Mohon tunggu...
Fiksiana

Menyelami Dunia Ubur-Ubur Lembur

22 Februari 2018   18:14 Diperbarui: 22 Februari 2018   18:22 9263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk ubur ubur lembur

Profil Penulis

Raditya Dika, seorang penulis, sutradara, actor, youtuber dan stand-up comedian tersohor di Indonesia ini mengawali karirnya pada tahun 2005 melalui debut pertama tulisannya yang berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh. Radit lahir pada tanggal 28 Desember 1984 di Jakarta. Dia pernah menempuh pendidikannya di Adelaide Australia dan dia adalah seorang alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Tak heran, dengan pendidikan yang sudah dibekalkan kepadanya itu, kini ia bisa menjadi orang yang mapan. Hobi menulis yang sejak dulu dia tekuni, mengantarkannya pada kesuksesannya saat ini.

Dalam bukunya kali ini, Radit kembali mengangkat kisah-kisah yang bernada hal-hal remeh namun sangat berarti baginya. Dia menyuarakan apa yang sebenarnya dia alami dan rasakan, terutama sejak awal karirnya sebagai penulis yang harus mengorbankan kehidupan kantor dan embel-embel karyawan perusahaan untuk mengejar sesuatu yang menurut orang-orang pada umumnya bukanlah hal yang umum untuk di capai. Dia mengejar sesuatu yang masih abstrak dan belum jelas apa yang bisa dia dapatkan dari hal itu. Namun, dia tetap pada pendiriannya, karena dia tau betul bahwa hal itu yang benar-benar dia cintai. Di buku ini, pesan Radit kepada pembaca tentang ketulusan dalam melakukan hal yang kita cintai dan apa yang membuat kita nyaman sangatlah membuka mata pembaca. Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menuju sukses adalah meyakini apa yang menurut kita pikir benar, walaupun banyak orang yang meragukannya. Makna ubur-ubur lembur sendiri adalah sebagai analogi pekerja kantoran yang lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus. Walaupun sudah lembur sampai malam, tapi tak bahagia. Mereka seolah tak menemukan makna sesuatu yang berarti dalam kehidupannya. Sungguh estetik memang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun