Mohon tunggu...
Fiksiana

Menyelami Dunia Ubur-Ubur Lembur

22 Februari 2018   18:14 Diperbarui: 22 Februari 2018   18:22 9263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk ubur ubur lembur

"Naya menatap gue beberapa detik lalu akhirnya buka mulut. 'Gue benci cinta.'

Gue tertawa kecil. Naya memang kadang bisa agak dramatis." (hlm. 20)

Pernyataan Naya saat dia mengatakan bahwa ia benci cinta-lah yang menyebabkan penulis menganggap bahwa Naya adalah orang yang dramatis. Karena penulis tau persis, watak temannya yang satu ini. Bab Mata Ketemu Mata adalah bab dimana Radit bertemu dengan pacar baru sang mantan kekasihnya. Dia mengetahui tentang pacar mantan kekasihnya yang bernama Ben dari hasil stalking hampir semua media sosial Ben. Hasil stalking tersebut seperti yang ada di kutipan berikut.

"... Ben punya perusahaan creative agency sendiri. Biasanya kalau ada brand yang ingin beriklan di media sosial, dia akan mencarikan platform yang sesuai agar brand yang beriklan dapat jangkauan terbaik. Selain itu, Ben suka main drone, senang membaca buku, dan setiap weekend dia habiskan dengan menonton bola bersama teman-temannya." (hlm. 43)

Di dua bab setelahnya, Radit menceritakan tentang teman SD nya yang bernama Raja. Raja merupakan seorang yang amat bringas dan menjadi murid yang paling ditakuti oleh siswa lainnya. Walaupun nampak luar Raja yang tak segarang kenyataannya karena badannya juga tak terlalu besar,  teman-temannya memilih menghindari segala urusan yang berhubungan dengan Raja.

"Satu sekolah takut sama Raja. Setiap kali dia lewat, banyak orang pura-pura nggak melihat. Padahal, penampakannya terlihat keren. Dia anak orang kaya. Kulitnya putih, baju seragamnya kebesaran, sepatu kets, rambutnya dipotong poni ala jamur Kobo-Chan. Dia terlihat kurus, kecil, tapi nyalinya besar. ... Banyak mitos soal dia beredar dimana-mana. Dari mulai 'Si Raja pernah menang berantem lawan lima orang anak sekolah sebelah' sampai ke yang absurd seperti 'Si Raja pernah main jaelagkung, eh, jaelangkungnya malah yang kesurupan.'" (hlm. 61-62)

Bab Dibawah Mendung yang sama, Radit berkisah tentang Kathu. Kathu adalah seorang anak pindahan dari India yang tinggal di samping rumah Radit. Mereka bertemu di bawah rintik hujan saat Kathu berada di luar rumahnya menunggui orang tuanya yang belum pulang ke rumah. Saat itu, Radit masih kelas lima SD. Mereka sempat berpisah karena Kathu yang kembali ke India. Tak lama setelah itu, terdengar kabar abahwa ayah Kathu yang merupakan pemaintabla terkemuka di India menghadap Sang Pencipta. Hal tersebut tentu saja memukul bagi seorang Kathu yang masih berusia 15 tahun. Hingga Kathu bertekad pada saat itu untuk melanjutkan apa yang ayahnya sudah ajarkan kepadanya, khususnya tabla. Dia ingin menjadi pemain tabla terkenal seperti ayahnya dan beberapa tahun setelah itu dia membuktikan bahwa dia dapat meraih mimpi itu. Seiring berjalannya waktu, Radit dan Kathu akhirnya bertemu kembali melalui facebook yang sedang menjadi media sosial yang tengah naik daun saat itu. Namun, mereka tak dapat berhubungan lagi beberapa saat setelah itu karena Radit yang lupa dengan kata sandi akun facebook-nya. Hingga pada suatu ketika, mereka dipertemukan kembali saat Kathu kembali ke Indonesia karena suatu urusan. Sosok Kathu kecil kini sudah berubah menjadi seseorang yang sangat kharismatik. Menurut Radit, Kathu adalah orang yang sangat dewasa juga realistis dalam menjalani hidup.

 "'Aku ingin jadi pemain musik seutuhnya, Dika. Aku jadi guru karena orang India nggak banyak apreasi permainan tabla,' kata Kathu. 'Jadi, aku harus mencari pekerjaan lain. Aku harus kompromi.'" (hlm.98)

Dalam kutipan ini, begitu terlihat jelas bagaimana ketegaran Kathu untuk meninggalkan hal yang sudah dia impikan sejak lama sebagai pemain tabla, tentu saja untuk melanjutkan hidupnya.

Rumah yang Terlewat adalah bab yang menceritakan tentang masa kecilnya yang sempat ia habiskan di Jepang. Disana, ia memiliki keluarga baru dimana keluarga tersebut merupakan sepasang suami istri yang sudah cukup tua dan menganggap ibu Radit sebagai anaknya dan Radit sebagai cucunya. Radit memanggil mereka Oma dan Opa. Seperti pada kutipan berikut ini.

"Ketika datang, mereka suka membawakan gue buku berbahasa Inggris atau mainan. Opa pernah sekali membawakan gue baling-baling bambu, mainan dari serial Doraemon." (hlm.102)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun