waktuku SD, kakak laki-lakiku satu-satunya kelas enam SD. Kakak pertama kuliah, kakak kedua SMA dan kakak ke 3 SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun